Kaldera Tengger dalam Lintasan Masa Pejalan
Menikmati siraman mentari pagi yang mengangkat embun lautan pasir ke angkasa dari gigir kaldera Tengger sungguh membuat pejalan fana terpana diam. Nun di ujung sana dalam formasi kerucut sempurna membiru dialah sang Mahameru, gunung Semeru bersemayamnya para dewa, kokoh menjulang 3 676 mdpl tercatat sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. Sang Mahameru terlihat menaungi melindungi dataran tinggi yang membentuk kaldera Tengger. Masyarakat Tengger yang mendiami kawasan seputar kaldera mempercayai legenda Rara Anteng dan Jaka Seger sebagai leluhur awalan Tengger, dan Mahameru mengawasi kesehariannya.
Pak Eddy, putra Tengger yang mengantar kami dengan hardtop dengan takzim menjelaskan gugusan gunung di kaldera Tengger ini. Di hadapan kita adalah gunung Batok dengan gigiran mempesona berpuncak datar, begitu banyak yang mengira itulah sang Bromo. G. Bromo (2 392 mdpl) terletak di belakangnya, tiada henti memburai asap. G Kursi bersebelahan dengan G Widodaren, widodaren tempat bermainnya para bidadari kah? Gugusan ini dilengkapi oleh G. Watangan. Ooh ada lima gugusan di kaldera Tengger..[otak-atik di kepala saya membentuk pola panca, lima hari pasaran, Pandawa lima, serba 5 yang saya yakin bukan kebetulan] Kaldera Tengger seluas 5 250 ha dengan diameter 8-10 km menyuguhkan aneka keelokan alam dari gagahnya panca arga (lima gunung), lautan pasir, sabana, punggung bukit aneka formasi hingga keagungan Pura Poten.
Menikmati keagungan alam kaldera Tengger ini, serasa dibawa ke lintasan masa:
Ngadisari kala itu. yup abad lalu minimal satu generasi lalu sebagai tukang kebun anyaran saya mendapat tugas belajar mendampingi tukang kebun senior mengawal teruna kebun. Perjalanan panjang, pendakian lumayan berat mengingat kondisi sarana jalan belum semulus sekarang serta terpaan udara dingin di kemaraunya pegunungan Tengger membuat sebagian teruna kebun tumbang masuk angin. Sebagai emak pemomong saya mengurungkan niat naik dan menikmati fajar Bromo. Cukup lega mendengar kisah seseruan para sahabat naik kuda di fajar buta.
Hardtop Bromo Tour. Tak lama berselang mendapat kesempatan nyantrik di padhepokan Raja Majapahit di Kota Malang. Salah satu acara selingan adalah nglencer bareng ke kaldera Tengger dengan tujuan utama G. Bromo. Duduk manis sebagai peserta, sejak dari Malang kami naik hardtop beriringan, tidak ingat jalur mana yang kami lewat. Hardtop berhenti persis di bawah anak tangga mendaki ke G. Bromo. Lalu lintas hardtop di padang pasir berupa gigiran gundukan pasir dan jauh belum sepadat sekarang. [Bersyukur atas sepasang kaki yang telah menopang tubuh hingga ke tepian kawah. Tepekur sesaat mengenang beberapa sahabat secantrikan yang telah mendahului ke haribaan Sang Khalik]
Tosari yang sejuk. Memasuki abad ke 21 berkesempatan kembali ke lereng atas pegunungan Tengger, dari Surabaya kami beriringan ke Pasuruan, masuk ke kecamatan Tosari. Menikmati ladang gandum yang berteduh di sela-sela lahan perhutani. Istirahat di Bromo Cottage….lanjut ke Bromo?… banyak peserta yang keberatan kedinginan.
Wonokitri awal Juni 2016. Kembali berkesempatan menikmati keelokan kaldera Tengger….satu generasi berselang. Tak henti mendaras puja, tak dinyana menikmatinya bersama anak-anak dewasa. Berangkat dari kota berbeda, berkumpul di Malang dengan waktu dan tempat kedatangan berbeda. Kami berlima menatap gugusan lima gunung. Sungguh tidak ada yang serba kebetulan, …. Kaldera Tengger dalam lintasan masa pejalan…. Selalu membabar kemakmuran bagi putra-putri Tengger, menitip harap bagi setiap pejalan yang singgah ikut memelihara kelestariannya.
**mupeng**
uda itu aja komennya 😀
Wow kangen banget sama yg komen… Peluk harum hutan cantik…
Pemandangan kaldera Tengger selalu memikat dan tidak membosankan meskipun dingin menusuk tulang ya Bu
Klop ya Pak, pemandangan terindah saat musim kemarau yang dibarengi dengan rendahnya suhu di dini hari bahkan siang hari pun.
view kaldera tengger .. amazing bangettt
bromo memang selalu menakjubkan, jadi pengen balik lagi kesini
Yuup semoga tak perlu waktu terlalu lama bisa kembali menapaki Bromo Tengger. Indah Tanah Air kita…
aku waktu kesana gk naik kak buat lihat kawahnya 😦
Agustus ini ada upacara Kesada Win, naik ke bibir kawah ada parade gembok pula.
Cantik sekali pemandangannya ya mbak, jadi pengen ke Bromo lagi, dulu belum sempat mengunjungi langsung kaldera Tengger 🙂
Halo Jeng Elly penyuka wisata ketinggian, kaldera Tengger setia menanti kunjungan ulang koq
Dulu di blog Mbak Monda, sekarang di blog Ibu Prih. Huhuhu, ingin bisa sampai sini. Apa masih kuat ya..
Foto2nya bagussss …
Jeng Dey, banyak pelesiran yang aman nyaman dan bikin enjoy koq. Tangkuban Perahu juga cuantiik. Salam
dari dulu cita cita pingin wisata ke kawah bromo
tapi sampe saat ini belum keturutan
kabarnya tangga yang nanjak itu tingginya bukan main ya
Halo Nita, tangga lumayan tinggi, tidak sampai ‘bukan main’ koq, pasti Nita sampai puncak dan memandang kawah Bromo. Sudah sampai Malang, atau Surabaya, atau bahkan Pasuruan tinggal selangkah lagi. Salam
Waw …
Foto pertama bagus sekali …
saya belum pernah ke sana …
mudah-mudahan saya bisa berkunjung ke sana
salam saya Yu
Terima kasih Dhimas eNHa
Memberikan training ambil lokasi diseputaran Bromo sekalian jalan-jalan
Salam
Fotonya lupa, maaf loh. Nanti dibuat episode selanjutnya 😅
Siip episode selanjutnyah…. Diracik dulu….
dahulu dan kini pegunungan Tengger utamanya Bromo masih tetap memikat ….
Bromo juga jadi saksi berkumpulnya keluarga rynari .., reuni keluarga yang penuh kesan
Pesona Bromo Tengger luar biasa ya mbak. Menyatukan keluarga pejalan, dari yg muda pun sepuh. Terima kasih mbak