Tag
ketatawian alam, N. gymmnamphora kantong semar berleher, rantai dan jejaring makanan, Tumbuhan kantong semar, tumbuhan kendi setan
Nepenthes si Kantong Semar
Mengitari lahan di Soropadan Expo (Maret 2013) kami melongok ke Kebun Bibit Tanaman Kehutanan. Lokasi yang teduh berpayungkan pohon ketapang menghantar kami ke rumah kaca mini. Luar biasa dari pot gantung kami menikmati tumbuhan kantong semar yang tumbuh subur dengan ‘kantong’ yang lebat. Tumbuhan kantong semar yang biasanya hidup di hutan ini sengaja ditumbuhkan sebagai sarana edukasi bagi pengunjung.
Kantong semar termasuk genus Nepenthes yang disebut sebagai tropical pitcher plant yang meliputi ratusan spesies maupun hibridanya. Keunikannya terletak pada sulur di ujung daun yang mengalami modifikasi membentuk kantong yang berfungsi sebagai perangkap mangsanya. Tumbuhan ini termasuk karnifora. Kalau pada umumnya hewan memakan tumbuhan semisal sapi dan kambing, lah ini kebalikannya tumbuhan yang ‘memangsa’ hewan. Habitat alaminya adalah hutan tropis.
Pengingat bahwa setiap individu diciptakan unik. Bagian tubuhnya diselaraskan dengan daya bertahan di lingkungan sekitarnya. Keterikatan antar ciptaan membentuk rantai maupun jejaring makanan alias food web mekanisme pengontrol keseimbangan populasi antar jenis. Ketatawian alam yang dirancang sempurna.
Melihat bentuknya Nepenthes yang kami jumpai di Soropadan ini adalah N. gymmnamphora yang lazim ditemui di P. Jawa dan Sumatera. Gymnos bermakna berleher dan amphoreus adalah kantong, sehingga nepenthes di Indonesia dijuluki kantong semar berleher. Dalam kantong terdapat madu yang memikat serangga dan bibir kantong yang licin membuat mangsa terpeleset dan terperangkap. Nama daerah ‘kendi setan’ mungkin berkaitan dengan kantong perangkap ini.
Keunikan bentuknya menjadikan tumbuhan ini cukup banyak diburu untuk dijadikan koleksi dan dipindahkan dari habitat alaminya sehingga dikhawatirkan mengurangi populasinya. Konversi hutan menjadi non hutan juga berpotensi mempercepat penurunan ragam. Perlindungan melalui pengaturan skala kelangkaan kategori IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan WCMC (World Conservation Monitoring Centre) diharapkan meningkatkan kesadaran bersama.
Salah seorang sahabat kebun bercerita bagaimana beliau dan tim melakukan pendataan keberadaan kantong semar di G. Telomoyo. Populasi di sepanjang jalur pendakian sangat rendah. Dilakukan penandaan dengan harapan seiring waktu keberadaan kantong semar di lokasi tersebut masih tetap. Yook menikmati dan mengagumi tumbuhan unik ini tanpa harus mengusiknya dari habitat alami.
[Postingan yang sangat terlambat memenuhi rasa penasaran sahabat kecil, mitra perjalanan menikmati eksotisitas Telomoyo yang sepanjang perjalanan turun sibuk membolak-balik semak dengan ujung tongkatnya karena kepengin melihat kantong semar di habitat alaminya]
Di Collector’s Corner juga dijual berbagai jenis tanaman karnifora, termasuk Nepenthes, Sarracenia dsb yang saya tidak ingat namanya. Tapi saya tak pernah beli, karena selain mahal juga di rumah tak ada tempat. Paling menarik memang si kantong semar.
Biar mereka tumbuh alami di habitatnya saja. Kita menikmati dari aneka pameran saja hehe
Aku baru lihat ini tanaman 😀
Biasanya tumbuh di habitat alami hutan lereng gunung.
Sempet ketularaan pengen pelihara si kantong semar di rumah, ternyata susah juga. Cuma bertahan beberapa bulan lalu mati. Memang seharusnya dibiarkan di habitat aslinya ya Bu . .
Lingkungan tumbuh dan ketersediaan pakan binatang kecil lebih terjamin di habitat alaminya ya Pak.
tanaman yang eksotia nih mba,
saya pengen punya tanaman kantong semar ini, ada yg jual sih, terutama pada saat pameran, meskipun harganya lumayan mahal. tapi khawatir… bisa bertahan tidak ya kalau berada dalam lingkungan rumah.
Kalau melihat pertumbuhan di rumah kaca Soropadan mestinya bisa bertahan di lingkungan rumahan ya. Minimal Nepenthes memerangkap semut dan nyamuk. Ataukah sesekali diumpan ‘pakan’. Salam
Tanaman yang ada di buku pelajaran Fauzan nih. Dia bingung, kok ada tanaman yg bisa makan binatang 😀
Pintarnya Aa Fauzan. Lah makannya gimana? Semoga kantong semar di lereng gunung dekat Parongpong masih banyak jumlah dan ragamnya.