Jamuran dan jeJamuran
Jamuran dalam kenangan
Saat membicarakan jamur ingatan saya terlontar ke masa kecil, Bapak pada hari libur mengajak kami berjalan-jalan ke sawah ataupun kebun tetangga dan mengenalkan aneka jenis jamur, mana yang sangat beracun dan mana yang bisa/aman dikonsumsi. Materi pelajarannya sendiri banyak yang terlupakan, hanya satu jenis jamur yang terekam kuat dalam ingatan adalah jenis jamur barat, berwarna putih bersih berukuran cukup besar dan menyenangkan saat diijinkan mencabutnya dari tanah secara pelan-pelan agar tidak putus. Bagian berikutnya adalah kreativitas ibu mengolahnya menjadi rempah jamur gurih dengan campuran kelapa parut.
Jamuran lainnya adalah tembang dolanan yang kami mainkan secara berkelompok, membentuk lingkaran dengan saling bergandengan mengepung satu teman yang dadi/jadi. Sebuah permainan yang memadukan rasa keindahan berlagu dan kekompakan. Berikut liriknya
Jamuran… jamuran…ya ge ge thok…
jamur apa ya ge ge thok…
Jamur payung, ngrembuyung kaya lembayung,
sira badhe jamur apa?
jeJamuran Resto
Bahan jamur dalam menu masakan tidak aneh, semisal pepes jamur, jamur kuping dalam timlo Solo, jamur hioko dalam sapo tahu. Namun restoran yang menu utamanya serba jamur tidaklah umum. Adalah Resto jeJamuran yang beralamat di Niron Pendowoharjo Sleman Yogyakarta Tlp.(0274) 868 170. Dari arah Magelang sebelum Yogya akan menjumpai penanda arah resto, di perempatan Beran Lor belok ke kiri sekitar 1 km.
Memasuki resto tersebut disambut ruangan berdinding terbuka, tanpa AC dan mengandalkan kipas angin sehingga terasa sedikit sumuk mengingatkan suasana kumbung jamur dengan aura modern. Penamaan ruangannya juga unik memakai nama jamur. Umumnya pengunjung datang dan duduk berombongan mengingatkan suasana kompaknya saat melagu tembang jamuran, ada grup jamuran keluarga, siswa TN yang didampingi guru pamongnya, dari instansi dll.
Selama menunggu pesanan kami menikmati displai aneka jamur yang tumbuh dalam log semisal jamur tiram, shitake dengan warna pink muda berenda cantik, ling zhi yang dijuluki jamur keabadian dll. Untuk kenang-kenangan juga bisa memesan log yang sudah diinkubasi bibit jamur serta aneka produk olahan jamur. Cokelat Borobudur dan Tugu Yogya juga kami beli di sini.
Nah ini dia menu jamur yang kami coba: tongseng jamur (diantaranya jamur merang, kancing), tom yum jamur (aseli segar, kombinasi asam pedasnya enak), dadar jamur shitake, minum honey lime dan wedang jejamuran (unik dengan rasa pedas aneka rempah diantaranya cengkih, potongan empon-empon, dengan pengaduk batang sereh). Mmm berkesan, menjadi salah satu tempat singgah di Yogyakarta. Keberanian memilih jenis usaha berbeda, memadukan konsep tradisional dengan standar layanan nasional bagian dari keberhasilan hasil usaha jeJamuran.
Catatan: mari mencicipi tumis jamur pedas asam ala jineng Bali di rumah Jeng Dani
bintangtimur said:
Mbak Prih, saya pengen dadar shitake-nya…menggoda banget lo!
Trima kasih informasinya ya, kapan-kapan kalo lewat tempat ini, saya jadi punya referensi baru buat tempat makan deh…
🙂
_____
Seputaran Bogor juga kaya dengan kuliner berbasis jamur ya Jeng. Kenyil kenyil dalam dadar shitake dari tekstur jamurnya cukup menggoda. Sami2 Jeng, Yogya pusatnya kuliner enak unik. Salam
JNYnita said:
Belum sukses utk ke sini 😦
nasib ke jogja cm pas lebaran.. 😦
____
Jamur masakan Nita tidak kalah loh dengan resto
Krispi untuk lauk ataupun camilan ringan layak dicoba ala sendiri. …..
mama hilsya said:
sayangnya belum pernah singgah ke sini.. padahal rasanya cukup terkenal
____
Masakan jamur di rumah makan Sunda sungguh sedap. Bagaimana ya ragam kuliner jamur di negara gajah?
Ni Made Sri Andani said:
Wah..hebat sekali restaurant ini… sungguh cara mensosialisasi jamur yang top begete.. Bu Prih. jadi pengen mampir biar bisa ikut melihat log jamur yang didisplay..
____
Untuk edukasi putra-putra menarik Jeng display tersebut, variasi dan tampilannya juga OK. Tuk masakan, chef Jineng Bali berani adu kreasi koq. Salam
Bibi Titi Teliti said:
resto jamur itu sepertinya sangat menggiurkan mba Prih…
tapi sepertinya di Bandung belum ada yah…
sebagai ibu yang jarang masak, jamur itu termasuk yang paling sering aku masak lho mba…
soalnya gampang tinggal dicemplung cemplung doang…hihihi…
___
Meski Teh Erry jarang masak, postingan roti kwang wang menghebohkan lho. Saya juga penganut aliran cemplung-cemplung ….
Myra Anastasia said:
jamur termasuk makanan yg saya suka mbak. Sayang restonya ada di jogja, ya. Kl deket kayaknya pengen sy samperin 🙂
___
Resto jamur di rumah ala Jeng Chi pasti enak, dengan kreativitas unik tentu Keke Nai suka aneka masakan mama
De said:
waktu ke jogja tahun lalu, belum sempat ksini.
mau niatin smoga nanti bisa nyobain resto ini aahhh
____
Jalan2 di Yogya tak ada bosannya ya, selalu ada rasa lain meski obyek sama
Masakan jamur ala Jeng De ditanggung enak tak kalah rasa dan tampilan dengan resto manapun.
Mechta said:
jadi ingat waktu SD jalan kaki dari nJetis ke margosari, sepanjang pinggir kalen samping SPG banyak pohon2 besar dan sering ada jamur putih besar di akar2 pohon itu… nostalgia bu, hehe…
___
Jalan Kartni sekarang jadi panen anak-anak latihan sepatu roda memanfaatkan selasar dan taman jalan Kartini. Jamur pengungkit nostalgia nih Jeng ….