Pacitan hingga Kudapan
Duluu sekali di sore hari menemani Bapak menikmati teh pahit panas sesekali menggigit gula merah (kelapa/aren) disampingnya mengepul singkong rebus atau ubi jalar kukus sesuai musimnya. Minuman yang disajikan selalu panas hingga sering disebut benteran (benter adalah panas). Kemudian beralih ibu menyajikan teh ginasthel (legi panas kenthel/manis panas kental) dengan gula pasir yang sudah diaduk ditemani singkong/ubi/pisang antara kukus dan goreng. Kini dalam pertemuan sering dijamu teh ataupun kopi dan tersedia creamer, gula pasir dalam toples ataupun sachet, silakan diramu sendiri komposisi ginasthelnya, aneka penganan penyertanya dari gethuk, risoles hingga brownies. Kegiatan yang sama hanya ragam sajiannya yang beda.
Istilah bagi makanan teman minum ini juga bermacam-macam dari pacitan, nyamikan (kata dasarnya apa ya apakah nyomak-nyamuk atau nyam-nyam), snack, kudapan. Bila kita menjamu tamu dengan minuman saja tanpa teman minum sering pula mengatakan silakan diminum ini kendhel (berani sendirian tanpa teman). Apakah pacitan atau kudapan kesukaan sahabat?
Eriandra Budhisurya said:
gethuk asal’e soko telo 😀
sayangnya sekarang jajanan semacam gethuk sudah tidak tenar lagi seperti dulu, contohnya tergeser oleh makanan modern. Misalnya, ciki / snack instan yang tinggal ‘leb’ langsung makan.
saya juga contoh dr yg suka ‘ngemil’ snack instan dibandingkan makanan tradisional, hehehe
____
Mata ngantuk iku tambane apa. …….
Loh jadikan inspirasi modifikasi chiki gethuk, gethuk keju dll meningkatkan nilai tambah, gethuk ala kini muatan lokal ala kuliner tenar
Salam gethuk sambil manthuk-manthuk.