Tag
danau air tawar di tengah lautan, Dayang Bunting Marble Geoforest Park, geopark/taman bumi, Langkawi geopark, Senyum Tersungging di Dayang Bunting, Sesar sungkup Kisap
Senyum Tersungging di Dayang Bunting
Postingan geosite (situs geologi) Goa Gong dan Seruling Samudera di Pantai Klayar komponen geoarea Pacitan bagian dari Taman Bumi tingkat Dunia (Global Geopark) Gunung Sewu berdasarkan penetapan UNESCO 2015, mengait keelokan kunjungan ke Dayang Bunting. [Taman Bumi Langkawi ditetapkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO pada tahun 2007 dan direvalidasi setiap empat tahun sekali. Taman Bumi ini terdiri dari tiga gugusan utama yaitu (1) Kilim Karst, dengan keutamaan karst, (2) The Machinchang Cambrian Geoforest Park, dengan keutamaan warisan zaman kambrium, serta (3) Dayang Bunting Marble Geoforest Park, dengan keutamaan batuan marble/marmer. Langkawi sungguh cerdik menjual capaian peringkat global geopark ini dalam iming-iming kemasan wisata yang menggoda]
marble geoforest
Marble geoforest….marble atau marmer adalah batuan gamping yang mengalami perubahan sifat fisik oleh suhu dan tekanan yang tinggi. [gugusan gunung gamping/kapur yang menjelma menjadi marmer dengan harga jual yang tinggi, semisal di Pacitan] Suasana geoforest sungguh terasa, bebukitan muncul dari laut berselimutkan hijauan tumbuhan lebat.
Taman Bumi ini menarik banyak pengunjung dengan penataan prasarana, perbaikan layanan maupun harga tanda masuk yang rasional, turun dari RM 5 ke RM 2. Begitu perahu kecil yang mengantar kami hoping island bersandar ada beberapa pilihan kegiatan. Mau duduk bersantai di tepian P. Dayang Bunting juga ruang informasi bak museum mini, bermain jetski atau lanjut ke Tasik Dayang Bunting.
Sebagai ekosistem geoforest, banyak monyet berlarian di sekitar tempat duduk kita, lompat ke pepohonan, hinggap di kursi. Mari bersahabat dengan alam.
Terpikat ke Tasik Dayang Bunting?
Tidak terlalu jauh koq, berhasil ngomporin peserta tour untuk bersama melongoknya. Jalan setapak tertata rapi, tentunya siap menanjak lanjut menukik menuju tasik alias danau.
Hijau turquoise (hijau pirus) menawan, Tasik Dayang Bunting…suatu fenomena geologi danau air tawar terbesar berada di pulau kecil yang mengapung di lautan asin. Secara geologi danau ini terbentuk dari goa yang ‘amblong’ mengalami penurunan dan terpenuhi oleh air tawar yang ditampung oleh rimba menghijau yang mengitarinya. Apa yang bisa dilakukan di tasik ini, aneka rekreasi air tersedia dari leyeh-leyeh hingga berperahu.
Saatnya kembali ke gisik tepian pantai, kembali perjalanan mendaki dan menurun. Sambil istirahat mengambil nafas mari nikmati warisan geologi ini Sesar Sungkup Kisap. Fenomena ini menunjukkan bahwa bumi tidak pernah statis. Saya sangat mengagumi ketertiban pengunjung, tidak ada vandalism corat-coret, betapa sedihnya bila warisan geologi ini penuh coretan, untuk mengabadikannya cukup klik sebagai catatan keelokan alam.
Dimanapun sama saja, fenomena alam, geologi tak lepas dari kisah dan dongeng legenda. Aneka papan penanda mulai dari legenda Tasik Dayang Bunting, legenda pulau Dayang Bunting, air tasik dipercaya membantu pasangan memperoleh kehamilan, yap air segar dari rahim bumi yang terjaga. Hingga kisah cinta si enggang, senada dengan keagungan enggang kepercayaan masyarakat Kalimantan. Setiap legenda memuat pesan tersirat kesatuan ekosistem bumi, setiap titah sebagai bagian dari bumi terangkai didalamnya dan saling menjaga. Senyum tersungging di Dayang Bunting.
bersapedahan said:
memang indah, tertata rapi dan dirawat secara berkala sehingga nyaman untuk berwisata di sana.
di Indonesia banyak tempat yang tidak kalah menarik dan di ajukan ke UNESCO … tapi sepertinya tidak mudah untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
rynari said:
Sumuhun Kang, cukup banyak persyaratan untuk memenuhi pengakuan UNESCO
Bersyukur, Indonesia telah memiliki dua geopark berstatus UNESCO global geopark.
