Bu Ida dari Rumah Ketela Borobudur
Tanpa rencana sejenak singgah di Rumah Ketela Borobudur di perjalanan menuju Punthuk Setumbu…. Papan pengarah sudah terlihat sejak dari pertigaan Borobudur, berbelok ke kiri lalu mengikuti jalan ke kanan persis setelah hotel Manohara, tepatnya di Jl Badrawati Dusun Ngaran II Borobudur Magelang.
Pendapa megah berhalaman luas menyambut tetamu. Kulanuwun …. bersambut sapa dengan Bapak sepuh yang empunya rumah. Tertegun menikmati keelokan rumah ala gebyog bambu wutuh berlantai mengkilap dengan interior megah yang keseharian menjadi sekretariat asosiasi UMKM.
Menuju ke rumah belakang disanalah bengkel sekaligus showroom bisnisnya. Ibu Ida dengan grapyak menyambut kami. Menjelaskan aneka produk berbahan baku lokal hasil karya tenant inkubator bisnis. Ketika ditanyakan produk andalan Rumah Ketela, Bu Ida bergegas membuka bungkusan egg roll pun membuka beberapa toples aneka kue kering. Tak hanya itu beliau menyilakan kami mencicip brownies juga eskrim jagung serta ubi ungu.
Keseharian Bu Ida menjadi pelatih mitra Disperindag Kabupaten Magelang. Untuk mewadahi kreativitas beliau juga merangkap produsen dibantu beberapa tenaga. Bahan baku singkong diolah menjadi produk jadi maupun antara berupa MOCAF modified cassava flour yang menjadi bahan baku aneka penganan. Selamat terus berjuang ya Bu Ida….
Tampilan cantik dari brownies cassava, milk pie (mengingatkan pada pie susu Denpasar), dodol pepaya yang hampir semuanya berlabelkan spesial Borobudur. Pewujudan rasa syukur menjadi warga sekitar Candi Borobudur kekayaan budaya aras Internasional.
Langkah nyata mewujudkan kedaulatan pangan, berani menentukan sumber pangan sendiri, berupaya menggapai target produksi dengan tetap bersendikan pada kekuatan sumber daya lokal. Materi lokal, tampilan dan cita rasa global. Bagi saya pribadi menatap ketela pohon alias singkong seolah membaca hikayat pangeran radix nan kurus yang bertapa membenamkan diri di tanah, tiwikrama menyerap sari bumi atas restu batara Surya menjadi ubi penuh pati dan memberikan diri pada sesama, menjadi radix yang berarti. Melengkapi kisah wiwawite lesmbadonge. Yook bergegas mengagumi keagungan Borobudur seraya mampir di Rumah Ketela.
Ping-balik: Demam Cinderella ala Kebun | RyNaRi
harumhutan said:
inspiring women dari magelang ibu ida ..
mengubah ketela yang biasa menjadi luar biasa dengan aneka kreasi dan rasa, maka ketela kinipun naik kelas 🙂
bravoo..!
____
apresiasi ya atas kridanya, semoga menginspirasi ibu lain berkiprah mengolah materi lokal
Mechta said:
jempol utk Bu Ida & rekan2… salam kreatif! 🙂
___
Begitupun salam kreatif untuk binaan Diajeng di Kota Batik
Azizah Aza said:
Salam kenal,
Artikelnya keren, kontennya inspiratif
Boleh ya, share fotonya di http://usahakreatif.info/rumah-ketela-borobudur-magelang/
___
Semoga memajukan kreativitas UKM, terima kasih
Okti D. said:
kreatif sekali, jadi tertarik mencoba kalau besok-besok berkunjung ke Borobudur ^^
_____
Ayook Okti ditunggu Borobudur dengan aneka keelokannya
ceritabudi said:
hasil karya tangan2 ajaib membuat kita terkesima mbak yach..sukses buat Ibu Ida..maju terus
___
Nggih Bli, mari kita apresiasi karya sahabat yang bertekad memajukan wilayahnya demi kejayaan negeri…
duniaely said:
Pekan lalu lihat kerupuk ketela di Asia shop mbak, tapi nggak beli sih lagi tertarik sama kerupuk tempe sama krupuk udang made in Indonesia 🙂
___
Selamat menikmati krupuk made in Tanah Air Jeng, tamba kangen