Dari Pintu ke Pintu

Ini bukan lirik lagunya mas Ebiet G. Ade ataupun teknik pemasaran door to door,  namun pintu nyata. Pernahkah kita menghitung berapa kali sehari membuka dan menutup pintu? Sejak bangun tidur membuka pintu kamar, menuju pintu kamar mandi, terus menuju pintu dapur, dilanjutkan ke pintu kamar makan, setelah semua siap keluar pintu rumah menuju berbagai pintu tujuan. Bersyukur bila segala macam urusan bisa dilaksanakan dalam satu ruangan sehingga muncul manajemen pelayanan satu pintu. Juga ada kiasan hidup ini adalah perjalanan dari pintu ke pintu.

Postingan ini tentang beberapa pintu yang kulewati dalam perjalanan singkat ke Jakarta akhir minggu lalu. Setelah meninggalkan pintu rumah dan pintu kendaraan, ku masuki pintu stasiun Tawang Semarang di tengah hari. Ini dia penampilannya, asesori berbentuk lengkung di atas daun pintu menambah keindahannya.

Pintu Stasiun Tawang

Pintu Stasiun Tawang Semarang

Setelah keluar dari pintu KA Argo Bromo Anggrek, kulewati pintu stasiun Gambir, keluar masuk pintu kendaraan yang menjemput, masuklah ke pintu gerbang persinggahan pertamaku. Ini dia modelnya, kawasan tempat tinggal dengan konsep taman, halaman tanpa pagar dan pintu gerbang, boulevard yang tertata rapi.

Pintu gerbang RH

Tujuan berikutnya adalah mengetuk pintu di kawasan Halim, eh ini dia deretan pohon dengan aneka warna daun di dekat pintu gerbang Bandara Halim Perdanakusuma, sungguh warna-warni yang cantik. Persinggahan berikutnya masih di seputaran Cibubur, ini dia penampakan pintu gerbangnya.

Pintu Halim

Pintu Halim

Pintu Cigar

Pintu Cigar

Sebagai tujuan utama adalah pintu di kawasan Kedoya, namun karena sulitnya memperoleh ‘ijin singgah’ harus melalui berbagai pintu dulu. Hm leganya setelah mendapat ijin singgah meski hanya sebentar. Setelah melewati berbagai pintu kendaraan (mobil pengantar, taksi, busway), bonus beberapa pintu mall, perjalanan dilanjutkan ke persinggahan berikutnya ke pintu di kawasan kebun kacang.

pintu kopi tiam oey

Pintu Kopi Tiam Oey

Nah mengakhiri kunjungan mampir ke pintu Kopitiam Oey di Jl Sabang, keluar masuk pintu taksi, bajaj, bus Damri, pintu/gate B4, pintu Sriwijaya, sampailah di Bandara Adisumarmo Solo dan pulang kembali ke Salatiga. Meski kunjungan singkat dari Jum’at siang hingga Senin siang, betapa banyak pintu yang kulalui, benar-benar mengikuti lirik dari pintu ke pintu . . . . . Sungguh bukan door to door promosi perumahan ataupun pertiketan, eh awas hati-hati kejedhug pintu.