Tag

, , ,

Cerita Kita…….

 

Cerita kita….mengintip G. Andong

Ahai…. betapa lama blog ini kosong tanpa update tulisan. Mengapa tidak kita isi saja dengan cerita kita. Cerita kita? Iya cerita kita.

Cerita kita berawal di parkiran…

Cerita saat kita terpana di halaman parkir yang luas dan dipenuhi dengan pengunjung yang berakhir tahun. Hehe iya ini tentang cerita kita sebelum pandemi COVID 19. Mata kita terpana dengan pasangan G. Telomoyo dan G. Andong. Kamu bercerita tentang pendakian G Andong dan aku berkisah bonceng trail ke puncak G. Telomoyo.

Pasangan Andong-Telomoyo

Selaku anak gunung, kita selalu suka gunung. Ah…kita berada di pinggang G. Merbabu. G. Merapi berada di balik Merbabu dari lokasi kita bercerita ini.

Andong Telomoyo berlatar lampu

Yook kita ke atas, ada teras atau pelataran untuk santai memandang gunung. Mungkin asyiik ya menikmati mentari tenggelam dari sini. Seraya menatap pasangan Andong Telomoyo berlatar kerlap-kerlip lampu, ceritamu. Ah aku lebih suka pasangan mereka berlatar hamparan tetumbuhan ini.

Andong Telomoyo berlatar hamparan hijau

Mengapa kita meributkan cara menikmati gunung dan senja. Gunung dan senja tetap indah dipandang, syahdu dirasa dengan latar belakang apapun. Bebaskan cara setiap titah menikmatinya, itu cerita kita memungkasi cara pandang.

Cerita kitapun berlanjut. Eh kita bisa saling bercerita sambil minum kopi di rumah kaca loh. Minum kopi dengan pandang terbuka 360 derajat karena semua dinding berkaca. Menikmati ditemani gunung gunung.

cerita kita nyemplung kolam

Atau mau sedikit menantang dingin, yook ngopi dan ngemil dan bangku yang berada di ceruk kolam. Pasti cerita kita makin seru, kepala kita serasa sejajar dengan permukaan air. Dengan teknik fotografi apik jadilah foto viral yang tersebar di jagad medsos.

Ah engkau cemberut. Mengapa harus mengekpose cerita kita di jagad maya? Apakah eksistensimu tercubit bila tak nongol di perbincangan maya. Cerita perdebatan kita terjawab oleh panjangnya antrian untuk memasuki rumah kaca dan bangku kolam.

Antrian cerita kita

Rela antri panjang atau kita lanjutkan cerita kita dengan cara yang lain? Baiklah mari lanjutkan cerita kita dengan cara kita sendiri. Sudah cukup puas mengintip gunung Andong dalam bingkai pakis di tepi kolam. Ah…. selalu kembali ke gunung.

Kembang bagian cerita kita

Hm… apik ya tampilan kembang pecah seribu ini. Aneka warna hortensia menghias kebun. Berubah warna seiring dengan perkembangan stadia. Engkau tersenyum seraya menggumam, itu mah cerita simbok kebun.

Kembang cerita simbok

Alamak cerita kita tak lagi menjadi cerita kita sendiri, nih? Kenapa? Lah iya diumbar di kebun Rynari menjadi cerita bersama. Ah kamu…. Cerita kita kan dapat diperluas. Mengundang setiap pembaca Rynari menjadi bagian kita. Sehingga menjadi cerita kita bersama.

Sejak kapan kata kita hanya tentang 2 pribadi. Bukankah kita merujuk pada orang pertama dan orang kedua. Tidak harus tunggal, dapat jamak dengan ribuan jumlah. Kata kita juga menjadi pemersatu rasa. Inilah cerita kita bersama.

cerita kita bersama

Selamat bercerita. Menghangatkan komunikasi mengikat rasa…

Note: kunjungan ke Cerita Kita bersama mas Ragil di daerah Ngablak, sesudah Kopeng dari arah Salatiga. Anggap saja bagian dari momsontrip.