PWJ di Agrowisata Kemuning
Membukukan catatan lama, saat mengiringkan pengurus PWJ ke Agrowisata Kemuning, Karanganyar pada 7 Juli 2019. Menyelenggarakan acara penyegaran, Ibu-ibu bisa…. diperlengkapi dalam pekerjaan.
Luar biasa tertib, sebelum pk 05.30 sebagian besar peserta yang terbagi dalam 2 bus hampir komplit. Pk 05.50 mulailah melaju melalui jalur toll Salatiga-Kebakkramat Solo. Puji Tuhan perjalanan lancar, pk 08.15an sudah sampai di Agrowisata Kemuning.
Kami mendapat tempat di salah satu pendapa berukuran cukup besar. Seraya menunggu sarapan pagi, mari eksplorasi kebun teh. Segera peserta menyebar di hamparan teh, menikmati limpahan matahari pagi. Apalagi dibarengi dengan keceriaan bersama.
Pk 09.10-12.20 acara utama digelar. Mulai dengan ibadah. Dilanjutkan dengan penyegaran motivasi yang meningkatkan kinerja. Diramaikan dengan kuis dengan melimpahnya doorprize. Udara yang dingin membuat peserta semangat dalam ajakan bergerak. Sesi diakhiri dengan makan siang bersama.
Pk 13-15an peserta mendapatkan waktu bebas untuk aktivitas seputar resto. Aneka kegiatan tersedia. Kembali menyusur kebun teh. Atau hendak mencoba Kali Pucung adventure berupa tubing. Sedianya banyak peserta bersiap bermain basah-basahan. Namun karena meluapnya peserta berbaur dengan sesama pengunjung, membuat beberapa peserta urung bertubing ria.
Lansekap bentang alam seputar hamparan kebun sungguh menarik. Dihadapan menjulang bukit yang serasa terjangkau didaki. Penasaran ada apa ya di puncak. Ooh bukit paralayang Kemuning. Bagaimana ya mencapainya?
Nah ini dia empat emak eh simbah nenek eyang oma, malah memilih cara dolan yang lain. Mari naik jeep. Kepada Mas pengemudi, kami berpesan cara dolan santai orang tua ya, Mas. Tanpa ngebut pacu adrenalin.
Siap… jeep mulai meninggalkan area Kalipucung. Menyusuri desa yang tertata rapi. Jalur yang dilewati berupa cor semen. Penduduk bersiap membuka area, berbagi keindahan alam dengan pengunjung. Selalu terbersit pinta, mari sesama pengunjung kita hormati niat baik penduduk setempat. Berbagi geliat ekonomi melalui wisata alam.
Menikmati hamparan ladang sayur yang menghijau subur. Mulai meninggalkan pemukiman. Pendakian dimulai di areal hutan pinus. Mendaki, menikung….. Pengemudi menghentikan jeepnya di suatu dataran dengan pemandangan apik ke arah bawah. Ada gugusan pemukiman, ada hamparan hijau perkebunan teh. Mas pengemudi (duh lupa nama karena catatan lama…) merangkap menjadi fotografer plus pengarah gaya aha…
Mari lanjut ke arah puncak. Bukit Paralayang. Oh ya bila sahabat tidak ingin naik jeep juga tersedia motor trail untuk mencapai puncak dengan sewa individual. Untuk jeep paling enak ber4, satu di samping pengemudi, 3 di belakang mangga silakan mau duduk manis atau berdiri cantik.
Kembali pengemudi memberikan waktu untuk menikmati puncak Paralayang dengan menunjukkan spot-spot pemandangan apiknya.
Yook lanjut, saatnya jeep mblusuk ke areal perkebunan dengan jalan setapak yang pada beberapa ruas diperkeras batu. “Kita akan menuju ke arah lembah’ tempat pendaratan paralayang” terang pengemudi.
Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan cantik hamparan kebun teh, pemukiman di lembah. Juga paralayang yang bersileweran diatas. Buibu mau mencoba? Bisa tandem loh dengan ahlinya, bila belum bisa mandiri.
Alamak ramainya jeep dan penumpang yang ngetem di areal pendaratan paralayang. Kebanyakan pengunjung menunggu dan mengabadikan momen pendaratan yang apik. Namun kami hanya sejenak di kawasan ini. Memegang kesepakatan agar dapat berkumpul sebelum waktu bebas habis.
Kembali jeep melaju pelan. Terpana dengan beberapa spot perkebunan yang nampaknya agak terbengkalai. Pengemudi mengatakan sempat ada sedikit kekurangharmonisan antara pengelola kebun dengan pelaku wisata mandiri.
Ooh mari, semoga terurai benang masalah. Memang integrasi agrowisata memerlukan dialog antara perkebunan dengan pelaku wisata. Terlebih apabila wisata tidak terpusat pada pengelola kebun. Masyarakat pelaku wisata juga mendapat edukasi, daya tarik kegiatan ini juga diwarnai oleh agroindustri kebun. Mari jalin keharmonisan antara kebun dengan masyarakat setempat.
Pk 14.25an petualangan jeep berakhir di depan resto. Menunggu peserta lain yang masih terburai di kebun, antrian tubing maupun belanja di sekitar. Jambu kristal menjadi salah satu buah tangan selain hasil bumi Kemuning.
Saatnya pulang. Upaya berhenti di sekitar Kemuning untuk belanja oleh-oleh terhalang oleh sulitnya parkir. Jadilah singgah sejenak di pusat durian Karangpandan. Kaget juga beberapa oma sepuh masih kuat dhahar durian. Kamipun lanjut dengan berhenti sejenak di pusat oleh-oleh daerah Palur. Kembali meluncur masuk tol Solo-Salatiga.
Berakhir sudah kegiatan ini. Mematrikan semangat berpelayanan, ibu-ibu bisa…..
Untung anak cucu gak ikut juga ya Mbak. Kalo ikut, yang ada malah jagain cucu main ya disana 😀
Ada kalanya nenek eyang oma jalan-jalan tanpa momong ya. Terima kasih sudah singgah.
seru bangetttt ….. wisata kebun teh pakai jip offroad …. ibu ibu ini jiwanya gaul dan muda .. haha
Wisata Kemuning … pernah dengar … ternyata tempatnya bener2 menarilk ya mba Prih …
salam
Lupa anak cucu di rumah nih…. pokoknya enjoy saat dolan dan enjoy juga di rumah. Alamak… eh tuk gowes asyiik juga rolling mendaki menurun tajam. Mode ngomporin