Si Manis Jembatan Tuntang
Kisah blusukan seputar kawasan USA (Ungaran, Salatiga, Ambarawa), tepatnya di jembatan Kali Tuntang. Jembatan Tuntang membentang melintang persis di hulu Kali Tuntang, menyuguhkan pemandangan elok di rentang perjalanan Semarang ke Solo, tepat setelah perkebunan kopi seputar Bawen, menengok ke kanan terlihat bentang Rawa Pening, menengok ke kiri stasiun Tuntang. Inilah kejelitaan si manis jembatan Tuntang, nadi utama penghubung Semarang Solo sebelum jalan tol Semarang Solo tergarap tuntas.
Kali Tuntang merupakan titik pertama keluarnya air dari kawasan Rawa Pening. Mari lihat secara bentang alam, sebuah kawasan sub daerah aliran sungai (Sub DAS Tuntang) dimana secara relief muka bumi sejumlah aliran air menuju ke satu cekungan Rawa Pening. Kali Tuntang secara ekologis menjadi bagian penting dari mata rantai aliran air di kawasan yang lebih besar DAS Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) yang bermuara di Laut Jawa. Kali Tuntang menjadi penyeimbang penyangga kelestarian Rawa Pening sekaligus penata besaran air yang meluap ke areal hilir. Sedikit ke arah hilir dari jembatan Tuntang terdapat PLTA Jelok yang memanfaatkan aliran sungai.
Jembatan Tuntang menjadi gerbang masuknya si manis item kuda besi dari stasiun Ambarawa menuju stasiun singgah Toentang sebelum menuju ke Bringin. Jembatan Tuntang menjadi bagian saksi sejarah perjuangan bangsa, salah satu sejarah perkereta apian selalu merujuk jalur Ambarawa-Toentang. Perubahan fungsi dari kereta api sarana transportasi umum dan hasil bumi menjadi kereta api wisata di masa kini.
Blusukan di sekitar rumahpun menambah wawasan kita. Salam dari si manis jembatan Tuntang
Ping-balik: Pulang….. | RyNaRi
Ping-balik: Menyusuri Rawa Pening dengan Lori Kereta Wisata Ambarawa-Tuntang | RyNaRi
chris13jkt said:
Bu Prih . . . mbok aku diajak blusukan di sekitar tempat tinggla Bu Prih, banyak tempat menarik nih . . . .
____
Hayoooo dengan senang hati, juga ditunggu Mas Dhave, beliau begawan blusukan dengan keahlian fotografi seperti Pak Krish…
vizon said:
Pengen juga blusukan ke USA tanpa Visa ala Bu Prih, nih.. 🙂
___
Bebas e-passport segala Uda, tinggal e-nake….
Ping-balik: Menghitung Hari | RyNaRi
bintangtimur said:
Wih mbak, dari sebuah jembatan dan rel kereta api aja mbak Prih bisa buat postingan. Saya jadi mulai ingak-inguk, topik menarik apa ya yang ada di sekitar saya bat dijadikan tuisan…
Matur nuwun inspirasinya 🙂
____
Selalu kagum dengan postingan Diajeng Irma, olah rasa budi jadi sajian bergizi bagi jiwa
untuk tukang kebun, ladang jadi sumber tulisan tiada habisnya