Gandum Ijo Royo-royo
Lir-ilir, lir-ilir tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar
Cah angon-cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekna kanggo masuh dodotira
Dodotira-dodotira kumitir bedhah ing pinggir
Dondomana jlumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo suraka… surak hiya…
[Lir-ilir, lir-ilir tandure wis sumilir…..
Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar….]
Secara harafiah menggambarkan hamparan padi muda menghijau di sawah, tiupan angin menggoyangkannya dengan lembut, merona bahagia laksana pengantin baru. Inilah penggambaran mahasiswa usia muda yang penuh harapan, penuh potensi, dan siap untuk berkarya dengan bimbingan para pengajarnya selaku cucuking lampah.
[Cah angon-cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekna kanggo masuh dodotira]
Hai gembala, panjatlah pohon belimbing itu. Panjatlah …. meskipun licin, karena buahnya berguna untuk membersihkan pakaianmu.
Wahai teruna, berupayalah sekuat tenaga menimba ilmu, terabaslah hambatan untuk menggapai cita, mengasah batin.
[Dodotira-dodotira kumitir bedhah ing pinggir
Dondomana jlumatana kanggo seba mengko sore]
Pakaianmu berantakan tertiup angin, robek-robek di pinggirnya. Jahitlah dan rapikan agar pantas dikenakan untuk “menghadap” nanti sore. “Seba” adalah istilah yang dipergunakan untuk perbuatan ‘sowan’ atau menghadap raja atau pembesar lain di lingkungan kerajaan.
Bermakna, mari teruna … rapikan keilmuanmu, asah kepemimpinanmu, persiapkan perilaku atau sikap mental kita. Agar layak dipersembahkan kepada bangsa saat wisudamu nanti.
[Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane]
Manfaatkan terang cahaya yang ada, manfaatkan keluasan kesempatan yang ada, jangan menunggu sampai waktunya tiada sisa.
Karena itu wahai sivitas akademika, selama masih ada kesempatan bagi kita, janganlah kita jemu-jemu merajut ilmu dan berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai. Indahnya berbagi, tertata dalam harmoni keselarasan. Yo suraka… surak hiya…
Ini adalah bagian dari narasi kirab panen gandum tahun ini. Komponen lengkap kirab mulai dari cucuking lampah, empat pembawa simbol kehidupan (tanah, air, api dan udara), prajurit penjaga gunungan, gunungan serta peserta kirab aneka unsur yang masing-masing membawa persembahan hasil bumi pernah saya posting di Kirab Wiwit Panen Gandum.
Bila narasi sebelumnya didasarkan pada ketawang Ibu Pertiwi, tahun ini mengambil tembang Ilir-ilir.
[Selalu ada rasa haru bangga setiap melibatkan para teruna dalam kegiatan seperti ini, memadukan ilmu pengetahuan dengan budaya kearifan lokal]
Salatiga, 8 September 2016
narasinya sangat berirama dan enak dibaca … ingin saya bisa menulis seperti ini … kesannya lebih educated .. hehehe
Hehe aya-aya wae Kang, berirama educated. Mangga dinarasi tembang bahasa daerah pastinya jadi apik. Salam
Jadi tergelitik nanya nih Bu. Itu suraknya surak hiya atau surak hore yang betul ya? 😀
Idem dito Pak. Selama ini saya tahunya surak hore, dari you tube salawat dapat surak hiya. Saat live, sinden dan niyaga nembang surak hiya…. Begitu laporan penelusuran surak…
Aduh begitu teduhnya melihat daun gandum yang ijo royo-royo hasil tanaman para taruna kebun.
Kalau dipikir bhs. Jawa itu ekspresif sekali, selain ijo royo-royo ada perkataan: putih memplak, abang mbranang, ireng thuntheng, biru kecu. Terus ingat juga: garing mekingking, anyep njejet, bunder seser, padhang njingglang. 🙂
Loh… Loh…. Simpanan kosa kata bertaburan dari simpanan batin. Samudera dan antar benua tak mampu menghapusnya dari dasar kenangan. Tumplek bleg kekaguman saya kepada panjenengan.
royo-royo artinya apa kak ry?
Sebagai keterangan penyangat kata hijau, hijau sangat segar sehat begitu Win
oh itu kak makash loh kak nambah kosa kataku 😀
Sama-sama Win, buat postingan dengan ungkapan bahasa Batak lagi Win, biar kami juga ikutan belajar budaya leluhur ini. Salam
wah ok ntar aku kupas tentang adat istiadatnya
Terima kasih Win, kami bisa ikutan belajar budaya Batak. Horas
tapi sekarang mencari cah angon sudah sulit mbak…. dulu ketika masa aku kecil masih sering angon kambing dan sapi
Sama koq saya angon kambing plus cari ramban/pakan, juga angon bebek. Ternak sekarang lebih model kandangan ya. Salam