Ladang Gandum Menguning di Lereng Merbabu
Ingin mengulang ceria di ladang gandum, tukang kebun memenuhi undangan sahabat peneliti gandum dan menikmati hamparannya. Udara sejuk lereng G. Merbabu berpadu dengan panorama elok berlatar G. Gajah Mungkur maupun G. Telomoyo pada sisi yang berbeda membuat betah pengunjung kebun percobaan di dusun Salaran, Kec Kopeng, Kab Semarang ini.
Gandum yang ditanam adalah varietas Dewata, diadaptasikan dari DWR 162 asal India yang mulai dibudidayakan di Kopeng sejak 2000 dan kini telah meluas di bumi Nusantara. Perlahan rona hijau berganti menguning, paduan hijau kuningnya menghadirkan sensasi segar.

Malai gandum hijau menguning, bulir bercanda dengan kepik sahabat petani, musuh alami hama, kesatuan ekologis yang terjaga
Selain ditanam secara monokultur, tanaman gandum ini juga ditumpangsarikan dengan sayuran ataupun tembakau. Bila sahabat kebun ingin menikmati sensasi ladang gandum di daerah Kopeng, bulan ini saatnya menjelang panen sebelum mendung datang mengalun menggenapi harmoni kemarau. Keterlambatan panen hingga hujan menyapa alamat gagal panen karena sebagian besar bijinya akan berkecambah di lahan.
Ssstt ini dia bocorannya melalui intipan tukang kebun, peneliti gandum pun tak melupakan sesi gaya selfie cantik. Selamat berkarya sahabat, melanjutkan rakitan teknologi budidaya di dataran rendah hingga menengah, serta rakitan galur spesifik lokasi tahan salin. Ingin bergabung …… yook ditunggu, sekalian berpartisipasi dalam proses pemanenannya.
Ping-balik: Eksotisitas Telomoyo | RyNaRi
wah sayang sekali mbak, kemarin baru aja aku naik merbabu cuma via selo karena aku kira lewat sanalah pemandangan terindahnya. Eh ada lagi via kopeng banyak ladang gandumnya. Seumur2 nggak pernah liat, kapan2 lewat sana ah, sekarang masih ada kah?
___
Selamat telah menikmati keelokan G. Merbabu, pemandangan dari pendakian Selo menurut bacaan memikat dengan sajian savana. Sayang sekali sekarang telah habis di panen, musim tanam gandum seputaran April-Mei dan panen di Septemberan.