Pesona Pecel Keong
Alkisah sepasang petani di pinggiran Rawa Pening mengawali aktivitas hariannya dalam sebuah pinta: Ya Tuhan …. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Diperlihatkan kepada bu tani bahwa di sepanjang pematang sawah terdapat berbagai jenis tanaman yang dapat dimakan. Di sepanjang aliran air menuju sawah, pak tani mendapatkan jenis keong yang aman dimakan, juga belut (unagi) lezat dari lumpur persawahan. Jadilah paduan sayur dengan lauk keong ataupun belut.
Hal tersebut menginspirasi banyak pedagang makanan diantaranya mbak Toen yang membuka warung makan di depan Obyek Wisata Pemandian Muncul di tepian Rawa Pening dengan menu andalan pecel keong maupun pecel belut. Begitu warung dibuka pembelipun berdatangan. menu yang disajikan cukup bervariasi dengan harga terjangkau.
Bagaimana fakta gizi dari satu piring menu tersebut? Sumber karbohidrat dari nasi dan atau mi goreng. Sumber protein berasal dari keong/belut/asesori lauk yang lain. Serat, vitamin dan mineral dari kombinasi sayuran pecel dan lemak dari aneka gorengan serta kacang tanah (sambel pecel).
Diijinkan menengok ke bagian belakang warung nampak kesibukan proses penyiapan makanan. Tampah/nyiru berisi belut mentah, pemasakan keong dengan tungku berbahan bakar kayu bakar juga lumpang dan alu alat menumbuk sambel pecel. Tertarik untuk mencicipinya? Pemandian Muncul terletak antara Ambarawa dengan Salatiga melalui jalur Banyubiru.
Ping-balik: Café Dedaunan | RyNaRi
waktu orang Indonesia bercerita pada orang Jepang, “Aku suka sekali makan belut. Bisa sampai 10 ekor aku makan sekali makan…!” Orang Jepangnya bengong, soalnya belut Jepang besar-besar! (dan MAHAL!) hihihi
Aku mau coba semua!
Betul unaginya memang maknyus ya rasa dan harganya hehe, hayo2 kami tunggu di Sal3, salam
Di rumah, yang makan belut hanya raja dan papanya, mbak. Aku gak bisa makannya, eh lebih tepatnya sih gak mau karena selalu kebayang mentahnya…hehehe…. Tapi kalo buat Raja, aku rutin ngasihnya minimal 2 kali seminggu, karena proteinnya bagus banget untuk perkembangan anak 🙂
Wow Raja rutin menyantap belut, gerakannya semakin lincah karena asupan protein pilihan mama Lis ya. Bisa sharing variasi menu berbahan dasar belut bagi balita nih, Salam
Kayaknya saya bakal suka deh!
Selain penggemar berat ampela (rempelo), saya juga menduga rasa keong ini miripi-mirip dengan makanan kesukaan saya itu..hehe, mbak…maaf ya baru berkunjung lagi kesini 😀
Mari2 yang bakal suka. Tidak masalah Jeng Irma, saya juga tidak bisa rutin posting ataupun BW koq; kita nikmati waktu dan persahabatan maya ini. Salam
Wah …
belut goreng itu pasti gurih ya Yu …
saya belum pernah menikmati Pecel Belut … yang saya sudah makan adalah belut goreng … di goreng kering … rasanya kriuk-kriuk …
(dan jangan dibayangkan mentahnya …)(hehehe)
salam saya Yu
Pecel belut yang saya tolerir adalah bakmi pecel dengan lauk belut goreng keriiing. Belut ala Chinese food enak juga lho. Salam
Ingat Banyubiru dengan hamparan Rawa Pening mengingatkan saya akan cerita bersambung Naga Sasra dan Sabuk Inten karya SH Mintardjo yang pernah terbit di era tahun 1967. Sedangkan penggambaran belut alias Ulin juga dicantumkan dalam cerita tersebut yang mengisahkan perjuangan golongan hitam melawan golongan putih setelah ontran-ontran Kerajaan Demak berlangsung terus menerus, sehingga muncullah satria penegak keadilan yaitu Mahesa Djenar yang dibantu oleh Aryo Saloko.
Namun mbak Prie…itu hanya cerita semata tentang sejarah masa lampau tentang Rawa Pening. Sedangkan penggambaran jaman sekarang adalah sangat memprihatinkan kondisi Rawa Pening yang semakin terancam pendangkalan. Namun apa pun kondisinya Rawa Pening, menyantap Pecel ini di habitat aslinya tentu sungguh menyenangkan. Apalagi jika saat menyantap pecel saking pedasnya, tiba-tiba angin semilir yang berhembus dari lereng Pegunungan Telomoyo tiba-tiba menyapu keringat yang membasahi wajah. Tiba-tiba terasa sejuk wajah ini. Salam…
Trimakasih Jeng Erni …., Rawa Pening bersahabat dengan mbakyu Sekar Mirah serta kakang Agung Sedayu pecinta lingkungan. Salam dari kaki merbabu
Saya suka dengan belut..
Di Jogja, ada warung belut yang kerap saya kunjungi..
Pecel keong? hmm… Saya masih belum berani untuk mencobanya, haha.. 😀
Jenis makanan yang disukai melahirkan peluang usaha, jenis makanan yang belum berani dicoba melahirkan tantangan alternatif jenis kuliner lain, begitu Uda. Salam
Ini mah makanan kesukaan saya mbak…terutama belutnya,,,jadi pingin bikin sambal belut isi daun kemangi
‘sambal belut isi daun kemangi’… hm gurih harumnya, selamat memasak Bli, salam