Senyap dan Sesak Silih Berganti

Sahabat RyNaRi yang budiman, selamat jumpa kembali. Terima kasih tetap berkenan hadir meski blog sering kosong artikel baru. Nah ini suguhan ringan seputar perjalanan. Senyap dan Sesak Silih Berganti.
Paradigma perjalanan selama masa adaptasi pandemi COVID-19 mengalami perubahan. Jelang akhir Januari 21, dijemput Mas mbak Tengah ngulon menyusuri toll yang mulus. Hanya 7 jam sudah dengan ngaso di rest area kami nyampai tujuan.
Semakin nyaman memperpanjang masa tilik anak cucu. Jadwal macul tetap dapat dilakukan secara daring. Lebih 3 mingguan bercengkerama, saatnya balik ke susuh induk.
Saat senyap
Merancang jadwal balik, berkali melongok jadwal penerbangan “penghubung kota alias CL” dari Halim ke Semarang tak bersua. Ditata jadwal tuk diantar Mas Tengah, eh jalur toll ruas Cipali ambles. Kembali ke opsi penerbangan, ooh ternyata bang CL tidak lagi beroperasi dari Halim, mari tata dari Soeta.
Mempersiapkan bekal rapid tes antigen, melewati hulu kali Sunter yang penuh menggelegak selama hujan deras berhari-hari. Indikasi banjir nih di daerah kota. Pantauan toll menuju bandara macet terendam banjir.
Meski jadwal penerbangan sore, mas Tengah mengambil langkah antar emaknya tengah hari. Cuss lancar jaya, hasil penyedotan air banjir ruas toll dengan pompa. Sangat gasik tiba di terminal 3 Soeta. Lebih baik menunggu.

Emplasemen sangat terasa lengang senyap. Memasuki gerbang bangunan suasana senyap tetap terasa. Yook validasi dokumen rapid test, tanpa antrian loh. Lanjut ke area check in mandiri dan drop bagasi yang juga terasa kosong. Sejenak menikmati area publik ini senyampang sangat mungkin jaga jarak.


Saatnya menuju area pemberangkatan. Semua lancar tanpa antrian. Menuju gerbang keberangkatan yang nyaris di ujung bangunan terdapat 3 alternatif: mau naik bus sila turun ke lantai ground, naik mobil golf atau jalan kaki.

Mengingat waktu masih sangat cukup dan suasana bandara yang lengang, saya memilih berjalan kaki sangat santai. Anggap saja olah raga. Menatap begitu banyak kedai yang masih tutup, penanda geliat yang belum cukup. Diselingi pijak santai travelator dengan penanda jaga jarak.


Kesenyapan merambah kepada suasana dalam pesawat. Alokasi jumlah penumpang masih menungkinkan penataan kursi dengan jaga jarak. Hanya no kursi A, C, D dan F yang diisi. Yuup rangkaian senyap pada medio Februari 2021.

Total perjalanan dari susuh anak ke susuh induk 7 jam. Aha sama nih dengan perjalanan darat naik mobil, seloroh anak-anak.
Saat sesak menyilih
Salah satu sisi bekerja dari rumah, keluarga mas Mbarep dapat menjajal bekerja dari susuh para induknya. Serasa mudik sangat awal di bulan Mei. Mereka kembali nglembara ngulon usai masa pembatasan, nah emaknya ngikut sekalian.
Pengulangan cerita masa kembali ke susuh induk dengan pembeda suasana. Kembali mengikuti penerbangan CL dari Soeta ke Semarang. Menapaki emplasemen terminal 3 Soeta terlihat suasana cukup ramai. Pembeda suasana adalah penanda momen Id Mubarak di areal ini.
Begitupun area validasi dokumen rapid test. Wow 4 baris dengan antrean yang lumayan panjang. Begitupun kawasan check in dan drop bagasi. Menduga penuhnya kawasan ruang tunggu, memilih menggunakan waktu tunggu di ruang publik.
Pilihannya masuk ke kedai yang nyaman memungkinkan jaga jarak. Secara pribadi mengenakan masker rangkap. Menyadari sebagai lansia menerapkan prokes dan tetap berkewajiban menjaga kesehatan bersama. Pilihan utamanya adalah membatasi bepergian.
Jelang boarding, lanjut ke area keberangkatan. Melihat suasana ramai, memilih menumpang mobil golf menuju gerbang keberangkatan. Alamak….. penuh sekali penumpang di ruang tunggu. Saat celingukan mencari kursi kosong, panggilan boarding terdengar.
Suasana sesak berlanjut ke dalam pesawat. Masa puncak bepergian, semua kursi penumpang terisi. Geliat ekonomi transportasi dan prokes kesehatan saling bersinergi. Mari setiap penumpang maupun pengelola transportasi saling bekerjasama. Masing-masing mengerjakan bagiannya untuk menjaga kesehatan semesta.
Pengulangan total waktu yang digunakan dari susuh ke susuh selama 7 jam. Setara dengan perjalanan darat mobil via toll. Menjadi dasar pilihan selama waktu yang menjadi dasar pijakannya.
Senyap dan Sesak Silih Berganti
Sekelumit kisah senyap dan sesak silih berganti dengan teladan keseharian menumpang transportasi umum penerbangan. Kondisi ini juga berlaku untuk seluruh aspek keseharian. Senyap dan sesak silih berganti. Setiap pelintasnya memasang mode adaptasi agar dapat menikmatinya dengan damai tanpa mengeluh apalagi menggerutu.
Senyap dan sesak berpasangan. Senyap terasa apabila menghayati sesak, begitupun sebaliknya. Keseimbangan yang menempa jiwa. Syukur dalam senyap pun sesak. Salam sehat selalu.
Betul, pilihan utamanya adalah menghindari bepergian ya bu. Sehat selalu bu Prih sekeluarga 😘
Sepakat Jeng Lis. Aloo selamat berlibur usai kenaikan kelas ya duo R kebanggaan Mama Papa. Sehat selalu ya Jeng.
Lama ga ke bandara dan mengudara sudah lupa caranya terbang heheh
berasa naik pesawat carteran ya bu kalo lagi sepi gitu? sepi sekali dan rapi itu..
Yuup Jeng, sebisa mungkin hindari perjalanan dulu. Saat sepi serasa carter pesawat sambil mengingat sekian personil yang kehilangan pekerjaan ya Jeng.
Moga kondisi segera membaik dan kita adaptasi ya.
Salam sehat