Tag
Kejayaan negeri, perdamaian, Prasasti Batu Batikam, Situs Prasasti Kubu Rajo I dan II, Wisata Tanah Datar SumBar
Pitutur dari Situs Prasasti Kubu Rajo dan Batu Batikam
[Mengemas cerita tercecer dari kunjungan ke Ranah Minang hampir dua tahun silam] Selalu ada pengalaman berharga tak terduga dalam setiap perjalanan. Usai menikmati keagungan budaya Ranah Minang di Istano Basa Pagaruyung di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, kami kembali ke kota Padang melalui jalur berbeda. Berangkat melalui jalur Padang – mendaki Bukit Barisan di Sitinjau Lauik – Danau Singkarak – Batusangkar, kembali melalui jalur Batusangkar – Padangpanjang – Padang.
Pandang tertambat pada plang penunjuk Situs Prasasti Kubu Rajo, stop..stop…Uda. Kamipun melangkah menghampiri komplek situs yang berada di tepi jalan raya di Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar. Situs yang merangkum prasasti Kubu Rajo I dan II, ternyata yang sempat kami hampiri adalah Kubu Rajo II. Prasasti penegas kejayaan negeri tanah emas (Swarnadwipa) yang kawentar karena kepemimpinan yang tangguh dari orang besar berjiwa besar Raja Adityawarman.
Perjalanan berlanjut baru beberapa menit, kembali meminta stop Uda….. pandang kembali tertambat pada Situs Batu Batikam. Cuaca mendung di sore hari membuat kompleks situs yang dinaungi pohon beringin tua dan pintu pagar tertutup terasa agak singup. Cukup mengambil gambar dari luar pagar dan saat kembali ke mobil, seorang Bapak menghampiri kami dan menawari untuk masuk situs namun gerimis yang mulai menderas membuat kami meneruskan perjalanan.
Foto prasasti berupa batu berlubang yang diyakini bekas ditikam Datuk Parpatiah Nan Sabatang sebagai simbol prasasti berakhirnya perselisihan dengan kakaknya yakni Datuk Katamanggungan mengenai soal adat. Harmonisasi bani Piliang dan Chaniago yang semula bersengketa.
Kejayaan Negeri dan Perdamaian
Kedua gambaran situs prasasti Kubu Rajo maupun Batu Batikam sungguh melekat di hati. Pitutur tentang kejayaan negeri dan pentingnya menggalang perdamaian tak berhenti di guratan prasasti. Ada aura pesan yang hendak disampaikan kepada anak negeri. Kejayaan negeri adalah anugerah namun bukannya tanpa masalah. Ada lokomotif yang visioner dan powerful dan diikuti oleh serangkaian gerbong yang kompak dengan sang loko dan kondisi layak kerja. Selalu muncul aneka goda utuk menggoyang ketenteraman masyarakat tiang saka negeri. Prasasti Kubu Rajo I dan II penuh simbol ajian penata kejayaan negeri.
Perdamaian berawal dari komitmen antar pemimpin diikuti oleh para pengikutnya. Prasasti Batu Batikam merekam bukti. Kata mufakat didapat, masing-masing pihak saling menghargai. Keteladanan Datuk yang menjadi panutan keluarga besar sungguh dibutuhkan, menyatunya kata ucap dan kata tindak selalu diuji. Rasanya sari hakiki pesan dari kedua situs prasasti tersebut tetap relefan hingga kini.
Pembahasan mengenai sejarah sungguh memikat dan saya serahkan pada ahlinya, banyak tulisan terkait yang sungguh memperkaya batin. Mangga diincipi berharganya khasanah budaya bangsa.
Sudah bertahun silam aku mengunjungi prasasti Batu Batikam ini Bu. Dalam kunjungan terakhir beberapa waktu lalu sayangnya gak sempat mampir ke sana lagi
____
Karena terangkai di perjalanan ke Istano Baso Pagaruyung ini Pak, jadi berkunjung ke prasasti Batu Batikam. Kunjungan Pak Krish ke Sumbar terakhir berpusat di Bukittinggi, Lembah Harau dan arah Maninjau ya. Salam
Wah mbak, satu lagi kekayaan Nusantara yang mbak tulis disini…menarik sekali mengetahui bahwa negara kita begitu kaya dengan peninggalan budaya…
🙂
___
Meronce yang tercecer nih Jeng Irma…
Ih aku ngak perna kepikir lho kalo ke sumbar trus ketempat beginian hahaha. Tapi makasih sharing nya, akhir nya tau kalo di sumbar ada cerita sejarah nya
____
Pilihan kunjungan Mas Cum super keren, ada kuliner, wisata alam terbang layang, ripyu hotel dll. Lah bagian saya yang ini hehe
Menarik sekali, terima kasih. Tidak banyak tahu ttg sejarah di Sumatra atau pulau lainnya diluar Jawa.
____
Begitu lulus kuliah kan Mbak langsung jengkar Ausie….meronce yang tercecer saja Mbak, pengingat eloknya budaya Nusantara.
Salam
Oh… saya engga punya embel-embel titel lho! Saya memang dulu kuliah jurusan bhs Inggris, tapi drop out 😦
____
Bagi saya pribadi ‘titel’ berupa semangat selalu belajar, empati terhadap sesama dan lingkungan yang mewujud di ‘kiyanti2008’ lebih utama koq mbak dibanding yang tertulis.
Lah sekarang kita sama-sama murid kelas blogging tanpa titel hehe…
Huebat mbak Prih…saya belum sempat ke sana….padahal dua kali melewati jalan Padang-Batusangkar-Bukittinggi.
___
Hehe kebetulan jelalatan lalu pandang menangkap plang saja Ibu Enny…
Alam SumBar memang membuat betah dan pengin datang lagi ya Ibu. Salam
Wow…… hebat mb prih sudah sampai ke sana.
Saya sampai saat ini belum lihat mb 😦
____
Uda Ded yang telah melanglang ke aneka penjuru
Menikmati setiap perjalanan yg boleh dijalani ya. Salam
ah hanya baru mendengar nama Batu Batikam tapi belum sempat melihatnya..
mbakku juga sudah jadi mata cagar nih
_____
Kebetulan plangnya besar mbak, samperin dulu pasti akan ada penjelasan di sumber terpercaya hehe
Wah masih rabun cagar, ini juga induksi rasa dari Mbak Monda pecinta museum dan BCB
Kejayaan negeri adalah anugerah namun bukannya tanpa masalah. Banyak tangan-tangan usil yang merusak ya bun. Smeoga masyarakat makin mengerti dengan warsian sejarah
____
Hatur nuhun Jeng, semoga.
Salam
Baru tau bu Swarnadwipa itu artinya tanah emas…hehehe….
_____
Hehe Makanya di Plovea banyak Mas… Mas P, Mas R dan mas R kecil….
Tidak banyak yang tertinggal dari Kerajaan Pagaruyung. Yang sedikit ini, Kubu Rajo I dan II, mudah2an terus terjaga ya Mbak Prih…
____
Oho Bunda Kanduang menyeru….. Keelokan monumen budaya Pagaruyung yang megah ya Uni Evi. Semoga warisan budaya luhur ini lestari.