Tag

, , , , ,

Tumpengan

Mengawali tahun 2016 komunitas kebun menandainya dengan potong tumpeng. Tumpeng…yak rasanya semua orang mengenal tumpeng, nasi kuning maupun putih (kadang dimodifikasi dengan jenis pangan yang lain) berbentuk kerucut laksana gunung dengan aneka asesoris dari jejanganan alias aneka sayuran, lauk hingga ingkung panggang ayam wutuh. Acara potong tumpeng menjadi penanda aneka peristiwa. Sesepuh kebun memaknai tumpeng melalui kerata basa (asal-usul kata) dengan tiga penjelasan menarik berikut ini.

1. Tumpeng adalah tumapaking penguripan (awal kehidupan). Betapa tumpeng sebagai simbol awal kehidupan semisal kelahiran, ulang tahun (awal kehidupan di usia baru yang diperingati), peresmian bangunan sebagai awal kehidupan fungsi bangunan dan kiprah pengelolanya. Awal kehidupan merujuk pada sebuah proses yang bisa sederhana hingga kompleks, dinamika kehidupan yang bakal menyertainya. Awal kehidupan juga wujud pengakuan bahwa akan tiba akhir dari fungsi dan kehidupan yang hanya bisa diperpanjang ataupun dihentikan oleh Sang Sumber Hidup. Awal kehidupanpun juga mejadi pengingat bahwa semua ada batasnya, mencoba memberi makna pada bukan pada lamanya masa namun bagaimana masa itu bermakna.

2. Tumpeng merujuk pada tumuju mring dalan kang lempeng (menuju jalan yang lurus). Mari diurai pemaknaan jalan yang lurus…

3. Tumpeng mengacu pada tumuju mring Pengeran (Menuju kepada Sang Khalik) Titah yang diciptakan segambar dengan Sang Khalik diperlengkapi dengan akal budi serta kemauan bebas untuk bertindak. Keputusan untuk berlaku menuju kepada Sang Khalik ataupun nalisir/menyimpang dari Sang Khalik adalah keunikan individu. Hanya dengan penyerahan diri pada anugerah pimpinanNya, titah dimampukan tetap berkiblat kepada Sang Khalik.

Weladalah ternyata dari simbol tumpeng nyamleng/lezat yang sering kita temui dalam aneka peristiwa tersimpan mutiara makna yang berharga ya. Nah sahabat, kapan mengadakan acara tumpengan? Undang kami yah, kita kepung/makan bersama. Salam