Suguhan Selat Solo
Liburan akhir pekan, paling asyiik ngumpul santai di rumah plus menikmati masakan bunda, bagi para bunda yang kurang menggemari acara memasak minimal menyajikan menu pilihan bunda. Salah satu menu kesukaan kami adalah Selat Solo (steak Jawa dengan kuah segar), masak sendiri….belum tentu, nah ini dia bagi para sahabat yang sedang berada di Solo dan ingin menikmati kuliner khas Solo bisa dijajal Selat Solo mBak Lies di daerah Serengan.
Lokasi kuliner ini tidak tepat di tepi jalan besar, sedikit masuk pemukiman dan bila datang sekitar jam makan lebih baik parkir di jalan sekundernya karena untuk mencapai tempat parkir di depan rumah makan perlu masuk di jalan sangat sempit cukup pas satu mobil tanpa berpapasan bahkan sepeda motorpun. Jadi teringat pelajaran ilmu bumi, selat adalah bagian laut ibarat celah sempit yang memisahkan dua daratan dan menghubungkan dua samudera bebas, semisal Selat Sunda maupun Selat Bali.
Memasuki rumah makan serasa memasuki galeri seni dengan aneka benda seni tergantung, terhampar. Selamat datang, silakan duduk, pilih di dalam dengan model lesehan, lesehan di teras atau duduk di pelataran beratap dengan bangku aneka ragam. Kami memilih lesehan di teras yang langsung dapat melihat proses memasak, meracik bahkan salah satu petugas pengupas wortelpun duduk di dekat kami. Suasananya terasa sedang rewangan di tempat hajatan pesta.
Bila rumah makan lain sangat memperhatikan penataan ruang, memilah dengan jelas mana ruang pelangan menikmati masakan dan ruang penyimpanan materi bahan mentah. Konsep ini diabaikan oleh mBak Lies, guci porselin penyimpan mentimun, gundukan buncis, tumpukan pisang kepok bahkan gelundungan gori/nangka muda menjadi bagian dari interior.
Sesuai dengan namanya hidangan utamanya adalah selat Solo dengan aneka varian daging, lidah maupun galantine, bagi pengunjung yang vegetarian mari dinikmati sepiring gado-gado, rindu sugatan sup manten, tahu acar ayo dipesan. Semuanya dapat dinikmati dengan harga terjangkau, lidah terpuaskan, keakraban keluarga tergalang di rumah makan dengan suasana rumahan serba seni. Saat membayar ke kasir terbelalak dengan tatanan campur bawur ala Jawa, Oriental bahkan dagangan cindera mata Negara Gajah Putih, loh inikah pesan tersirat Selat Solo racikan khas lokal Sola namun dapat dinikmati oleh selera global…. Selamat bersantap bersama keluarga
Selat Solo memang mak nyuss… 🙂
___
Sepakat Pak, jan nyamleng….
itu tulisan ga buka cabangnya gede sekali,menegaskan memang tidak ada cabang jika ada berarti palsu ya bu 🙂
jika dilihat bentuknya seperti apa ya? rawon tapi pake telur dan kentang….
semur juga bukan..maniskah rasanya bu? apa seger?
____
Amatan dan analisis jeli khas harum hutan….tidak buka cabang sebagai pengumumam sekaligus peringatan ya….
Lebih ke manis seger Jeng rasa kuahnya…
interior didalam warungnya memang ciri khas sana ya bun
____
Saya malah kaget Jeng, kirain interior khas Solo begitu, tapi jadi unik juga…
Wuuuiiihhh mbak, jadi pengen kesini!
Dulu saya pikir selat solo itu salah nama, dikirain salad solo, eh, eh, ternyata betul ya namanya seperti itu…
Selat Solo mbak Lies di daerah Serengan ini benar-benar menggoda. Tahu acar itu kayaknya saya belum pernah nyoba deh, jadilah saya penasaran, mbaaakkk…
😦
___
Kayaknya hasil senam lidah loh Jeng, salad…selad…selat… jadi keterusan
Tahu acar mirip tahu campur hanya bukan saos kacang tapi kuah berkecap asam manis
Salam hangat