Tag
abu merang, carbon black, dhawet ireng Butuh, geblek, hitam manis dari Purworejo, kue lompong, pewarna makanan hitam alami
Pesona Hitam Manis dari Purworejo
Melewati kota Purworejo yang bersih rapi kurang afdol tanpa mencoba penganan khasnya. Jajaran penjual dhawet ireng di sepanjang jalan memikat kami berhenti sejenak di Kaliwatubumi. Kekhasan dhawet ini adalah warna cendolnya yang hitam terbuat dari tepung beras yang diberi pewarna air abu merang padi. Merang adalah bagian gagang/tangkai malai yang telah dirontokkan gabahnya. Kombinasi gurihnya santan, manisnya gula merah dan cendol hitam menimbulkan kesan dan menanamkan rasa kangen pada dhawet ireng khas Butuh ini.
Purworejo juga lekat dengan kue lompong. Penganan khas berbahan dasar tepung ketan yang diberi pewarna hitam alami dengan isian enten kacang tanah (kacang tanah goreng tumbuk kasar plus gula merah). Dibungkus model tempe bungkus daun, penciri pembungkus kue lompong adalah daun klaras yaitu daun pisang yang telah tua dan mengering berwarna kecoklatan. Umumnya dikerjakan secara industri rumah tangga bukan pabrikan. Rasa gurih manis legit dengan tampilan klasik yang menjadi daya pikat kue lompong ini.
Sebagai bonus, geblek penganan khas Purworejo pun kami cicipi. Sejenis penganan gorengan terbuat dari bahan dasar aci singkong berbumbu garam, bawang, rasa mirip dengan cireng (aci goreng) di Jawa Barat. Bentuknya aneka ada yang mirip angka 8, yang kami coba rangkaian 3 cincin. Penganan ini kurang ramah bagi yang memiliki masalah gigi karena teksturnya liat/ulet.
Warisan budaya yang luar biasa, dibangun dari pengetahuan dan kearifan lokal tentang bahan pewarna alami yang aman untuk pangan. Merang yang dibakar menjadi arang (carbon black) ini direndam air dan disaring dan dipergunakan sebagai pewarna hitam pada dhawet ireng maupun kue lompong. Pesona hitam manis dari Purworejo yang ngangeni.
Boleh info yang jual bubuk merangnya.trimakasuh
ternyata satu rupa banyak pangilannya,itulah indonesia
___
bagian dari kebhinekaan…
beli pewarna merangnya darimana? tolng dikasitau dong, sya mau beli 1 kg.. makasih
__
Terima kasih responnya, mohon maaf belum bisa membantu informasi, biasanya pedagang membuat sendiri dengan merendam abu merang dan menyaringnya. Salam
Makanannya menggoda..
___
Tampilan klasik ….
Udah sampai Purworejo, gak mampir rumahku Mbak Priiihhhh…?
#mau pasang alarm mobil blogger ah ! biar tau sapa yg lewat, mau tak cegat 🙂
___
Mohon maaf Jeng Lies, sungguh Purworejo hanya lewat dalam perjalanan ke Kebumen, semoga suatu saat kita jumpa ya.
Weleh ada teknologi baru alarm mobil blogger nih. Salam
geblek ya namanya…
duh… kadang mikir sih… yang kasih nama itu siapa? aneh2 tapi enak sih ya. 😀
jadi pengen cobain.
btw salam kenal ya..
___
Menurut penjualnya begitu Mas, nama dan rasa kadang tidak nyambung ya
Salam kenal juga, terima kasih
pernah nyicip dawet ireng, tapi blm pernah ke Purworejo, Bu.. 😀
wah Bu Prih kue geblek nya mirip lanting ya Bu?
___
Iya nih Jeng Tia, dawet ireng sudah go nasional
Ya geblek dan klanting sodaraan
Salam buat Vania
hmm…es dawet ireng…bikin kemecerrr… 🙂 mboten nyobi kueh clorot bu?
Selamat akhir pekan, Bu Prih…
_____
Kue clorot yang unik Jeng Mechta, cone dari janur, sayang tidak sempat nyoba ulang, suka Jeng dengan clorotnya.
Matur nuwun Jeng, selamat berakhir pekan pula.
Dawet ireng? wow warna baru dalam dunia dawet yang umumnya putih,coklat atau ijo ya jeng.
Kue atos itu mirip lanting Purwokerto yak, klethax, bikin gigi tugel.
Nah yang kue dari ketan itu bukan kue thok atau koci2 jeng ?
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Surabaya
____
Jadinya aneka warna dawet ya Pak Lik
Istilah yang pas, geblek ulet dan klanting atos
Salam
Geblek itu bentuknya mirip kayak klanting ya bu (atau mungkin memang sejenis kali ya). Dulu kalau pas naik kereta ke Jkt, dr Kutoarjo s/d Purwokerto, banyak penjual klanting. 😀
____
Betul sekali, pembedanya klanting kering keras, geblek gprengan agak ulet
Persamaannya sarana olah raga gigi bagi yang masih kuat
Salam