Fajar Menyapa Halimun Dieng
Udara dingin mengundang gigil tubuh, namun keelokan fajar menyapa halimun yang tersaji dari teras depan Acacia Home Stay sayang dilewatkan….
Penduduk berjalan pagi keluar dari masjid ataupun mengendong dagangan ke pasar di rembang pagi sudah biasa. Namun bapak petani dengan gulungan pipa oranye….ooh beliau menyiram tanaman kentang, laksana ayah memandikan ‘anaknya’ agar segar di pagi hari.
[Alam mengajarkan, bila suhu malam hari turun dan angin sangat lemah, suhu permukaan bumi akan sangat dingin dan memicu pembentukan embun beku di permukaan tanaman yang rendah semisal kentang maupun brambang. Kondisi ini hadir di setiap musim kemarau (Juli-September). Masyarakat menyebutnya dengan embun upas, embun yang ‘berbisa/mematikan’. Fenomena air membeku dan memuai, air dalam tubuh tanaman akan mendesak dinding sel dan pecah, pembekuan air di dalam sel menghalangi fotosintesis, tanaman akan mati dan alamat ladang puso, gagal panen. Selama masih memungkinkan, dengan kearifan lokalnya petani memandikan ladang kentang, mengebas embun beku dan menyelamatkan hasil panen. Gogrok asem…ilang bajang sawane…kari seger lan panene….]
Halimun mengambang menyambut fajar. Alamak cantiknya…. Mari tengok, gagahnya Gunung Sindoro rumah sang fajar melatar Candi Arjuna berselimutkan halimun.
Hayo… saatnya kerja….. kamipun bergegas bersiap turun lapangan untuk pengamatan di lahan dan wawancara dengan petani di ladang mereka. Hingar bingar kehidupan ladang Dieng telah terasa, petani bersepatu boot, berkerudung sarung mulai berkarya. Uap membubung saat mereka dan kami saling bersambut bicara. Pedagang sayuran mulai memuat hasil bumi ke kendaraan dan melansirnya ke kota.
Embun nan cantik menyambut kami di hamparan ladang petani. Saatnya surya menjemput halimun …
Menatap halimun mengambang di atas kawasan Dieng Plato….inilah keindahan Dieng, negeri di atas awan….. Indah Tanah Airku…
retno said:
fotonya cantiik… dulu pernah ke Dieng, soalnya tante tinggal di sana tapi ga kepikiran untuk foto-foto karena kedinginan ….
rynari said:
Lain kali berkunjung ke Tante di Dieng sekalian foto-foto cantik ya… Terima kasih mbak Retno berkenan mampir di kebun. Salam
Pink Traveler said:
jadi pengen ke Dieng belum pernah soalnya, cakep banget ya foto2 di pagi hari ada kabut2 nya gitu
rynari said:
Hayuuk dijadwalkan, Dieng negeri di atas awan yang menawan loh..
Pink Traveler said:
iya tapi kerja susah cutinya bisanya bulan juni atau desember
rynari said:
Cuti Juni atau Desember, Dieng menyuguhkan masing-masing keunikannya. Juni…peralihan hujan ke kemarau. Desember…brr hujan deras mengguyur Dieng. Selamat menikmati alam sekitar termasuk yang paling mudah kita jangkau ya. Salam hangat tuk Ina Pink Traveler.
bersapedahan said:
keren banget foto2 pagi di daerah dieng .. sukaaa
rynari said:
Kalau bersapedahan di kawasanan wisata alam budaya Dieng, sambil pepotoan pastinya menarik loh...
adelinatampubolon said:
Bu Prih pemandangannya ciamik benar yach. Kalau berdiri disini pasti berasa terhipnotis.
rynari said:
Ayooo Lina, Dieng juga bagian dari cinta bumi Nusantara…
wi3nd said:
kabuuutnyaaaa.. syanteek banget bu pri…
fotonya bikin kangen dieng…
rynari said:
Secantik harum hutan. Ayook Jeng Wiend barengan main ke Dieng…
Sekar said:
Maasya Allah dieng T.T dulu saya tinggal di Semarang tapi belum pernah sempat ke dieng. Malah seringnya ke Yogya. Semoga bisa merasakan dinginnya hawa sikunir, oneday. InsyaaAllah
rynari said:
Semoga di waktu yg tepat Sekar menikmati fajar Sikunir dan alam Dieng yg cantik ya. Dari Semarang tidak terlalu jauh. Salam
Sekar said:
aamiin 🙂
Lidya said:
apa kabar bun? maaf baru bisa bw lagi 🙂 Sudah lama tidak merasakan dinginnya embun
rynari said:
Terima kasih Jeng Lia. Main embun yook Cal-Vin
Monda said:
mbak foto2 kabutnya bener2 bagus,, suka foto yang jam 5.57
seperti misteri berlapis, kabut hijau kabut hijau lagi
rynari said:
Jeli sekali mbak amatannya, sama suka dg misteri candi Arjuna berlatar G. Sindoro. Salam
alrisblog said:
Menakjubkan. Benar-benar halimun.
rynari said:
Benar Uda, halimun yang tersaji nyata…
chris13jkt said:
Cantik banget, Bu. Dari dulu pengen nginep di Dieng masih belum kelakon 😦
rynari said:
Lah masalah prioritas waktu saja kan, Pak. kebetulan ada tugas nyangkul yang memerlukan waktu menginap, yah sekalian foto kabut pagi. Salam