Mengagumi Candi Sambisari
Sahabat Rynari sudah berkunjung ke Candi Sambisari kah? Yuup candi eksotis di Yogyakarta yang seolah berada di dasar kolam kering karena berada di cerukan. Berlokasi di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Tidak bermaksud mengulas sejarah, hanya berbagi gambar kekaguman saja.
Sebagai ancar-ancar dari Bandara Adisucipta ke kanan arah Klaten. Kemudian berbelok ke kiri mengikuti arah penanda, menyeberangi selokan Mataram dan sampailah kita di lokasi Candi Sambisari. Mari beli tiket tanda masuk dulu, tidak mahal koq.
Terdapat papan keterangan garis besar sejarah dan lay out candi. Pintu masuk utama berada di Barat. Tidak mengikuti arus utama, saya malah berbelok ke kanan dan berencana memasuki candi dari pintu Selatan.
Dari tepi Selatan, terlihat candi berada di kedalaman sekitar 6,5 m di bawah permukaan tanah. Awal penemuan candi adalah petani yang tak sengaja cangkulnya terantuk di bebatuan keras. Penanda daerah ini sekian tahun lalu masih berupa persawahan. Bagaimana mungkin candi berada di bawah? Letusan hebat gunung Merapi memuntahkan material dan menimbun kaki Merapi.
Menuruni tangga Selatan hingga di dasar areal datar dan menapaki pagar luar candi. Pintu masuk pagar dalam candi dari arah Selatan terkunci. Mari melipir ke kanan, mengamati pagar dalam nan tebal dengan ketinggian sekitar 2 m.
Nah inilah suasana pelataran luar sebelah Timur. Terlihat saluran drainase yang apik untuk menghindarkan candi dari ketergenangan. Memasuki pintu pagar dalam dari arah Timur, menikmati fasad belakang candi utama. Bergeser ke kanan inilah tampilan kompleks Candi dari arah sudut Timur Laut.
Terus berbelok ke kanan, menyusuri sisi Utara bangunan candi dan menikmati halaman depan. Berjajar 3 candi pewara pengawal candi utama. Inilah tampilan kompleks candi dari arah sudut Barat laut.
Menapaki gerbang utama sekian anak tangga yang pagarnya dihiasi pahatan sepasang naga. Memasuki gerbang paduraksa. Sebagai pusat tubuh candi adalah ruangan seluas sekitar 4,8 m2 yang memuat sebuah Lingga terbuat dari batu berwarna putih. Lingga dilengkapi dengan yoni di tengah lingga terbuat dari batu berwarna hitam.
Mengitari bangunan utama candi. Bergeser ke kiri di dinding Utara terdapat ceruk dengan arca batari Durga. Relung sebelah Timur terdapat arca Ganesha yang bersila di atas padma. Sedang di relung Selatan Arca Agastya, Sang Syiwa Mahaguru. Pahatan ornamen sepanjang badan candi sangat rumit apik. Sulur yang terpahat penegas bumi agraris memikat emak kebun.
Keluar dari areal utama candi di arah Barat, kembali melihat saluran dan ceruk drainase. Nah kini terpandang areal komleks Candi Sambisari dari pintu utama sebelah Barat. Deretan candi perwara di depan dan bangunan candi terlihat secara utuh.
Berada di keteduhan pohon sawo hijau berderet bebatuan yang belum semuanya terekontruksi. Terbayang penyusunan bebatuan candi saat rekonstruksi betapa para sejarawan, arkeolog menata puzzle zaman budaya leluhur.
Sungguh bersyukur bisa menikmati keagungan candi Sambisari. Terlebih menikmati krida para muda yang beraktivitas di areal candi Sambisari. Pada areal bawah depan kanan sekelompok mahasiswa UGM sedang menyelesaikan tugas. Sempat terdengar rekaman narasi mereka. Sekelompok muda-mudi mendengarkan dengan serius paparan dari pemandu di areal atas seputar relung Durga, Ganesha hingga Agastya. Ikutan menikmati penjelasan pemandu muda yang menjelaskan dengan gaya asyik, terdengar nada penghormatan sekaligus komunikatif dengan audiens yang milenial.
Bahasan betari Durga dalam refleksi hari Ibu disajikan di Kompasiana.
Belum pernah dengar nama Candi ini, namun mengetahui bagaimana candi ini ditemukan sungguh mengagumkan, langsung ngebayangin penggalian penemuan barang bersejarah, tapi ini Candi, bukan barang.
Jadi, mereka termasuk penduduknya dahulu kala mungkin tertanam di dalamnya.
Semoga kalau main ke Jogja berkesempatan jelajah kesini. Meski, pada kenyataannya saat berkesempatan berjelajah malah malas nyatat.
Kebayang kerja teman2 arkeolog ya. Yuup kita bagian menikmatinya saja. Salam tuk Jeng Hani di Denpasar
Belum pernah mampir.
Dari foto-fotonya, candi ini sangat-sangat terawat dengan baik, padahal berada 6.5m dari permukaan tanah. Apalagi setelah terkubur muntahan material merapi. Salut.
Jika ada kesempatan, berharap bisa mampir.
Yuup saatnya ke Yogya, banyak tempat mampir yo Uni. Salam hangat tuk Uni di Cileungsi.
Mudah-mudahan, bu peri kebun.
Salam juga utk Salatiga yaa.
saya pernah dengar candi ini tapi belum melihat fotonya secara utuh …. dari postingan ini saya jadi tahu.
kalau terkubur sampai 6.5m … wow betapa dasyhatnya kekautan alam letusan merapi pada saat itu.
salam
Candisari menunggu dikulik bersapedahan loh Kang.
Menyadarkan ritme tanda alam nan dahsyat ya. Salam
Saya nanti kalo ke Yogya mau sempatin kesini.
Cakep ini candinya. Jangan-jangan dulu permukaan dasar candi itu adalah permukaan tanah asli, lalu ada erupsi Gunung Merapi berkali-kali sehingga terbenam.
Iyo Uda…permukaan tanah asli adalah dasar candi. Ditunggu candi Sambisari ya Uda Alris. Salam budaya
beberapa candi yang tertutup erupsi Merapi mulai terungkap lagi ya bude…
semakin memperkaya khasanah sejarah dan budaya
belum mampir sini nih mbak..
Ya mbak, rasanya Yogya tiada habis dikulik kunjungan candi. Bisa diprotes keponakan duo In ya kalau wisata full candi. Salam hangat di padatnya jadwal kegiatan akhir tahun.
Wahh, boro” datang. Nama candi nya saja rasanya masing asing😅
Kalau begitu postingan ini untuk memperkenalkan candi Sambisari ya. Terima kasih sudah berkenan singgah membaca. Salam
Betul, tulisannya juga detail👍👍
Terima kasih