Pare di Pojok Kebun
Bunga kuning di sudut kebun menuntun saya mengamatinya lebih dekat. Ooh tanaman pare….mBak Im lalu berkisah gagalnya masak oseng pare di rumah karena buahnya terlalu tua dan menyebarkan bijinya di pojokan kebun. Tanaman yang masih ringkih dengan beberapa bunga, yook dikastrasi dulu biar tanaman lebih siap.
Saatnya panen pare…buah pertama untuk pemilik dan pemelihara tanaman, diusung pulang mBak Im buat keluarga. Buah kedua dicicip yang punya lahan, panen tepat waktu belum terlalu tua sehingga terasa empuk renyah dengan rasa sedikit pahit, tolong mbak dibantu menghabiskannya.
Panenan ketiga disepakati dijadikan benih untuk penanaman berikutnya sekaligus dibagikan ke teman lain biar bertangkar…..
Menikmati pare di pojokan kebun juga mengungkit aneka bentuk sulur kehidupan, ada sulur muda yang sangat sederhana lurus, saat dewasa sulurnya semakin melingkar dengan aneka wujud dari artistik berkelok hingga artistik mbhundhet tak karuan. Ada yang berpegangan erat pada penyangga ada yang santai melambai.
Pun dari amatan buahnya sungguh menarik. Pare sedang meneladankan diri, darmanya adalah berbuah dan berbuah….Urusan sebagian menguning bahkan mengering lalu gugur bukan bagiannya. Bila sebagian lagi mampu tumbuh optimal menjanjikan panen ceria ataupun dipertahankan menua sebagai sarana meneruskan kehidupan sebagai generasi berikutnya adalah bonus darma berbuah.
Nah ini dia tampilan calon panenan berikutnya. Terima kasih pare di pojokan yang telah menorehkan catatan ringan pada kebun keseharian kami.
Ping-balik: Paceklik….. | RyNaRi
WAH BAGUSNYA PARE….MAU DONG BIBITNYA
___
Ayo, gampang koq dari pare tua saja.