Bunker di RSUP dr. Kariadi Komponen Sejarah Bangsa
Senyampang singgah di RSUP dr. Kariadi Semarang, saya teringat dengan maraknya pemberitaan temuan bunker di medio tahun 2012. Meminta bantuan informasi dari petugas parkir (dengan dugaan petugas parkir sering menjadi nara sumber informasi tak terduga) mendapat jawaban, hm bunker….adakah?
Ya sudah mungkin bukan rezeki jiwa untuk mendapat gambaran bunker bagian dari sejarah. Padahal nukilan berita Kompas regional 28 Juni 2012 bertajuk ‘Diteliti, Nilai Sejarah Bunker di RSUP dr Kariadi’ Penelitian terhadap bunker dilakukan oleh tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah (BP3 Jawa Tengah) atas aspek fisik bangunan dan nilai sejarah yang terkandung. Belum lagi publikasi yang dirilis di web yankes.kemkes.go.id yang diunggah 27 Okt 2017 tentang hospital tour, terobosan RSUP dr Kariadi, sarana perkenalkan dunia medis pada masyarakat. Kegiatan diperuntukkan bagi siswa SMA dan SMK untuk mendorong motivasi ketertarikan pada bidang medis dengan materi utama RSUP dr. Kariadi melaksanakan pinsip green hospital, memiliki gedung peninggalan sejarah serta bunker yang kini termasuk dalam cagar budaya. Lah..berarti? Cagar Budaya….komponen sejarah bangsa yang perlu dirawat dan diestafetkan kepada generasi penerus dong ya. [postingan tentang green hospital dengan penanda lokal tanaman asam jawa flora identitas Kota Semarang, saya sajikan di kompasiana]
Eh tak dinyana sobat jalan memberi informasi bunker tersebut. Ooh hanya diminta bersabar dan meluruskan niat mengetahui bunker untuk memenuhi hasrat rasa ingin tahu atau terselip secercah niat luhur nguri-uri komponen sejarah bangsa, meneruskan nilai perjuangan bangsa.
Runtutan peristiwa penemuan bunker yang semula tertimbun tanah di bukit saat pengerjaan bangunan perluasan prasarana RSUP. Mengedepankan temuan sejarah, RSUP mentaati azas pelestarian kepurbakalaan dengan menyesuaikan rencana pembangunan kawasannya.
Meminta izin pada petugas di dekat bunker dengan niatan meresapi sejarah perjuangan yang tersirat didalamnya. Mengingat ketatnya etika pengambilan foto di lingkungan RS. Terselip rasa syukur haru menatap bangunan bunker yang berpenanda dibangun 1939-1945 sebagai perlindungan terhadap serangan udara (PD II). Mengutip data fisik bangunan, tinggi pintu 190 cm, lebar pintu 76 cm dengan ketebalan dinding 42 cm, bidang pintu 4 cm. Ukuran bangunan dengan panjang 520 cm dan lebar 197 cm. Penjelasan fungsi bangunan untuk pertahanan dan dibangun pada zaman Belanda masa perang dunia II menepis aneka dugaan dari saluran drainase, pintu rahasia yang terhubung dengan Lawang Sewu dll.
Pemahaman bunker di RSUP dr. Kariadi adalah komponen sejarah bangsa kiranya menguatkan tekad semua komponen untuk semakin mencintai negara Indonesia. Selamat berkarya para pejuang kesehatan bangsa, sumbangsih melalui pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah cara mengisi perjuangan sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Salam sehat bagi masyarakat Indonesia, khususnya sahabat pembaca blog Rynari.
Baru tahu ini, Bu Prih. Menarik sekali. Kalau mungil, mungkin saat itu ada orang penting yang sedang dirawat alias tidak untuk umum..?? (kutu mulai ngarang)
Loh ‘karangan’ yg menjawab ukuran mungil dan orang penting….
Salam hangat
Baru tau soal bunker ini mba.. berarti bagian peninggalan lama ya mba. Semoga masih bisa dimanfaatkan..
Iya Jeng, zaman pendudukan Jepang. Kini untuk bagian penanda sejaran di rsup bangunan cagar budaya. Salam hangat
ternyata disana ada bunker ya … kemungkinan disekitar area masih ada lagi peninggalan lainnya yang belum ditemukan atau bahkan sudah dihancurkan karena ketidak tahuan atau ketidak pedulian
Yuup selalu ada temuan baru yg menghubungkan masa dulu dan zaman now. Salam
bunkernya kecil saja ya..
seumpama waktu itu ada serangan udara.., kira2 siapa yang bisa memakai fasilitas ini ya.. tak mungkin semua pasien bisa dilarikan ke sini
Pertanyaan kritis…belum bisa hatur jawaban tanpa dukungan dokumen memadai. Setidaknya upaya perlindungan komponen sejarah perjuangan
Keren bu
Halo Mas Isna apa khabar? Semoga semua diberkati sehat ya.
Baik bu 🙂 kapan2 ke kariadi coba tak mampir ya bu, bt..ini masuk dr pintu mana ya bu yg paling dekat
Bunkernya ternyata kecil ya..lebih besar bunker yg d merapi..
Jauh lebih mungil mas…sama2 perlindungan bahaya. Kariadi atas serangan udara dan Merapi atas aliran lahar panas. Salam
Bunker RS Kariadi dibiarkan kosong ya bu?. Rumah2 di Jerman nih kebanyakan ada ruang bawah tanahnya, biasanya buat nyimpan bahan makanan mentah, atau jadi gudang 😉 .
Iya Jeng Nella, jadi bagian sejarah perjuangan.
Penyimpanan ruang bawah tanah serasa frezer alami ya. Salam