Belajar Konservasi Tanah di Taman GMKA
Alam merupakan sumber belajar kita sepanjang masa, meminjam pepatah ‘alam takambang jadikan guru‘nya Uda Vizon. Memasuki areal parkir disambut keteduhan pohon dan hamparan paving berhiaskan rumput. Daun tanaman sebagai biofilter sisa pembakaran kendaraan bermotor, paving untuk menyerap berkat air hujan agar mengurangi run off (aliran permukaan).
Di pelataran dalam yang rapi dilapis paving blok dengan gradasi kemiringan mengikuti lereng banyak terdapat saluran drainase yang apik tertutup jeruji demi kenyamanan pengunjung, luas areal efektif terjaga. Mengalirkan air drainase ke tempat pembuangan yang tepat dengan meminimalkan genangan permukaan.
Titik kritis ada pada bagian tebing curam, gerusan abrasi dari sungai dalam. Penerapan konservasi fisik maupun biologis sangat dibutuhkan, perpaduan tembok beton pada beberapa sisi serta pengikatan butir tanah oleh jaringan akar menjadi komponen utamanya. Antisipasi dari bahaya longsor yang potensial terjadi pada daerah dengan kemiringan tinggi, curah hujan tinggi serta dekat dengan gerusan air yang merongrong dari bawah.
Hamparan taman indah di taman doa menerapkan multi strata – multi jenis tanaman selain memadu keindahan, juga efisiensi dalam pemanfaatan sinar matahari penggerak kehidupan. Penutupan tanah yang sempurna, penghadangan air hujan melalui intersepsi daun, pemecah energi pukul hujan melalui strata daun memberikan keleluasaan kesempatan air menginfiltrasi permukaan, perkolasi menuju cadangan air bawah tanah. Sekedar catatan ringan dari dan tentang kebun keseharian di taman GMKA.
Ping-balik: Konservasi Tanah di GML Puh Sarang Kediri | Berguru pada Alam
Wib said:
Halo Mbak….
Saya tertarik dng blog ini. Klo tdk keberatan, bs saya minta e-mailnya utk bertanya & berdiskusi lbh byk? Terima kasih. Salam.
Trimakasih Wib, silakan. Salam
Outbound Malang said:
terimaksih..info artikelnya..salam kenal, lgi pingii berkebun sayuran organik dgn memanfaatkn halaman rumah.
Terima kasih, selamat berkebun
Ni Made Sri Andani said:
Teduh banget suasana di taman Gua Maria ini. Rapi sekali penataan saluran airnya. Ini di Salatiga ya Bu? kapan-kapan pengen mampir ah..
Di Ambarawa jeng, tidak terlalu jauh dari Salatiga, banyak obyek menarik di sekitarnya lho, mari-mari silakan datang kami sambut dengan senang
Pakde Cholik said:
Ingin punya rumah dengan halaman yang luas, asri dan penuh buah dan bunga.
Asriiiii tenan.
Matur nuwun artikelnya yang bikin adem-ayem
Salam hangt dari Surabaya
Amin, nanti kami bantu panen buah dan bunganya. Maturnuwun sudah pinarak. Salam.
monda said:
buat taman itu juga harus ada ilmunya untuk sebesar2nya dampak ekologis ya mbak
jadi nambah pinter deh jalan2 ke blogg mama satu ini
btw, taman GMKA itu apa dan di mana ya
Semenarik museum ya eda, mencoba masuk alur pikir penggagasnya semakin kagum. Kemarin gagal mengunjungi museum KA di Ambarawa lalu mampir taman. Salam