Perempuan Menyulam Bumi
Beberapa tahun lalu saat menghadiri pameran buku terpikat dengan buku bertajuk “Perempuan Menyulam Bumi” terbitan Kompas. Buku yang mendokumentasikan kiprah organisasi wanita dalam menanami dan memelihara bumi. Namun postingan ini tak hendak membedah buku tersebut. Kosa kata menyulam dalam kegiatan budidaya merupakan bagian awal dari pemeliharaan. Usai melakukan penanaman dilanjutkan dengan pemantauan, apabila ada tanaman yang tidak tumbuh dilakukan penyulaman, mengganti bibit yang mati agar populasi target tercapai. Menyulam juga bisa dimaknai kiasan, memperindah kain dengan sulaman benang. Nah perempuan dapat memainkan peran menyulam bumi melalui dua pemaknaan sekaligus.
Sangat suka dengan kutipan Vandana Siva yang menyatakan bahwa bumi adalah rahim kehidupan, bukan hanya reproduksi biologis yang difasilitasi, sekaligus reproduksi sosial budaya sangat diwarnai oleh kualitas bumi. Ibu Pertiwi begitu kita menyebutnya. Saat perempuan menyulam bumi iramanya adalah irama bakti kepada ibu pertiwi yang melahirkannya, menyusuinya dan mengasuhnya.
Memaknai kiprah Kartini, perempuan bumi Jepara dan Rembang, perempuan yang menyulam bumi melalui kasih dan perhatian atas kepandaian kaumnya. Kebun rynari memperingatinya dengan membukukan perempuan-perempuan yang dijumpainya di kebun keseharian…
“Selamat sore Ibu…yak saya sedang matun (menyiangi) rumpun padi dari gangguan gulma pengganggu. Gulma dicabut dan dibenamkannya dalam-dalam untuk menyuburkan padi” Demikian secuil kiprah perempuan menyulam bumi di sawah pinggiran kita Salatiga.
Dengan gesit para perempuan sedang menyiangi tumbuhan di kebun Lembang, tangannya cekatan memanen, membuang bagian yang tua agar tumbuhan utama tetap terpelihara. “Silakan dicoba, bunga kuning ini enak dimasak bersama mie instan” demikian tawarannya kepada kami yang kemudian membuktikan rasa penasaran kami.
Ibu sepuh ini juga bagian dari perempuan menyulam bumi yang bekerja di taman kompleks Candisanga.
Perbukitan kapur yang sulit menyimpan air tidak menjadi penghalang perempuan menyulam bumi di Nglambor, Gunung Kidul
Banyak sahabat ngeblog perempuan yang juga setia menyulam bumi. Semisal:
Jeng Nella, beliau rajin menyulam bumi, menyulap balkon menjadi sarana ekspresi kecintaan beliau bertanam. Tak heran balkon mini ini selalu ceria dengan aneka koleksinya.
Teladan berikutnya, mbak Monda. Peri gigi, pecinta museum tak bosannya mengejar taman kota sebagai bagian ruang terbuka hijau. Postingan beliau tentang taman kota menyiratkan kepeduliannya sebagai penyulam bumi.
Jeng Evrina, mari tengok dan nikmati blognya. Sebagai penyuluh beliau tak bosan menyulam bumi melalui aktivitas maupun postingannya.
Dan tentunya masih sangat banyak lagi ya… Nah, para sahabat pembaca postingan ini mari berperan serta menyebut satu atau beberapa blogger perempuan dengan kiprahnya menyulam bumi, melalui kolom komentar ini. Selamat menyulam bumi bersama dalam harmoni….
Perempuan menyulam bumi tambahan dari pembaca postingan ini:
Ping-balik: Taman Kota #4 Taman Kota Bekasi – Berbagi Kisahku
Ping-balik: Are You Green Warrior? | RyNaRi
alrisblog said:
Kalau saya baru tahap pecinta bumi hijau, 🙂
Ingat beberapa tahun kebelakang gerakan menanam sejuta pohon oleh pemerintah dan lembaga swasta. Bagaimanakah nasib pohon itu? Tak ada laporan perkembangannya. Saya yakin kegiatan itu cuma seremoni dan menghasbiskan jatah uang yang memang harus dihabiskan daripada kembali ke kas negara / kas perusahaan. Membuat sesuatu yang sustainable rada sulit kalau tak niat.
____
….Membuat sesuatu yang sustainable rada sulit kalau tak niat….
Yang gempita di awal tak selalu lestari di hasil proses ya Uda
Apresiasi atas kerja keras perorangan ataupun kelompok yang konsisten menanam memelihara meski tak harus masuk liputan media masa
Monda said:
mbak, haduuuh.. kok dapat gelar baru lagi nih aku, jadi malu , baru bisa cerita jalan2 ke taman kota aja kok., dan baru dikit juga seri taman kotanya
terima kasih banyak ya mbak apresiasinya, akupun dari dulu terinspirasi dari blog ini dan kepiawaian mbak mengolah kata
____
Secara khusus memperhatikan taman kota dan mengagendakannya dalam acara jalan-jalan serta postingan wujud kecintaan nih Mbak
Sama-sama Mbak, saling belajar bersama melalui amatan keseharian. Salam hangat
Dunia Ely said:
Perempuan perempuan perkasa penyulam bumi di gambar atas pastinya bertubuh sehat ya mbak, karena bergerak terus tiap hari, keren 🙂
___
Iya Jeng Elly, serasa senam dan joging bakar lemak