Tag

,

Renda Daun Pisang

renda daun pisang

renda daun pisang

Angin kencang pengiring hujan lebat beberapa waktu lalu meninggalkan penanda pada rumpun pisang di pojok kebun. Beberapa pelepah daun pisang tetap tegar menempel pada pangkalnya hanya dengan tampilan yang sedikit beda yaitu terkoyak-koyak pada lembarannya, pating sluwir menurut istilah kebun. Pelepah tersebut tidak akan laku untuk dijual sebagai daun pembungkus, namun penggarap kebun tetap mempertahankan keberadaannya dan terbukti tetap menopang tandan panjang pisang yang dihasilkannya. Menyimak ‘perjalanan’ pelepah daun pisang sangat menarik…..

Pelepah daun muda, bermula dari kuncup yang tegak menatap langit, helaian daun sangat muda dengan warna hijau kekuningan atau lazim disebut hijau pupus membungkus tulang daun. Helaian ini sangat cantik saat membungkus kue nagasari, kue pais pisang.

Pelepah daun dewasa, arah pelepah mulai membentuk sudut terhadap pokok pisang, lembar daun mulai membuka hingga membuka sempurna dengan warna hijau kemilau. Pelepah ini menjadi sahabat bagi pejalan yang kehujanan, kala dulu orang terbiasa bertudungkan pelepah daun pisang, lapisan lilin dipermukaannya menjadikan daun tidak tembus air. Penggunaan lembar daun di fase ini paling banyak, mari tengok tampilan menggoda lontong, lemper, bothok dll, semua berkainkan lembar daun pisang dewasa.

Pelepah menua, ditandai dengan arah pelepah mulai merunduk, warna daun mulai menguning. Bila diperhatikan tempe bungkus daun pisang kebanyakan menggunakan daun pada fase ini, kadang hanya daun pisang namun lebih sering kertas berpelapis dalam daun pisang menguning ini.

Pelepah mengering, saat itu pelepah telah mengarah ke bumi, warna helaian daun mulai mencoklat. Kami biasa menyebutnya daun klaras dan mengait pada dongeng Cindelaras dengan lagu:
Kukuruyuuuk, aku jagone Cindelaras. Omahe tengah alas, payone godong klaras
[Kukuruyuuuk, aku ayam jago Cindelaras, rumahnya di tengah hutan, beratapkan daun pisang kering]
Daun klaras ini pun dipergunakan sebagai pembungkus kue lompong khas Purworejo. Sisa pelepah kering yang dibenamkan ke dalam tanah menambah kesuburan tanah terutama unsur kaliumnya.

Sangat menarik bahwa setiap fase pertumbuhannya, pelepah daun pisang ini memiliki kegunaan yang khas. Kembali pada tampilan daun pisang yang terkoyak angin…… Pelepah panjang yang ditopang kekuatan tunggal pada tulang daun utama bersifat sangat lentur menghadapi angin. Pelepah ini tidak kaku melawan angin namun mengikuti arah hempasan angin seraya ditopang kuat oleh kumpulan gedebog pembungkus batang pisang. Saat angin mereda, hanya beberapa pelepah pisang yang patah, yang lain masih tetap tegak meski tampilannya compang camping.

Dan mengapa penggarap kebun masih tetap mempertahankannya meski tampilannya tak lagi elok? Fungsi hakiki daun adalah sebagai organ pengolah sari bumi yang diserap oleh akar dipadu dengan tenaga surya yang berlimpah. Selama daun masih mampu menjalankan tugas utamanya ini, daun tidak kehilangan jati dirinya meski tampilan fisiknya tak lagi menawan. Hakekat ini yang ditangkap dengan apik oleh penggarap kebun sehingga mengapa dari daun yang seolah compang-camping tetap mampu menghasilkan tandan pisang yang menggiurkan. Kini setiap melihat pelepah daun pisang yang terkoyak, pating sluwir nampak di mata saya bagaikan renda daun pisang yang mempesona. Belajar dari daun pisang, menjadi berarti melalui memberi diri di setiap kondisi. Salam kebun.