Tag

, , , , ,

Melongok Jambu Air di Kebun Bangunjiwo

Sahabat pembaca blog Rynari, ini oleh-oleh melongok kebun Bangunjiwo, pekarangan keluarga adik 3B. Dari aneka tanaman yang dibudidayakan simbok cuplikkan jambu air yang tampil merona, sawo dengan ukuran jumbo dan markisa yang gemrandhul menggantung dari tangkainya.

Jambu Air merah meriah

Jambu air (Syzygium aqueum) ini tumbuh di halaman depan. Semula berdampingan dengan kelengkeng dan keduanya belajar berbuah. Bergulirnya waktu, pertumbuhan jambu air lebih dominan. Bentuk tajuknya terawat karena adik rajin memangkasnya untuk mengendalikan pertumbuhan.

Jambu Air subur paduan daun, bunga dan buah

Rimbunnya daun jambu air dimanfaatkan untuk peneduh koleksi anggrek yang dipelihara. Jambu air ini sangat rajin berbunga. Tandan eh dompolan buah menempel erat di setiap rantingnya. Wujud jambu air ini mirip bell ramping memanjang. Sekilas mirip jambu air Citra.

Eits yang itu meski merah jangan dipetik dulu, tingkat kematangan belum sempurna. Ooh buah yang matang menunjukkan warna buah merah tua semu keunguan, merah maron. Tampilan cantik utuh, padahal sering melihat buah yang terlihat utuh namun di dalam berulat.

Menikmati kerimbunan daunnya menjadi teringat dengan tape ketan khas Kuningan. Yup tape ketan dibungkus daun jambu air. Dijual dalam kemasan ember.

Sawo, nah ini salah satu buah kesukaan saya. Mau yang membulat ataupun lonjong tetap suka. Pohon sawo ini tumbuh di luar pagar depan. Ukuran buahnya jumbo membulat. Rasanya beneran maknyus, kombinasi manis, rasa kasap dan air yang tidak terlalu banyak.

Buah sawo ini mengajarkan tindak sabar. Meski sudah berukuran besar terlihat matang namun belum dapat langsung dimakan. Ada rasa sepat yang seperti mencekik leher tidak dapat ditelan. Sabar diperam dulu.

Jambu air-markisa-sawo

Atau mau nunggu sisa codot, hehe. Binatang malam codot sangat mengenali tanda buah masak dan rasa manis. Waktu kecil sering membantu Simbah memeram sawo. Untuk mempercepat pematangan buah sawo mentah tua digosok pelan dengan sabut kelapa, kemudian diperam dalam tenggok bambu dialasi dan ditutup dengan dedaunan segar.

Nah di pergola bergelantungan buah markisa. Ada 2 jenis yang tumbuh di kebun, yang berukuran besar memanjang mirip papaya dan yang membulat seukuran bola tenis. Tanaman merambat berdaun hijau segar. Muncul bunga keunguan di sela rimbunnya daun. Setiap pagi ramai lebah dan kupu menghinggapinya.

Ini tampilan markisa besar alias markisa jumbo, giant granadilla. Nama daerah sering disebut erbis, nama ilmiahnya Passiflora guadrangularis. Tumbuh dibantu para-para penyangga buahnya.

Tampilan markisa besar

Buah berwarna hijau kilap muncul gemrandhul. Saat menua ada variasi menguning hingga keunguan. Siap dipanen. Rasanya lumayan asem segar. Mau langsung diperas atau mau dijadikan sirup nih. Yaak penyilih rindu sirup markisa dari Makasar ataupun Medan yang kawentar.

Markisa

Mbakyu dan adik sangat rajin memelihara markisa yang terus berbuah ini. Kreativitas mengolahnya dan mengemasnya secara apik dan steril. Tampil memikat sebagai minuman kemasan siap santap. Terbuka kesempatan menjadi sarana berkah peningkatan pendapatan dari kebun pekarangan rumah.

Markisa dan sirup segar siap santap

Sumber buah meja dan pemenuhan gizi dari pekarangan. Tumbuhannya menjadi penyejuk penghasil oksigen udara bersih dan AC alami pun perangkap debu. Lingkungan hijau dan sehat. Buahnya nyamnyam dikonsumsi pun untuk buah tangan kerabat yang berkunjung. Bahkan memungkinkan menjadi dompet hidup dari pekarangan. Salam berkebun.