Tag
fenomena geologi, Gunung Batur gunung api purba di Gunungkidul, Gunungsewu Geopark, Pantai Wediombo, Pesona Laguna Wediombo, pseudokarst (karst semu)
Pesona Laguna Wediombo
“Kami Bala Dhupakan alias Boldhu akan ke Pantai Wediombo dan Siung. Apakah mbakyu ngersakke nindaki?”
“Ikut…daftaarr”
Demikian nukilan WA yang mengawali perjalanan ke Pantai Wediombo. Lokasi ini menjadi salah satu impian blusukan. Perpaduan lava endapan dari erupsi gunung Batur, gunung api purba di Gunungkidul dengan karang pengangkatan dasar laut. Salah satu situs geologi (geosite) andalan di geoarea Gunungkidul bagian dari Taman Bumi Dunia versi UNESCO, Gunungsewu. [Bersyukur Indonesia memiliki 2 Taman Bumi tingkat dunia yaitu Gunung Batur Geopark, Bali dan Gunungsewu Geopark yang membentang dari Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri hingga Pacitan]
Setelah menempuh perjalanan panjang dari Salatiga, diiringi dengan derai hujan dan suguhan panorama cantik sepanjang jalan berbonus gugusan gunung yang menghijau di bulan Desember, kami sampai di pelataran parkir. Wah dari tempat parkir yang sama pengunjung dapat menikmati pantai Wediombo, pantai Jungwok maupun pantai Greweng. Mari kita turun…yak turun karena lokasi parkir tidak di garis pantai namun posisi di atas. [bila malas berjalan tersedia ojek dengan tariff 5K, belum sempat duduk dengan pas eh sudah sampai, sehingga lebih pas untuk posisi saat kembali naik ke parkiran. Bila beruntung dengan kunjungan bukan di hari libur bahkan dapat parkir persis di atas tangga]
Mari kita indahkan seruan peduli kawasan konservasi perairan Wediombo ya, dimohon untuk tidak membawa pulang pasir dan terumbu karang, biar keelokan pantai ini lestari hingga cucu cicit kita. Saat bertanya kepada petugas, dimana posisi laguna. Beliau sangat mewanti-wanti karena lokasi berbahaya. Berdasarkan pantauan lokasinya di arah Barat Daya titik masuk di belakang Dander Fishing Zone. Nah dari spot papan nama pantai Wediombo, sebagian lansekap pantai terlihat sekalian memindai posisi laguna dan kondisi laut terlihat surut, semoga dapat mencapainya..
Saatnya menuruni puluhan anak tangga. Tersedia Joglo Wediombo cottage and resto, aneka informasi surfing dan snorkeling. Wediombo menjadi jujugan bagi para pecinta olah raga dan penikmat air surfing, snorkeling maupun rock fishing. Saatnya menyimak fenomena geologi Pantai Siung-Wediombo.
“Di daerah yang relatif sempit di pantai Selatan Gunung Sewu ini terdapat fenomena geologi yang sangat menarik. Bentang alam pantai landai berpasir putih dipengaruhi oleh jenis batuan dan struktur geologi (sesar, kekar). Segmen pantai bagian Timur (Wediombo) ditempati oleh batuan gunungapi (breksi gunungapi, lava setempat retas, andesit) dan terobosan mikrodiorit yang berumur sekitar 40 juta tahun. Segmen bagian Barat (Siung) disusun oleh batu gamping formasi Wonosari. Sentuhan stratigrafi antara baguan gunungapi dan batuan gamping yang umurnya berbeda jauhserta fenomena pensesaran dan pengangkatan aktif dapat diamati dengan baik”
Mengingat saya awam geologi, mari menyusuri pantainya saja. Pk 10.20an kami menjejak pantai, penuh pengunjung. Bagian pasir pantai landai dan perairannya laksana ‘bejana dawet’, menengok ke sisi kanan terlihat bebatuan dengan tampilan menjulang penuh dengan para penikmat foto memfoto aneka gaya.
pasir-putih-halus-berlatar-batu-lava-volkanik-bergurat
Berbekal ajian iming-iming laguna yang tidak terdapat di setiap pantai, 3 bapak sahabat kebun berkenan bergabung. [Salah satu beliau adalah pelatih renang, yang lain adalah Menwa dizamannya dan yang ketiga tangkas olahraga] Antisipasi keamanan dan rasa aman mengingat pesan petugas pantai, mari melangkah ke kiri.
