Belajar Konservasi Tanah di Taman GMKA

Alam merupakan sumber belajar kita sepanjang masa, meminjam pepatah ‘alam takambang jadikan guru‘nya Uda Vizon. Memasuki areal parkir disambut keteduhan pohon dan hamparan paving berhiaskan rumput. Daun tanaman sebagai biofilter sisa pembakaran kendaraan bermotor, paving untuk menyerap berkat air hujan agar mengurangi run off (aliran permukaan).

Peneduh dan resapan air di taman parkir GMKA

Peneduh dan resapan air di taman parkir GMKA

Di pelataran dalam yang rapi dilapis paving blok dengan gradasi kemiringan mengikuti lereng banyak terdapat saluran drainase yang apik tertutup jeruji demi kenyamanan pengunjung, luas areal efektif terjaga. Mengalirkan air drainase ke tempat pembuangan yang tepat dengan meminimalkan genangan permukaan.

Saluran drainase di taman GMKA

Saluran drainase di taman GMKA

Titik kritis ada pada bagian tebing curam, gerusan abrasi dari sungai dalam. Penerapan konservasi fisik maupun biologis sangat dibutuhkan, perpaduan tembok beton pada beberapa sisi serta pengikatan butir tanah oleh jaringan akar menjadi komponen utamanya. Antisipasi dari bahaya longsor yang potensial terjadi pada daerah dengan kemiringan tinggi, curah hujan tinggi serta dekat dengan gerusan air yang merongrong dari bawah.

Perlindungan tebing penyangga taman GMKA

Perlindungan tebing penyangga taman GMKA

Hamparan taman indah di taman doa menerapkan multi strata – multi jenis tanaman selain memadu keindahan, juga efisiensi dalam pemanfaatan sinar matahari penggerak kehidupan. Penutupan tanah yang sempurna, penghadangan air hujan melalui intersepsi daun, pemecah energi pukul hujan melalui strata daun memberikan keleluasaan kesempatan air menginfiltrasi permukaan, perkolasi menuju cadangan air bawah tanah. Sekedar catatan ringan dari dan tentang  kebun  keseharian di taman GMKA.

Multi strata di taman GMKA

Multi strata di taman GMKA