Tag

, , , ,

Embun Kebun Sebelas Warsa Ngeblog

Hal sederhana yang sangat saya sukai di pagi hari adalah melongok embun kebun. Yup sangat mudah dilakukan. Melihat sebutir embun yang menggelantung di dedaunan, bunga ataupun pagar. Ukuran mungil, keberadaannya juga amat sementara waktu.

Embun Kebun

Pengingat keindahan dalam kesederhanaan. Tampilan tidak complicated rumit tetap mengundang decak syukur. Beneran sederhana apa adanya.

Juga penegas kesementaraan. Muncul di rentang waktu terbatas dini hari. Tidak nggege mangsa (tampil sebelum waktunya). Pun rela menghilang undur dari sistem saat mentari kian kuat menguapkannya. Tanpa mengenal tetap mau tampil kala waktunya lengser.

Panggung pentasnya juga alami loh. Cukup menempel pada masa padat yang ada di alam. Tidak membutuhkan ruang khusus dengan persyaratan tinggi.

Ada kalanya tampil indah gemerlap. Apakah butir embun mengeluarkan cahaya? Bukan…. Kerlip dan gerlap muncul sebagai pancaran sinar yang diterimanya dari sang sumber cahaya. Embun sebagai penerus cahaya keindahan.

Nah menengok surel masuk, akhir Agustus lalu mendapat notifikasi dari wordpress. Olala 11 tahun menempel secara berkala di wordpress. Menggantungkan sebutir artikel mini. Tanpa polesan makna mendalam, pun tampil sungguh secara tidak konsisten waktu.

Begitu pun artikel yang disajikan. Serasa butir embun kebun, mengangkat keseharian kebun. Pengingat tatanan kesederhanaan dan kesementaraan. Menunda lupa disematkan pada laman blog ini. Pengungkit senyum kala menengoknya ulang.

Embun kebun menjalankan dharma. Sesaat muncul lalu terlena waktu. Kesementaraan dalam kesederhanaan. Salam embun kebun.