Tag
anggur Pasuruan, apel manalagi, gerakan cinta buah lokal nasional, jeruk Malang, Kaki gunung Panderman
Janji Manis dari Kaki Gunung Panderman
Sekian dasa warsa silam terpikat dengan meranumnya buah di hamparan kebun penelitian di lereng Gunung Panderman. Bersyukur saat diijinkan kembali menikmatinya, meski lerengnya tak sedingin dulu. Kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) [yang sering dipelesetkan dengan jeruk stroberi] berada di Jl Raya Tlekung, Batu di lereng Gunung Panderman, ikon kota Batu, gunung berketinggian 2 045 mdpl dengan puncak Basundara yang terkenal.
Warisan dari zaman Belanda, sebagai pendatang dari wilayah subtropika tidak serta merta beradaptasi mengkonsumsi buah tropika. Masih tetap kepengin menikmati buah subtropika namun ingin memangkas biaya transportasi, jalan keluarnya melakukan adaptasi di daerah pegunungan dengan kondisi agroklimat yang agak mirip dengan daerah asalnya, jadilah kini Balitjestro dengan mandat penelitian komoditas jeruk, apel, klengkeng, anggur dan stroberi.
Aneka koleksi dan rakitan teknologi selalu diracik agar memenuhi kebutuhan peningkatan produksi dan kualitas buah lokal, agar buah lokal mampu menjadi raja di negeri sendiri. Koleksi buah jeruk Indonesia luar biasa dari jenis jeruk keprok dengan kombinasi rasa manis asam segarnya, manisnya jeruk siam hingga jeruk besar alias pamelo. Pada zamannya, jeruk keprok Tawangmangu (lereng Lawu), keprok Batu pun Keprok Soe (NTT) meraja, pengusahanya bergelimang harta hingga saatnya menangis keras, ludes oleh CPVD.
Mencicip segarnya jeruk Malang yang dipajang di gerai S* di Salatiga, ini tampilan kebun jeruk di Balitjestro. Meski lembaga penelitian, kebun ini juga membuka diri untuk umum melalui agrowisata petik buah jeruk yang diperkirakan bulan Juli nanti. Mau wisata petik jeruk, silakan gabung…
Berikut tampilan kebun koleksi buah apel, dengan primadona apel Manalagi, Romebeauty dan Ana. Demi mempersempahkan hasil yang maksimal, pohon apel merelakan batang kokohnya dilabur memutih dengan bubur bordeaux, rantingnya di rentang dengan kawat, mahkota daun dan pucuknya dirompes hingga berpenampilan ala si buruk rupa. Kalau mau wisata petik apel cukup banyak kebun yang ditangani agrowisata maupun kelompok tani yang menawarkan petualangan ini.
Untuk koleksi anggur, lumayan banyak dari warna keungu hitaman, kekuningan maupun kehijauan dengan aneka rasa dan ukuran buah. Untuk produksi, saya lebih memilih dari daerah agak rendah semisal Kebun Grati Agung Pasuruan, rasa manis dan teksturnya lebih menggoda.
Selamat berkarya, peneliti buah jeruk dan tanaman subtropika yang banyak penggemarnya di persada ini. Kami menanti bukti janji manis dari kaki Gunung Panderman. Eee pembaca untuk menyemangati dan menghargai kerja kerasnya yook kita semakin mencintai buah produksi lokal. Jeruk Medan, Pontianak, Purworejo, Tawangmangu, Garut, Malang maupun Soe (TTS, NTT) wuenak loh. Apel Malang segarnya bukan kepalang….
wiih…buah2nya bikin kemeceeeer… 🙂
___
Kemecer dan seger….
Wah baru tahu kalau di batu ternyata ada kebun anggur juga, Bu. Lain kali ke sana lagi pengen mampir juga ah . . . 🙂
___
Kalau di Batu, lebih ke koleksi Pak, yang lebih luas di Pasuruan.
Kalau jeruk, dulu paling enak jeruk keprok dan jeruk manis daerah Tawangmangu.
____
Nostalgia, kuning emas gemrandhul di Ngargayasa juga Tawangmangu…..
Woo.., ternyata stroberi di sini maksudnya subtropika to. Pantesan, sempat bingung saya sebenarnya itu jeruk ato bukan jeruk.
Yap, semoga jaya! Saya sudah kehilangan untuk jagung. Dulu kalau njagung bakar pinggir jalan, pasti jagungnya yang tak terlalu manis tapi segar itu, sekarang jagungnya beda (jenis yang kalau tak salah pertama kali memasyarakat lewat waralaba ayam goreng akhir 70-an).
___
Hayuuu ditunggu rame-rame menikmati jagung rebus dan jagung bakar di jalan Jendsud, Mas untuk teman minum ronde
Jagung Kopeng yang manis gurih, meski beberapa mulai dikepyur gula saat mengukus hiks….
Tanduk (nambah). Lapor: Senin 8 Juni saya ke Jawa Timur. Dari Sragen arah Ngawi (lupa daerah mana) dulu di pinggir jalur Pantura ada ladang jagung lumayan luas, kemarin saya tingak-tinguk tapi ndak ketemu.
(Lho, malah curhat)
____
Yang ini tanduk yang bukan tanduk nyrudhuk….
Kebayang Mas Sragen ke arah Ngawi yang dulunya hamparan jagung hingga deretan warung sate di perbatasan Jateng-Jatim.
Sekarang banyak jagung [untuk tujuan makanan ternak] menyisip di lahan jati perhutani
Aduh, saya ngiler liat anggurnya bu….nikmat sekali kayaknya yaaa
____
Harus dipadukan Jeng Lis, disilangkan dari indukan agar penampilan dan rasa matching
waduh anggur itu begitu menggoda. jadi kepengen.
___
jadi anggur penggoda nih Uda…
jeruk, anggur aduh bun ranum2 ya
___
ranum menyehatkan ya Jeng…
Sayangnya di pasaran masih banyak beredar jeruk impor, padahal lebih segar jeruk lokal y..
___
Jadi ingat Limau Manih dari Solok
Belum tau mbak SoE juga sebagai produsen buah jeruk
sudah pernah berkunjung ke sanakah mbak?
yuk kita perbanyak konsumsi buah lokal, setuju banget mbak selain meningkatkan taraf hidup perani juga lebih ramah lingkungan ya
___
Sudah mbak, berpuluh tahun lalu. Soe ibukota kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan) di NTT, daerahnya sejuk dan alamak dendeng seinya enaak
Terima kasih mbak, yook perbanyak konsumsi buah lokal
Ah jadi ingat, dulu jaman saya kecil, terkenal sekali jeruk Garut. Sekarang udah ngga ada.
Anggurnya menggoda, Bu ..
___
Nah kan ada kekayaan jeruk Garut yang menggoda