Ngebut di Autobahn Jerman
Keluar dari Titisee-Neustadt jelang pukul 15an kami melaju ke Frankfurt (Main). Saatnya mata mbliyut mengantuk rasanya semua kami tertidur. Melewati jalan toll yang rasanya semua kendaraan berlomba cepat, tetiba saya ingat lah ini kan autobahn Jerman yang tersohor, mata segera nyalang menikmati suasana jalan raya. Pemandu wisata bertanya mengapa koq tertarik mengamati jalanan toll ini, ini kan autobahn… saat beberapa peserta dolan terjaga, beliau bercerita tentang keunikan autobahn kebanggaan Jerman.
Sebagai negara industri, salah satu produk andalan Jerman adalah otomotif. Slogan otomotif Jerman adalah raja jalanan sehingga autobahn ini juga merupakan medan pembuktian ketangguhan kendaraan Jerman. Karena saya kurang mengerti masalah otomotif yah saya menikmati seni berkendaraan di autobahn saja. Semua serasa bergegas, wuss..wuss melesat menuju tujuan.
Menyusuri tepian Barat Jerman, melayang pada beberapa sahabat ngeblog yang tinggal di negara ini. Diantaranya Jeng Nella pecinta berkebun, mama Ben dan Lisa yang dari cerita blog berada di radius jalur yang saya lewati. Serasa dadah..dadah.. pada Ben dan Lisa yang lucu pintar menggemaskan. Melempar senyum kepada Jeng Dewi alias Nengwie yang ramah, suka masak, suka jepret yang tinggal di belahan Timur di kota Nurnberg. Hayuk nengwie menulis lagi kami rindu coretan indahmu. Pun Jeng Ely Meyer penyuka desa dongeng yang suka bercerita tentang Sungai Wesser, kayaknya di belahan Jerman Barat Laut, yang selalu berbaik hati memajang foto mentari juga berkebun.
Menikmati jalur autobahn mencoba memahami gencarnya pembangunan infrastruktur di Tanah Air, betapa perbaikan jalur transortasi menjadi salah satu kunci pembangunan. Derap ekonomi melaju, distribusi hasil panen dan hasil pembangunan lain meruah ke segala penjuru, membuka keterpencilan.
Sepenggal kisah saat melintas di autobahn Jerman.
Mbak Ry…mampir ke Nürnberg doong, pengen ketemuuu…
Dududu „Rumah“ sudah kaya Rumah hantu nih huhuhu
Lamaaaaaaa ndak buka WP maafkeun notifnya baru saya buka sekarang.
Salam kangeeeeen 😘😘
Jeng Wie…..moga lain kali bisa jumpa ya…
Wah belahan Timur Eropa termasuk Nurnberg bikin jatuh hati nih kecantikan alam dan budayanya.
Tetep ngangeni koq ‘rumah’ Nengwie… salam hangat
Kalau aku nggak cuma akan memperhatikan kendaraannya sih, tapi juga kualitas jalan raya, penataannya, sama pemandangan di sekitarnya hehe.
Siip akan tiba saatnya menjajal autobahn sambil menikmati kualitas jalan raya, penataan dan pemandangan sekitarnya ya. Salam
terima kasih doanya mbak 🙂
Amin. Pastinya jadi penyemangat menulis wisata. Salam
Asyiknya kalau jalanan lebar dan mulus begitu, rasanya pengen jalan kenceng aja bawaannya. Waktu itu kendaraan yang ditumpangi Bu Prih ngebut apa nggak, Bu?
Pak sopir lumayan kenceng bawaannya namun masih dibawah ambang kecepatan maksimum Pak. terasa ws–wus–didahului mobil lain.
Wah, ternyata di sana jalannya di sebelah kanan ya bun, dan jalanannya juga bersih sekali. 🙂
Eh, saya jadi kangen sama blognya mbak Ely Meyer, beliau masih aktif ngeblog tidak ya? 😦
Iya Gung, mobil eropa model stir kiri, awalnya kikuk saat turun koq mepet kanan jalan.
Blog Jeng Ely Meyer memang ngangeni banget ya. Salam
nyaman lihat keteraturan ya mbak…dan bersih2, mobil2 Jerman yg cakep2
Sisi lain dari suatu negara ya mbak. Kayaknya mobil Eropa di kita kalah pamor dg mobil Asia Timur ya.
kalau lihat infrastruktur di negara maju .. baru kita ngeh .. kalau kita ketinggalan bertahun tahun … memang dengan adanya infrastruktur memudahkan pergerakan barang dan otomatis perekonomianpun akan naik
Yuup kita kadang juga bilang kami butuh makan bukan jalan…padahal bisa bersinergi dengan adanya jalan maka penyaluran pangan lebih terjamin. Ini bahasa sederhana loh tanpa muatan politis hehe..
Da.. da.. dah bu Prih juga yaa 🙂 . Dijalan tol tidak boleh lelet nyetirnya, bakalan di klakson mobil dibelakang. Selalu perhatikan marka jalan disebelah kanan, ada tanda batas kecepatan 70. 100, 120 km dsb. Ada bagian tertentu tidak ada tanda, dijalur paling kiri tuh bisa ngebut sampai 300 km atau lebih semampu mobilnya 😀 . Sblm ada anak2 pernah kuminta suamiku coba ngebut, pengen tahu rasanya aja haha .. sampai di angka 200 km aja sih. Oh ya tp klo ngebut dan terjadi kecelakaan lewat batas kecepatan yg dianjurkan nah asuransi ga mau tanggung katanya sih.
Nah ini pengakuan ngebuters asli dari Jerman. Terima kasih Jeng Nella tambahan segernya.
Enaknya ngeblog saat jalan bisa merasakan dekat dg sahabat yg daerahnya kita kunjungi.
Salam manis tuk Ben dan Lisa yg makin pintar. GBU