Tag

, , ,

Incip Nasi Kecombrang di Kluwih

Kluwih….. Bogor

Aneka persepsi tentang kegiatan makan. Bisa jadi serangkaian aktivitas memasok asupan nutrisi kepada tubuh. Ada kalanya makan juga mencakup kelana rasa dan imajinasi.

Nah ini cerita kecil diajak makan siang Mas Mbak Tengah. Kita ke Bogor yook tuk santap siang. Simbok simbah mah manut saja. Bisa ngumpul suatu anugerah. Panduan gunung biru menjulang megah seolah menuntun kami menuju kota hujan.

Cus lancar menyusuri toll jagorawi, kami memasuki Kawasan Jl Binamarga. Terkenang saat bus bandara DAMRI bermarkas di kawasan ini. Berkembang menjadi Kawasan Pendidikan saat SMAKBO kemudiaan UnPak. Juga menjadi etalase kuliner Bogor.

Ooh simbok simbah diajak nothol di Kluwih yang melabel diri Sunda Authentic. Lah beneran berjajar parade sunda di kawasan ini. Biasaanya kami ngariung di De Leuit si lumbung padi Baduy yang khas Sunda banget.

Jam makan siang pengunjung ramai memenuhi resto 2 lantai dengan konsep tanpa dinding luar ini. Mungkin kalau malam dan cerah kursi di teras atas penuh dengan penikmat kerlip kota Bogor.

Kluwih Sunda

Rasa kepo melongok mana nih si kluwih. Terlihat pokok pohon kluwih yang lumayan tua. Dipangkas di ketinggian tertentu yang kemudian dibalut tanaman rambat menjadi photobooth pengunjung. Dahan berdaun kluwih dibiarkan menjuntai menjadi signature resto.

Menu apa nih yang dijajal. Beradu antara nasi tutug oncom dan nasi kecombrang, dimenangkan dengan pilihan kecombrang. Aroma harum kecombrang menguar, hehe rasa usil mencuat andai beras yang digunakan jenis pulen pastinya lebih oke ya.

Ayam bakakak bakar menjadi pendamping. Mengulik rasa ingin tahu, bekakak adalah hewan potong korban, lafal Sunda menjadi bakakak. Tampilan ayam utuh yang di Jawa Tengah kami sebut ingkung.

Nasi kecombrang…….

Paduan pastinya pepes khas Sunda, tumis teri juga mendoan. Bir plethok simbok pilih untuk pemuas dahaga. Menyilih bajigur yang disruput di tlatah Sunda.

Perut kenyang kami bergeser. Ajakan ngopi cantik di sekitar areal, berjajar rumah ngopi ditampik karena kapasitas ruang tengah alias lambung. Simbok menyesap suasana Binamarga. Selaku pernah tinggal di Bogor sekitar 10 tahun meski tidak beruntun, terasa sekali perkembangan kepadatan kota Bogor.

Tujuan berikutnya adalah Macaroni Panggang kesukaan keluarga Mas Mbarep. Angan terbayang suasana Jl Salak Jl Pangrango yang teduh oleh jajaran Mahoni tua. Rumah tinggal berukuran besar arsitektura khas yang berubah jadi Kawasan bisnis kuliner.

Kastil macaroni…..

Badalah masih di Binamarga, mata tertambat dengan bangunan redbrick model unik, olala berterakan MP penganan yang kami sasar. Baiklah kami singgah. Gerai yang buka baru sekitar 1 bulan, perluasan usaha dari gerai di Salak.

Tatanan bangku bata mungil berjajar di teras, asik nyemil penganan menikmati udara terbuka. Variasa tatanan di dalam tetap mengusung konsep outdoor bangunan ala kastil. Pastinya memanjakan pengunjung yang rajin meloloh lini media sosial.

Menenteng bawaan MP usai nunut ke rest room tampilan jadul-modern, kami kembali menggelinding meninggalkan Bogor. Rasa nasi kecombrang Kluwih terpateri dalam ingatan dan coretan ringan ini. Salam hangat.