Keladi …. Oh Keladi ….
Membaca ataupun mendengar kata keladi, asosiasi pikiran kita membayang pada beberapa hal diantaranya:
1. Ungkapan/istilah biang keladi
(1) biang keladi umbi keladi yg pokok; (2) ki orang yg menjadi kepala penjahat atau pimpinan (penganjur) suatu perbuatan kejahatan dsb; orang yg menjadi penyebab (dalang) terjadinya suatu perbuatan jahat dsb. Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/biang%20keladi#ixzz28eM8txeb
Loh kasihan ya si keladi disejajarkan dengan dalang keonaran. Hal ini berawal dari kandungan zat kalsium oksalat pada bagian-bagian tanaman keladi yang menyebabkan rasa gatal lalu umyek, garuk-garuk tubuh menjadi tidak tenang. Sehingga seseorang yang memiliki sifat penyebab kerusuhan dikenai julukan biang keladi.
2. Peribahasa: Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi; Bagai air di daun keladi. Keduanya merupakan peribahasa yang kurang mengenakkan. Tua-tua keladi merujuk pada sebuah celaan seseorang yang semestinya semakin tua semakin menjadi bijak, arif dan bisa menjadi panutan, namun kenyataan malah sebaliknya semakin tua semakin menjadi-jadi kebiasaan/karakter kurang terpujinya. Begitu pula bagai air di daun keladi merujuk kepada seseorang yang tidak memiliki pendapat yang teguh sering disebut sebagai plin-plan. Kembali ya si keladi menjadi terdakwa, kandungan kalsium oksalat zat gatal yang dikaruniakan sebagai mekanisme pertahanan diri tanaman untuk menghindari kepunahan jenis dikonotasikan negatif. Begitu pula kandungan zat lilin yang melapisi permukaan daun keladi/talas yang bersifat hidrofobia dijadikan penanda perangai kurang baik.
3. Tanaman keladi dengan segala kebaikannya, semisal lezatnya talas Bogor, talas/bentul Malang, juga gurihnya aneka camilan talas Pontianak, tak ketinggalan sayur lompong plus buntil daun talas (khasnya Muntilan) yang maknyus.
Nah yang ini adalah tampilan cantik dari daun keladi. Aneka ukuran maupun warna dan corak semisal dari marga Caladium (suku talas-talasan, Araceae). Dengan penciri yang khas daun berbentuk hati/jantung. Banyak jenis dan hibridanya dipergunakan sebagai tanaman hias dan ikut mewarnai trend tanaman hias dunia. Dengan penampilan cantiknya daun keladi hias menyemarakkan koleksi dan taman para sahabat.
Raka fratama said:
Kisaran harga nya yang paling mahal brp ya
rynari said:
Mohon maaf saya tidak mengamati detail perkembangan harga keladi terkini. Salam
riri said:
Keladi raksasa itu gendra/busil y?yg umbinya gurih empuk mski sdkit gatel#bs ntk kripik stik jg dmasak…ad jg lumbu/keladi beras wutah jg yg tulang daunnya khitamana jd hijau hitam d tngahnya#byk tumbuh d tepian selokan#skrg blow up ya
___
Terima kasih Riri. Keladi atau talas bagian dari kekayaan alam kita, umbi maupun daunnya sungguh bermanfaat. Salam
Bambang Samsul Huda said:
bu prih, sayang tempat tinggal ibu jauh dari tempat saya, saya punya beberapa jenis : colocasia esculenta, caladium, alocasia dan xanthosoma albo marginata, untuk colocasia esculenta black velvet dan illustris saya punya lumayan banyak kadang suka saya berikan ke siapa saja yang suka. saya tinggal di lereng tangkuban perahu, sampai lupa salam kenal ya.
___
Hatur nuhun, salam kenal juga Pak Bambang.
Terima kasih untuk tawaran aneka tanaman hiasnya yang bikin terpesona, saya googling nama-nama yang Bapak sebut dan terkesima dengan kecantikan si albino-xanthosoma albo marginata.
Alam lereng Tangkuban Perahu sungguh menjadi pusat hortikultura tanaman hias
Salam