Lembang Floating Market: Membingkai Pesona Situ Umar
Membaca gegap gempita pemberitaan Lembang Floating Market (LFM) berkonsep wisata pasar terapung beserta tebaran foto cantiknya di lokasi Situ Umar, aneka gambaran di benak saya seraya berharap bisa merasakannya secara langsung. Keberuntunganpun menghampiri usai berkunjung ke Amazing Farm dan Dusun Bambu. Berbekal tiket masuk seharga 15K yang bisa ditukar dengan minuman selamat datang, saya mencoba membingkai kenangan Situ Umar.
Kiat jitu apa yang kita lakukan saat memiliki foto ataupun dokumen berharga dan layak dikagumi banyak orang? Yak dibingkai atau diframe. Langkah berikutnya adalah merancang bingkai agar kompak dan semakin menonjolkan sekaligus melindungi keelokan obyek yang dibingkai. Nah apa yang mau dibingkai dan apa pembingkainya? Ini dia Pesona Situ Umar di Lembang yang dibingkai dengan disain pasar terapung. Loh koq?…..
[Saat usia siswa SD, ‘foto Lembang’ yang terekam di otak saya adalah kota yang cantik sejuk dengan banyak vila, bunga dan sayur di lereng Tangkuban Perahu seperti kota Tawangmangu di lereng G. Lawu, dengan keistimewaan gedung Booscha tempat peneropongan bintang. Saat nyantrik di kebun kota hujan, Begawan menambahkan sisi Lembang dengan cara berbeda. Lembang bagaikan bibir sisi Utara dari mangkuk besar kota Bandung (yang dekat dengan kata bendungan). Tidak sekedar bibir alias gigir gunung, terdapat pula gejala alam yang khas yaitu pergerakan kulit bumi yang menghasilkan semacam patahan/sesar Lembang (Lembang fault). Terdapat beberapa situ yang mungkin tinggal kenangan semisal oleh pendangkalan ataupun alih fungsi, Situ Umar adalah salah satu warisan alamiah geologi Lembang. Yap di benak sederhana saya, Situ Umar adalah ‘dokumen berharga’]
Gerbang masuk pengunjung cukup unik bangunan model joglo dengan ornamen depan rak tanaman bertingkat, mari kelola bumi dengan efisien lahan. Karena transaksi di pasar terapung menggunakan koin, mari sila tukar koin disini dengan koin aneka warna penanda nilai dari 5, 10, 20 dan 50K. Koin yang sudah dibeli tidak bisa di refund namun bisa digunakan lain kali, pengingat tukar seperlunya saja toh di area pasar terapung juga tersedia beberapa loket.
Terhampar Situ Umar yang berkilauan, mau kemana? Menyeberang langsung ke pasar terapung dengan perahu? Ke arena memberi makan hewan peliharaan yang disukai kanak-kanak, mari ke kanan. Kamipun memilih memutar ke arah kiri, deretan rumah seni membingkai Situ Umar, berlanjut dengan aneka rumah makan hingga kawasan the rock. Tersedia jalur pejalan yang nyaman, sehingga tidak perlu menerobos hamparan rumput tertata rapi di sepanjang bibir Situ.
Rute tersebut berakhir di area pasar terapung sebagai pusat kegiatan. Konsepnya berbeda dengan pasar terapung di Kalimantan dimana penjual dan pembeli sama-sama saling berperahu untuk bertransaksi, ataupun di RT Gajah sebelah dimana penjual menjajakan dagangan di sepanjang pinggiran sungai dan pembeli yang mendatangi sambil berperahu. Penjual penganan di LFM berderet di perahu yang ditambatkan di tepian dek area, sementara pembeli mengerubutinya dari tepian hamparan anyaman bambu atau malah duduk manis di meja-meja yang tersedia. Aneka jenis kuliner Nusantara pun nama asing juga ikut berjajar. [saya yakin konsep ini sudah digodog matang, menempatkan pasar terapung di bagian tengah Situ Umar. Setiap pemangku kepentingan sungguh dimohon kerjasamanya dalam pemeliharaan keutuhan lingkungan. Pendampingan pedagang kuliner pun setiap pengunjung. Berharap tidak ada sampah yang masuk langsung ke Situ Umar, baik yang yang berupa padatan maupun minimalisasi percikan minyak dll yang melebihi kemampuan situ/danau memulihkan diri secara alami, agar ekosistem perairan Situ Umar tetap bertahan]
Ingin menikmati perairan dengan mendayung perahu, yook perahu berkapasitas maks 4 orang menanti. Mendayung kebersamaan…. Tidak mau lelah mendayung, tersedia pula kereta air, lah iya mirip rangkaian gerbong, penumpang duduk manis. Capai berjalan-jalan dan mendayung…tersedia aneka gazebo yang dapat disewa.
Nah sisi ini juga memikat…kampung leuit. Leuit adopsi kearifan lokal petani Badui senada dengan lumbung penjaga stabilitas pangan, bukan hanya sekedar bangunan fisik namun adanya pranata sosial yang mengawalnya. Penataannya sungguh keren, farmer village yang kami kunjungi melalui Mae Ping river cruise di RT Mawar Utara tak secantik ini. Pembedanya sejak awal perjalanan pemandu menerangkan dengan nada hormat kehidupan farmer yang replikanya kami kunjungi sehingga setiap pengunjung juga ikut hormat tidak bersikap ‘nyak-nyakan’ (tanpa rasa hormat).
Berkunjung ke Bandung, sayang loh melewatkan menikmati pesona Situ Umar dalam bingkai Pasar terapung Lembang ini di Jl Grand Hotel no 33E ….
Postingan terkait Milang Lembang
Milang Lembang
Amazing Farm, pabrik sayur di Cikahuripan Lembang
Bunga Parongpong, Di Dusun Bambu Kita Bertemu….
Lembang Floating Market: Membingkai Pesona Situ Umar
Semalam di (Cikole) Jayagiri (Resort) Lembang
Belajar dari Labu Kuning (Cucurbita moschata)
chris13jkt said:
Wah LFM rupanya terus bebenah, Bu. Melihat dari foto-foto Bu Prih ini terasa beda dengan suasana ketika aku terakhir kali mampir ke sana
___
Begitu ya Pak, karena saya baru berkunjung tidak mengetahui perbedaannya. Untuk pemeliharaan lansekap pertamanan sungguh patut dipujikan.
Salam
kutukamus said:
Bolak-balik ke Bandung, yang ini lewat terus.. 😦 Tapi ikut senang kalau tempat wisata terjaga kebersihannya. Oya, tak pernah terlintas sebelumnya soal ‘Bandung’ dan ‘bendung’, dan rasanya cukup kena mengingat saat curah hujan tinggi, kadang ada bagian dasar ‘mangkuk’ yang tergenang. 🍸
____
Menurut kisah geologi….bocoran mangkuk ada di Padalarang…othak-athik gathuk yang diselaraskan dengan gejala alam…
Rawins said:
Eh kok asik yah..?
Pernah denger dan pengen kesitu tapi keburu pindah kerja. Sekarang repot jauh dari Bandung ga bisa iseng di hari minggu doang. Kangen suasana Bandung yang adem euy…
____
Lah di tempat tugas baru juga banyak keelokan yang dibagi lewat blog koq Mas. mangga ke Bandung tinggal maen bareng kelg….
indah nuria Savitri said:
cakeeep yaaaa…aku belum pernah mampir niih ..
____
Tempat2 lain yang Jeng Indah samperin jauh lebih indah, mari menikmati keindahan sekitar kita.
Salam indah….