Tag

, , , ,

Sejenak Ngariung di Susan Spa Bandungan

Apa yang terlintas saat Susan Spa Resort Bandungan disebut? Yup La Kana Kapel. Kali ini sejenak mencangkul dan ngariung bersama tim kebun. Simbok bagikan nukilan sejenak ngariung ngadem.

Panorama dari ketinggian lereng G. Ungaran

Tampilan Bandungan makin cantik. Terakhir berkunjung Desember 2019 sesaat jelang era pandemi Covid 2019. Pasar tradisional Bandungan berubah wajah menjadi Bandungan square tempat mencakung di lereng G. Ungaran. Bagi pecinta pasar, kini tersedia pasar dengan tampilan modern di bawahnya.

Menyusur jalan Gintungan dari Bandungan square, beda arah ya dengan jalur Candi Gedong Sanga. Jalanan menanjak, melewati Teras Kahyangan yang ngehits sebagai tempat ngobrol menikmati kota Ambarawa dari atas. Nah akan ada penanda lokasi, mari belok kanan ikuti jalan Susanspa menanjak dan berkelok tajam dengan bonus panorama lembah yang elok kala cuaca cerah.

Kawasan terpadu, sila menuju ke lobi utama dengan resto berteras, pengunjung dapat menatap kawasan resort dengan tampilan kapel putih yang mencolok. Atau memilih sky garden view resto dengan view menawan, tinggal ikuti arah. Tentunya dibarengi semangat dan stamina ya karena disuguhi banyak anak tangga.

Kami mengarah ke kiri dari areal kedatangan menuju areal rapat. Kami mengambil paket MICE (Meeting Incentive, Convention, Exhibition) one day meeting. Mendapat fasilitas ruang Frangipani alias bunga Kamboja. Makan siang 1x, 2x ngopi dan kudapan. Areal makan di selasar yang ditata rapi. Suasana merah putih jelang peringatan HUT kemerdekaan RI sangat terasa.

Selasar dan Frangipani

Selasar ini juga menjadi jalur penghubung antara resort dengan areal pelayanan dan rekreasi, menuju aneka resto. Mengemas konsep kebun menghijau setiap sudutnya ditata apik. Selasar juga menghadap ke Taman Eden nan luas berumput hijau.

Mangga kebayang melepas buah hati bermain di lapang berumput halus. Lah kami tim kebun yang dewasa hingga sepuhpun ikut sejenak bermain mulai dari lomba menebak kalimat yang divisualkan peraga. Makin heboh dengan lomba kekompakan tim optimalkan segala potensi menyusun ‘tali’ terpanjang. Bermain tak kenal usia.

Taman Eden

Di sebelah Taman Eden terdapat mini zoo, kelinci nan lucu tampil memikat di kendang. Kandang burung duh lupa namanya yang teringat adalah cantiknya burung Merak biru kehijauan. Mau menjajal memberi makan burung Merpati?

Dipancing taburan makanan, brr akan terbang dari dahan pohon rindang ke tengah lapangan berumput, asyiik makan. Lalu dikebah pelan, brrr serentak terbang Kembali ke pohon. Koordinasi tepat antara tindakan dan tekan tombol kamera pasti menghasilkan gambar yang menawan. Kalau mata awam saya menikmati paduan keindahan alami saja.

Taman menghijau ini menyedot perhatian saya. Lah cocok untuk bersantai aneka usia. Selain anak-anak dan teruna beradu ketangkasan. Kami yang sepuhpun dapat menikmati jalan-jalan santai mengikuti track atau mau duduk di ayunan saat merasa lelah. Belum lagi aneka jenis tanaman yang dipadukan memanjakan mata sekaligus menguarkan oksigen menyegarkan udara.

Sempat mendapati para muda mudi bermain gelembung sabun sambil berlarian dan teman lain mengabadikannya. Terlepas entah untuk isian konten yang marak dan menjadi bagian profesi generasi milenial. Oh ya satu yang perlu menjadi perhatian, hati-hati ya saat turun dari teras atau selasar ke taman, cermati tangga batu alami sehingga perlu fokus menghindari jatuh.

Saat jeda mencangkul, kamipun berendeng menyusuri jalur menuju Kapel Kana. Mengikuti juga selera sudut viral dunia maya. Kana bagian dari berkat awal pernikahan. Mukjizat kecukupan air diubah menjadi anggur. Penegas janji sepanjang kehidupan tersedia air yang dapat diubah menjadi anggur selama hati dipenuhi syukur.

Kapel Kana di ceruk lembah dan tebing

Kapel ramping menjulang menjadi pilihan banyak calon mempelai untuk tempat menerima peneguhan dan pemberkatan nikah. Nah saya menikmati eloknya arsitektura kapel ini. Kapel serasa mengambang di tengah kolam. Menghantar pasangan mengarungi bahtera kehidupan.

Spot Ujung Langit berada di sebelah kanan belakang kapel. Bagian ujung dari kawasan resort ini. Kembali diingatkan maraknya branding alias penjenamaan dalam pemasaran. Bagaimana pemandangan jurangpun dapat dikemas dalam jualan sensasi yang kemudian memenuhi jagad maya.

Panorama dasar tebing menatap jurang

Selasar bagian belakang kapel menyuguhkan pemandangan apik. Pandangan mata bebas menikmati kota Ambarawa dari ketinggian. Berlatar perairan Rawa Pening. Bentang alam dari lereng G. Ungaran hingga Rawa Pening.

Panorama ini juga dapat dinikmati sambil bersantap di sky garden. Kami tidak singgah hanya lewat sesaat. Menjadi alternatif dapat menikmati kawasan tanpa harus menginap ataupun mengambil paket rapat. Nyemil sambil menikmati panorama bersama kerabat bahkan memperkenalkan buah hati dengan alam sekitar. Panorama malamnya juga kebayang apik dengan kerlip lampu kota.

Mata blusukan saya menangkap keindahan jajaran bukit yang seolah memagari kawasan ini. Andai perjalanan sendiri, kaki ini ingin menyusuri ladang petani di lereng perbukitan. Kombinasi tanaman mawar yang diambil bunganya sebagai bunga tabur dan aneka sayuran. Cara petani menata sumber pendapatan yang dapat mengalir setiap waktu.

Mataku memandang gunung…

Lah sebagai penciri blog simbok kebun, untuk pembaca disuguhi tampilan Flame of Irian Coklat (Thunbergia mysorensis). Tampil subur merambat meneduhi pergola. Jajaran bunga menggantung bewarna coklat kuning. [Selama ini menemui 3 warna bunga menjuntai ada merah menyala, hijau pirus, dan kombinasi coklat-kuning] Wuih ini bukan postingan pesanan, hanya kesan selintas saat mencangkul bersama tim kebun.

Flame of Irian Coklat (Thunbergia mysorensis)