Kitiran
Kitiran, kenalkah sahabat dengan jenis permainan kanak-kanak sederhana ini? Terbuat dari anyaman kertas menyerupai baling-baling, dirangkai dengan rautan bambu, dimainkan sambil berlari kecil, pergerakan udara oleh gerak tubuh kita menghasilkan tenaga memutar baling-baling kecilnya. Bila cuaca sedikit berangin, hanya dengan mengangkatnya di atas kepala kita, baling-balingnya akan berputar, mubeng seser sehingga membentuk lingkaran penuh. Memperhatikan kitiran sederhana ini mengait pada banyak hal diantaranya:
1. Bersahabat dengan angin. Kitiran berputar oleh daya/energi angin, kanak-kanak yang bermain kitiran diajak memahami bahwa angin momongan dan perwujudan Sang Hyang Bathara Bayu berkenan menjadi sahabat dan penolong manusia. Perahu layar, kincir angin memanfaatkan daya dorong angin sebagai energinya. Kini di tengah kelangkaan sumber energi fosil, angin yang disediakan oleh sang Pencipta secara gratis menjadi salah satu alternatif sumber energi.
2. Polahe anteng kitiran. Sanepa atau perumpamaan yang menggambarkan aktifnya krida seseorang, bahkan kitiran yang selalu berputarpun lebih anteng darinya. Sangat gesit, trengginas bahkan montang-manting tergantung konteks perumpamaannya. Berkenaan dengan kegesitan ini jadi teringat cersil dengan tokoh yang memiliki ilmu pedang kitiran sewu. Perputaran gerakan pedang sangat kuat dan cepat, perpaduan kekuatan dan kelenturan gerak, membuka serangan menutup pertahanan, membaca sambil berimajinasi (karena tanpa gambar/komik seperti sekarang).
3. Sumur Kitiran Mas. Tempat ziarah umat Katholik, Sumur Maria Kitiran Mas berada di dalam Gereja St. Maria Assumpta di Paroki Pakem Yogyakarta, tepatnya ada di Jalan Kaliurang KM. 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Nampaknya menarik dengan berbagai perlambangnya, saya belum berkesempatan mengunjunginya.
Bagaimana dengan ‘kitiran’ dalam kehidupan sahabat?
Arumsekartaji said:
Kitiran itu dulu juga dijual di sekolah dasar Solo di mana pembelinya anak sekolah dasar. Saya masih ingat kitiran itu dulu dijual per buahnya Rp 25 rupiah. Dibawa pulang lalu dipasang di pelepah daun pisang lalu digantungkan pada seutas tali di bawah talang air. Saat angin kencang datang, maka kitiran itu akan berputar kencang bagaikan kipas angin jaman kini.
____
Apapun bentuk kitirannya, bermainnya sambil berlari, duh senangnya saat berputar. Wah unik Jeng ditali di bawah talang, seseeerr nih
Tebak Ini Siapa said:
Aku dulu taunya istilah kitiran tu cuma buat kipas angin. 😀
____
identik berputar di porosnya ya
krismariana said:
Sumur Kitiran Mas? Saya pernah ke sana dua kali. Sekali untuk ziarah, satu lagi waktu misa bersama keluarga. Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah. Kalau pagi-pagi ke sana, segar sekali. Hawanya sejuk 🙂
_____
Terimakasih Jeng Kris, lokasi yang sejuk menambah betah dalam ziarah. Salam
marsudiyanto said:
Jaman saya SD, kitiran adalah salah satu mainan favorit. Jika ada kertas bekas, maka kalau nggak dibikin perahu, pasti dibikin kitiran
Dalam Bahasa jawa, kitir juga berarti surat atau layang
___
Koq nyasar ke spam dulu ya Pak, padahal kebon ini terbuka bagi sahabat …
Leres pak, kitir alias layang, yang agak dekat surat undangan alias sedhahan. Selamat pagi.
jelly gamat luxor said:
nice posting, mas,,,,
___
Trimakasih
bintangtimur said:
Ini mainan saya waktu masih kecil mbak, selalu suka dengan kertas warna-warni yang jadi kertas bahan dasar kitiran itu 😀
____
Permainan dari bahan yang ada, badan bergerak, tawapun tergelak ya
Diandra said:
oooh….ini namanya kitiran jeng…?
tiap hari aq kitiran terus bolak balik antar jemput Rafi sekolah
hehehe….
salam kangen jeng
udah lama gak mampir
maklum beberapa minggu ini sibuk kitiran ke sekolah Rafi
hehehe….
____
Kasih sayang dan tanggung jawab Jeng Ian diwujudnyatakan dalam intensifnya pendampingan Rafi. Sudah kenaikan kelas dan sedang menikmati liburankah? Salam kangen