Hamparan pasir putih lembut berlatar bebatuan asal gunung api menjadi ornamen lansekap pantai yang cantik. Berkali para sahabat berdecak, lansekap yang khas. Pantai yang menghadap ke Barat, pastinya akan menyuguhkan panorama cantik saat bola mentari turun ke peraduan, sehingga pantai Wediombo ini menjadi incaran pemburu sunset.
Pantai Wediombo secara harafiah, wedi (bhs Jawa) berarti pasir dan ombo (bhs Jawa) luas, dengan arti gabungan pantai berpasir luas. Senyatanya hamparan pasir tidak seluas pantai Parangtritis ataupun Samas. Ada kemiripan bunyi dengan wediombo yang serasa takut ombak terutama pengingat berhati-hati saat pasang bila hendak ke laguna. Daya pikat pantai ini adalah komposisi batuan elemen lansekapnya serta keberadaan laguna.
Saatnya melewati pengunjung yang sedang santai hamocking dengan cara menggantungkannya di dahan yang merimbun, ada pohon nyamplung penghasil biodiesel maupun waru pantai
Memasuki bagian pantai yang relatif lebih sepi pengunjung. Pantai pasir putih berpadu pasir hitam halus, juga diseling pasir kasar plus pecahan karang, mengingatkan perlunya beralas kaki agar tidak terluka
Lempengan endapan lava bergurat membentuk mozaik alami nan cantik. Pada beberapa bagian terlihat gundukan pseudokarst (karst semu) karena lapisan luarnya terlihat seperti karang namun bagian inti dalam adalah batuan volkanik
Sungguh bersyukur pantai surut sehingga kami bisa melintas ke bagian tanjung berupa tebing yang menjorok. [saya pribadi berjalan dengan tetap merapat di bagian kiri yang dekat tebing tumbuhan dan menjauh dari deburan ombak yang sesekali menyambar] Sekaligus terkagum-kagum dengan keberanian beberapa pemancing yang tegak di curamnya tebing yang akrab dengan sapuan ombak
Dihadapan kami inilah laguna Wediombo…. “laguna, sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya” Terbentuk semacam kolam alami berdindingkan tebing, di Wediombo dinding tebingnya khas. Serasa salah personil ataupun tempat, karena hanya kami berempat pengunjung dewasa eh menua diantara beberapa pengunjung remaja dan muda yang sedang berendam di kolam alami mewah dengan sesekali guyuran ombak melampaui tebingnya. Kemewahan sekelas jacuzzi alam.
Tidak sangat banyak yang mengetahui keberadaan laguna keistimewaan pantai Wediombo ini. Berharap setiap pengunjung tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungannya, serta mengindahkan keselamatan. Pada kondisi pasang ketinggian air di laguna hampir sejajar dengan samudra Indonesia, hingga dikhawatirkan terseret ke laut bebas. Hayo saatnya kembali, sesekali saya menoleh ke belakang mematerikan keelokan laguna yang tidak dapat dijumpai di setiap blusukan pantai.
Menapaki jalur kembali sungguh terhibur dengan kolam-kolam mini berupa ceruk kecil dengan aneka ikan hiasnya. Bagaimana dengan sisi kanan dari pintu masuk pantai? Dengan semakin padatnya pengunjung pun mulai penatnya kaki, blusukan dihentikan sementara. Cukup dengan menikmati pesona laguna, sehngga ada alasan lain kali berkunjung kembali.