Pertama Global geopark Batur, Bali dan yang kedua Global Geopark Gunung SEwu yang membentang dari Gunung Kidul-Wonogiri-Pacitan
Semoga kita mampu menjaga amanah besar ini juga untuk kesejahteraan bangsa. Salam
chris13jkt said:
Wah sudah tertata rapi ya Bu?
Semoga penataan komplek Dayang Bunting juga masih memperhitungkan kelestarian lingkungannya ya Bu.
rynari said:
Betul Pak sudah tertata dan di revalidasi.
Harapan yang sama agar warisan geologi di geoforest park ini lestari. Salam
@eviindrawanto said:
Sungguh Elok pemandangan di dayang bunting. Airnya yang berwarna hijau itu menurunkanmeneduhkan perasaan. Tempatnya terawat baik ya Mbak Prih. Wisatawannya juga sudah santun santun dan tentu saja tidak akan mencoret-coret tempat seindah ini
rynari said:
Warna hijau menularkan keteduhan ya Uni Evi. Belajar santun baik sebagai pengelola maupun pengunjung. Kita pasti bisa dengan kerja keras. Salam hijau
Wadiyo said:
foto warisan geologinya bagus banget.
kebanyakan dari warisan geologi kok unik ya, apakah memang seperti itu ya?
thank dan salam kenal
rynari said:
Selalu ada proses geologi yang unik dari hamparan, yang ini adalah patahan dan penumpukan sehingga ada lapisan batuan yang tertindih dan membentuk guratan tajam.
Terima kasih, salam kenal juga.
niksukacita said:
Itu Danau kok menggoda saya banget yak, hik pengen nyebur..
rynari said:
Penggemar air selalu kepengin nyebur ke air ya, yook nyebur barengan…
niksukacita said:
Yuukkkkkkkk😍😍😍
alrisblog said:
Enggang punya nama sama dengan burung di kampung saya, 🙂
Alam kita juga bagus. Banyak yang seperti ini, cuma tak dikelola secara baik.
rynari said:
Sepakat sekali Uda. Alam kita daerah tropis yang luar biasa. Dengan pengelolaan yang bagus kita pasti mampu, dimulai dengan setiap kita sebagai penikmat atau peran apapun yang sedang dijalani. Amin
Emaknya Benjamin br. Silaen said:
Dayang Bunting klo lihat2 foto2nya sangat indah ya bu, saya bakalan betah disana, namun untuk naik tangga akan saya hindari lebih suka duduk di tepi danau menghirup udara segar dan memandangi kehijau hijau pirus 🙂 .
rynari said:
Stop naik turun tangga dulu Jeng Nella, di trimester pertama. Santai di tepian pantai Dayang Bunting menghirup udara segar membilas paru-paru sangat nyaman.
Budiman Firdaus said:
bookmarks dulu mbak, siapa tahu nanti nyasar ke sana..
rynari said:
Mari dinikmati jelajah sekitar tinggal kita dulu ya Ajo Budi, keelokannya sangat khas juga
Budiman Firdaus said:
Benar mbak. Dulu saya pernah posting “traveler durhaka”, dimana kita hanya sering mengunjungi daerah lain. Padahal di daerah kita banyak tempat wisata yang menarik..
rynari said:
Kami punya wisata khas yaitu blusukan USA (Ungaran, Salatiga, Ambarawa) daerah seputar tempat tinggal yang tak pernah habis di blusuki. Salam
Avant Garde said:
dayang bunting, nama yang unik dipadu dengan alam yang asri tertata rapi dan bersih khas negeri jiran 🙂
rynari said:
Nah, saya merindu ke geopark Merangin di wilayah Mas Isna. semoga suatu saat bisa singgah. Salam
Avant Garde said:
Aminnnnn…. ditunggu bu Prih 🙂
adelinatampubolon said:
Jarak kita dengan mereka nga terlalu jauh, tapi lihat penataan dan pengelolahannya bisa sebagus dan semenarik ini yach bu. Pemandangan nya indah, sambil istirahat dibawah naungan pohon di pinggir Tasik Dayang Bunting gitu pasti menyenangkan sekali Bu.
rynari said:
Materi alamnya tidak berbeda jauh, Lina. dengan semangat pembaharuan pelayanan, penataan kita pasti bisa, semangat Dora nih.