Tag

, ,

Tradisi Prepekan dan Mipik Menjelang Lebaran

Malioboro

Malioboro

Menjelang Lebaran dua kosakata yang tak pernah pudar dari masa ke masa adalah mipik dan prepekan. Mipik,  merujuk pada kegiatan membeli baju baru, diperluas menjadi pakaian dan bahkan perabot rumah tangga baru. Sedangkan prepekan, merujuk pada peningkatan pembelanja di pekan terakhir menjelang lebaran bahkan hingga H-mepet. Dua kegiatan yang saling bersinggungan, mipik saat prepekan atau mrepek mipik, meskipun tidak selalu. Ada kalanya mipik sudah dimulai bahkan saat puasa belum diawali, atau prepekan belanja aneka suguhan maupun buah tangan kunjungan silaturahmi.

Prepekan dan mipik kenangan masa kecil

Berpuluh-puluh tahun lalu, dua kegiatan tersebut menjadi bagian dari masa yang kami tunggu. Kalau kami kecil bertanya kepada Bapak dan Ibu mengapa orang mipik di masa prepekan, bukankah pasarnya sangat penuh? Beliau menjawab bahwa pertama Kanjeng Nabi belum marengake (mengizinkan) dan kedua, kurang ilok berbelanja saat anggota keluarga yang jauh belum datang. [Baru kemudian setelah kami agak besar dijelaskan, bahwa hakekat ibadah puasa ada pada bagian pengendalian diri. Pun uang yang dipergunakan saat belanja menunggu dari anggota keluarga yang mudik dari boro di kota besar. Ooh..begitu…]

Tradisi prepekan sangat khas, aturan hari pasaran sesaat dilanggar karena selama sepekan adalah hari pasar dari Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing sama saja ramainya. Pagi buta hingga usai Subuh iringan obor sudah mulai dari agak jarang hingga rombongan ramai dari desa menuju pasar Kecamatan yang lumayan jauh. Bapak Ibu sering membangunkan kami untuk menikmati iring-iringan yang melewati jalan di depan rumah. Ada yang menuntun kambing, menggendong tenggok berisi ayam ataupun memikul hasil bumi untuk dijual dan mipik baju baru bagi anak-anaknya. Keriuhan yang menularkan kegembiraan, berjalan berombongan sambil bercerita. Setelah terang tanah rombongan yang lewat berbeda ragam, dengan jinjingan yang lebih ringkas dan diiringi oleh anggota keluarga yang mudik dari kota. Karena sudah terang beberapa langsung menyapa kami, “mangga Mas Mantri….” Pemuda yang lebih rapi gaya kotapun menyalami Bapak sambil mengabarkan pekerjaannya di kota. [Di desa kala itu, Bapak yang ngasta guru disapa Mas Mantri Guru…bukan mantra suntik loh] Entah mengapa saat itu kami tidak pernah tertarik mengamati perarakan baliknya, mipik apa saja dari pasar prepekan.

Prepekan dan mipik ala kami

Apakah kami kecil tidak terhisap pada gerakan mipik dan prepekan? Woo bisa geger bila tidak…. Memasuki bulan puasa Ibu mulai dengan acara tersebut. Meteran menjadi senjata beliau menenangkan kami, rasanya kami sudah nyicil ayem bila diukur lingkar pinggang, panjang rok…padahal tahu tidak selalu ditindaklanjuti dengan dibuatkan pakaian baru.

Bila ibu membuatkan baju baru selalu sedikit lebih longgar, sedikit lebih panjang alias sekian nomer diatas ukuran kami sehingga bisa dipakai lumayan lama. Pembuatannyapun tidak selalu bersamaan antar kami kakak beradik. Loh berarti lebaran tidak selalu baju baru dong kan bisa menggunakan baju yang tahun lalu sedikit kepanjangan. Ooh mana tega Ibu melakukan hal tersebut pada kami pangeran dan bidadari kesayangan beliau….. Ini dia kiat beliau, untuk pakaian polos tahun berikutnya ibu menambahkan aplikasi dari potongan kain bermotif dan menempelkannya dengan tusuk feston, untuk baju bermotif…tambahkan sedikit pita atau renda. Olala tampil dengan gaya baru stok lama. Ada pula blus saat ibu muda dirombak menjadi rok terusan kami yang bergaya modis. Untuk adik yang putra Ibu perlu lebih putar gaya karena tak semudah menyiasati busana putri.

Prepekan dan mipik ala kini

Meski beda zaman beda cara namun gaya prepekan dan mipik tetap hidup. Peningkatan keramaian mall, pekan diskon, belanja secara on line menjadi bagian prepekan dan mipik ala kini. Mipik kini tidak hanya untuk baju namun perangkat pakaian/fesyen total seperti maraknya pembeli di toko emas, maupun perabot rumah tangga hingga kendaraan. Apapun gayanya tujuan utama menuju hati yang fitri selalu menjadi pandunya.

Bagaimana gaya prepekan dan mipik keluarga dan lingkungan sahabat. Salam