[Postingan ini memenuhi pesanan Mas dan Mbak Mbarep yang beberapa waktu mendatang akan dolan, semoga sajiannya menggoda. Kalau terlalu detail nanti tidak terasa kejutannya]
Waah…cantiik… Hm, hari Senin bsk mo ke Jogja…mudah2an bisa mampir sini aah.. maturnuwun rekomendasinya, bu Prih…
Mangga Jeng, Sugeng jalan-jalan bersama ke alam… Refreshing total.
3 Tahun tinggal di Ygy kok aku belum pernah kesini yaaa…Laguna Wediombo cakep banget walau kelihatan karangnya licin ya
Ooh Jeng Dewi pernah tugas/tinggal di Yogya ya. Kini hampir setiap sudut pantai di DIY membuka diri Jeng, selalu ada pantai ‘baru’ yang diperkenalkan.
Wah udah banyak banget perkembangannya ya mbak, dulu terakhir kesini masih lumayan sepi, belum ada cottage restonya juga. Silahkan berkunjung mbak https://dwijayantiw.wordpress.com/
Wediombo sedang berbenah ya, semoga tetap lestari dengan banyaknya pengunjung. Terimakasih sdh berkunjung
Lho, Taman Geologi Gunungsewu itu ternyata sampai wilayah Yogyakarta juga. Saya pikir hanya masuk Pacitan saja. Memang tak salah ditetapkan di level dunia, sebab kekayaan alam, budaya, dan manusianya begitu sarat. Pantainya keren, cuma saya juga pasti akan berusaha cari teman kalau mau ke daerah laguna. Meskipun ternyata lagunanya banyak pengunjungnya… jujur saya nggak nyangka. Pas baca, saya pikir lagunanya ada di wilayah yang agak sulit dan sepi. Eh ternyata banyak anak-anak mandi, haha.
Betul meliputi geoarea Pacitan, geoarea Wonogiri dan Geoarea Gunungkidul. Diversitas geologi, biologi dan budaya yg mendukung.
Pernah ke sana beberapa tahun lalu. Meski ombaknya cukup besar, asal hati-hati masih aman kok. Pasirnya yang panjang seru untuk bikin istana pasir.
Betul mbak, selama masih mengikuti rambu-rambu keamanan ya, Wediombo elok alami
surga buat pecinta geologi ini ya mbak..
agak neri membayangkan berenang di laguna,tau2 laut pasang hiii ..jadi bergidik..
mbak keren banget sih ..Jawa Tengah ini punya banyak spot2 menarik yang nggak ada habisnya, jadi jalan2 terus
Iya mbak geosite andalan dari geopark Gunungsewu.
Sama mbak, saya bersyukur melihat ooh ini ya laguna, tak berani berlama-lama
Hehe setiap daerah sekitar tempat tinggal kita memiliki spot2 menarik ya. Salam
aahh… boleh dicoba ini. 😀 semoga ada kesempatan.
tulisan dan gambarnya menggodaaaaa sekali.
Silakan mbak Tutus, Wediombo setia menanti kunjungan ya. Salam
serasa ada kolam private alami yach bu. Menemukan tempat seperti ini sangat menyenangkan.
Yup Lina, selalu ada keelokan alami yang khas setiap tempat ya. Semangat blusukan
Semoga sajiannya betul-betul bisa membuat Mas dan Mbak Mbarep tergoda; tapi yang jelas aku sih sudah sangat tergoda nih Bu 😀
Terima kasih Pak, menunggu sajian senja di Wediombo oleh-oleh Pictures and Notes.
Anak-anak juga semakin mantep menjajal Pantai Wediombo dan sekitarnya, hehe
Wediombo cakep pisan euy.
Namanya menyiratkan ketakutan akan ombak besar, tapi pesona yang diberikan sungguh menakjubkan. Bercita-cita bisa kesini.
Terima kasih Uda, saya tambahkan arti nama Pantai Wediombo di postingan. Benar Uda, pesonanya menakjubkan, semoga pada saat yang tepat terwujud menikmati Wediombo dengan segala keistimewaannya. Salam