Tag
Candi Sojiwan, Fabel kera dan buaya, Parade Fabel di Candi Sojiwan, Rakryan Sanjiwana dari dinasti Syailendra
Parade Fabel di Candi Sojiwan
“Papi sayang Mami nggak sih”
“Lah iyalah Mami…kalau nggak percaya, belahlah hatiku”
“Yah, Mami nggak mau sayang Papi yang berhati terbelah” ”Boleh kan Mami minta tolong, rendang hati kera yang berjumpalitan di pohon tepian bengawan Gangga”
“@@**^^”
“Nah kan hati Papi menciut” “Ya sudahlah, Mami akan minta tolong Om Buaya perkasa teman ngegym Mami”
“Okelah Mami, Papi membulatkan hati tuk memenuhi permintaanmu”
****
“Selamat siang Ki kera yang baik hati. Tahukah kau, bila di seberang bengawan terdapat hutan buah yang meranum. Buah yang membuat tubuh kurusmu menjadi sedikit berisi”
“Selamat siang Ki, rezeki di sini sudah cukup bagiku, biarlah buah hutan seberang bengawan untuk para kera di kawasannya. Tubuh rampingku diperlukan untuk berayun dari dahan ke dahan”
“Mulia betul hatimu Ki kera. Hm…menurut cerita di sana terdapat buah hati welas asih”
“^^**@@”
“Mari cobalah menyempurnakan dharmamu, aku dengan senang hati akan menyeberangkanmu pulang pergi”
“Dengan merendahkan hati mari ikuti kata hati” demikian Kera menurutinya.
****
“Sebenarnya yang kukatakan tadi semuanya dusta, aku hanya ingin mendapatkan hatimu untuk persembahan buat kekasih hatiku” demikian pengakuan si buaya yang polos hati di tengah perjalanan.
Seraya menata hati, si kera menyahut “sungguh aku terpikat dengan kesehatian kalian, dengan senang hati aku akan memberikan hatiku” “Karena aku sangat hati-hati, aku menjaga hati dengan menggantungkannya di ranting buah yang berwarna merah hati” “Tolong bawa aku ke sana. Hati-hati ya kekasih hatimu menanti persembahan berupa hatiku”
****
Hup….. Si kera yang berhati selamat melompat kegirangan. Dalam hatinya menertawakan si buaya yang pergi dengan malu hati. Kera yang adalah Sang Bodhisattwa.
[ini fabel penghayatan tukang kebun saja, untuk versi resminya sila periksa dari Wikipedia dan sumber aslinya]
****
Itu hanya satu dari belasan fabel, cerita dongeng yang melibatkan dunia satwa yang tertatah di bagian kaki Candi Sojiwan. Candi Sojiwan ditafsirkan didirikan untuk Rakryan Sanjiwana dari dinasti Syailendra berdasarkan prasasti Rukam bertahun 829 Saka (907M).
Candi Buddhis yang berada di desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Saat wisata ke kawasan Prambanan mari sempatkan menyambanginya, hanya sekitar 2 km ke aras Selatan. Melintas jalur Solo-Yogya, melintas rel kereta api, berbelok kekiri tepat sebelum SD, tak jauh segera terlihat candi megah di tengah ladang sebelah kanan jalan.
Bagian badan candi penuh dengan tatahan pola sulur tanaman.
Bagian mahkota, bertingkat dari jajaran stupa kecil dan mengerucut menjadi stupa puncak
Mari sempatkan belajar fabel di Candi Sojiwan bersama kekasih hati maupun buah hati terkasih.
monda said:
haduuuh…, makin penasaran,..
ke sini juga belum pernah..
mbak, request dong cerita candi Kimpulan yang di kampus UII dong he..he..
kalau ada kesempatn ke Jogja
rynari said:
Yuuk ayook diagendakan raun ke Yogya siapa tahu jadwal cocok bisa gabung hehe
Pernah lihat di hape teman mbak, saat ikut seminar di kampus ini. Semoga lain kali bisa berkunjung ke candi Pustakasala ini. Salam
bersapedahan said:
candi sojiwan ini saya malah baru tahu 😀
menurut saya sih menarik candinya … penasaran pengen datang kesana.
relief2 di dinding candi memang bercerita ya mba ,,, jadi rupanya kebanyakan fabel …. btw sekarang cerita2 fabel di buku anak2 hampir ga ada ya ,,,
rynari said:
Wilayah perbatasan DIY-Jateng di seputaran Prambanan banyak sekali candi juga rawah bersapedahan. Benar sekali suka dengan fabel memasukkan pengajaran budipekerti jauh dari kesan menggurui, cocok sekali bagi bacaan anak-anak. Salam
mawi wijna said:
Beberapa relief di Candi Sojiwan masih mengundang tanda tanya, seperti relief pria dan singa, relief pria yang berbaring di pangkuan perempuan, dan relief laki-laki berkepala singa.
rynari said:
Terima kasih mas MW berkenan singgah, blog MW salah satu jujugan referensi kunjungan candi. Masih selaksa rahasia ya tuk relief cerita di kaki candi Sojiwan. Salam
chris13jkt said:
Nah kalau ke candi ini aku belum sempat mampir nih, Bu. Semoga pada kesempatan ke Yogya lagi bisa menyempatkan mampir ke sana dan mencermati kisah-kisah yang terpahat di kaki candinya
rynari said:
Perbatasan DIY Jateng ini kaya sekali dg tebaran candi Pak. Mangga explor keelokan relief kaki candi.
ysalma said:
Begitu banyak candi dengan keindahan dan keunikannya, juga disertai fabel yang menyertainya. Ibu Peri kebun jago semua.
rynari said:
Hallo Uni, kekayaan budaya kita luar biasa, dari ranah Minang, seputaran Cileungsi hingga Candi Jateng. Walah tanpa jagoan Uni, sumbernya buanyak, dimodif ala chef kebun saja. Salam
winnymarlina said:
cakep banget kak Candi Sojiwan, pake relief hanoman ya
rynari said:
Yup Win, Hanoman sang wanara, ini wanara perwujudan Boddhisattwa. Salam
winnymarlina said:
klaten kan ya kka lokasinya
rynari said:
Betul Win di Klaten
Agung Rangga said:
Sekilas candinya jadi mirip miniatur Borobudur ya bun, terutama bagian stupa di mahkota candinya. 😀
rynari said:
Iya Gung. Eh bunda kepikiran kalau Agung buat komikal cerita fabel pasti oke loh, memasukkan budi pekerti melalui komik satwa. Salam
Agung Rangga said:
Hihi, terima kasih idenya bun. 😀
kang nur said:
koq mirip candi hindu ya mbak
rynari said:
Iya Kang, langsing badan candinya perpaduan Hindu, keberadaan stupanya penanda Buddha.