Tag
batik kontemporer, gunungan, kearifan lokal, pewarna alami kain, research expo, Sumpah Pemuda dalam Visualisasi Karya
Sumpah Pemuda dalam Visualisasi Karya
Bangun pemudi pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk Negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
Tak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra negri
Bertingkah laku halus hai putra negri
Alunan lagu Bangun Pemudi Pemuda, karya Alfred Simanjuntak menuntun langkah saya ke pojok kebun, menyimak kiprah taruna kebun mewujudnyatakan Sumpah Pemuda seraya menyingsingkan tangan baju, merenda pikir dalam kerja keras dan memvisualisasikan dalam karya di ajang research expo. Ini sebagian kecil yang ingin saya bagikan.
Mata tertambat pada gawangan batik di stand sudut dari taruna kebun Desain Komunikasi Visual (DKV). Loh batik sebagai rancangan komunikasi visual. Menurut Wikipedia, desain komunikasi visual merujuk
penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.
“Ini bagian dari tugas akhir (TA) saya yang bertajuk Perancangan Logo Batik Solo dan Desain Motif Batik Kontemporer Kota Solo, Ibu” papar mbak Nathania Yunita Sari yang akrab disapa Nia. “Saya berusaha memvisualisasikan pesan kearifan lokal maupun potensi daerah melalui tanda, gambar, lambang dan simbol” jelasnya.
“loh ini gambar Loji Gandrung, ya”
“Iya Ibu, disekelilingnya saya beri latar sawo kecik”
[Teman-teman ini bukan gambar arsitektura ataupun morfologi tumbuhan ya, utamanya pesan terkomunikasikan secara visual] Elok sekali….loji gandrung adalah rumah dinas Walikota Solo, sawo kecik adalah tanaman menarik, banyak dibudidayakan di pelataran keraton. [Mengingatkan pada postingan pasir berbisik di sawo kecik] Hm…saya membatin sawo kecik perlambang sarwa becik (serba baik) melatar loji gandrung pusat pemerintahan, apabila setiap pribadi yang terlibat dalam pemerintahan di tingkat apapun beralaskan niat sawo kecik, betapa jayanya bangsa Indonesia. … Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih…rasanya dekat dengan simbol sawo kecik bersanding loji gandrung.
“Cantik sekali ini, ada Rama Shinta dengan motif mega mendung khas Cirebonan dan pola kawung”
“Ini menggambarkan Kabupaten Klaten yang terkenal dengan Sendratari Ramayana, ada taburan bunga melati yang saya batikkan, Ibu”
Saat saya mengamati selembar batik dengan hiasan tugu lilin, gunungan dan melimpahnya susu, mbak Nia yang berambut panjang, menjelaskan inilah visualisasi Kabupaten Boyolali. Kearifan lokal terwakili oleh gunungan yang menjadi salah satu produk kerajinan unggulan sungging kulit serta dakon pewakil permainan/dolanan tradisional. Pada sisi lain terlukis padma di segarnya tirta, ha…smart menyematan wisata air umbul Tlatar sebagai ikon wisata Boyolali. Tukang kebun pastinya sangat senang dengan simbol gunungan, beberapa kali saya mengulasnya dalam syukur panen gandum ataupun gunungan gendul, harmoni keutuhan lingkungan.
Dari stand sebelahnya para taruna kebun membabar aneka karya, saya memilih pemanfaatan pewarna alami untuk kain, biar nyambung dengan batiknya mbak Nia. Negara Indonesia kaya dengan bahan alami yang dapat dipergunakan sebagai pewarna semisal kayu nangka, kayu secang (biasanya untuk minuman bir pletok dan wedang uwuh), mahoni maupun daun sirsat. Aha daun sirsat tidak hanya untuk pengobatan herbal ya. Keunggulan dari bahan ini adalah limbahnya relatif aman bagi lingkungan karena mikroba perombak mampu menetralkannya secara alami. Berbagai perlakuan dicobakan semisal pencampuran tawas dll utuk mendapatkan tingkat penyerapan dan stabilitas warna yang diinginan. Bahan dasar batik yang paling menyerap adalah katun dan sutera. [saat saya ke Batik Salatiga, kain dengan pewarna alami tampil cantik dan dibandrol harga sedikit lebih tinggi] Tanpa perlu berteriak nyaring tentang lingkungan dan pewarna buatan, taruna kebun meramu alternatifnya. … Tak usah banyak bicara trus kerja keras….
Selamat terus berkarya ya mbak Nia yang dalam pameran ini juga didampingi sang pembimbing yang tadinya saya kira sesama taruna kebun. Para taruna kebun pegiat pemanfaatan bahan alami, kebanggaan persada… Masa yang akan datang kewajibanmu lah, Menjadi tanggunganmu terhadap nusa…..
Inilah Sumpah Pemuda dalam Visualisasi Karya ala kebun. Salam
Batiknya bagus-bagus, Bu. Kebayang gimana kerennya kalau sudah jadi kemeja. Pasti unik karena kan hanya dibuat sangat terbatas
_____
Iya Pak, batik sebagai media komunikasi visual. Yang berarti bisa dirancang khusus untuk pecinta fajar nih.
Mbak Prih, apa kabarnya ? Rasa2nya pengin culik Mbak Prih nih, aku udah nyewa detektif Pak Dosen yg istrinya piyayi Purworejo…hehehehe
Btw, suka batik yang motif Rama Shinta ….
Met hari Sumpah Pemuda Mbak…
___
Jeng Liessss duh kangennya. Tanpa perlawanan saya suka rela ikut ke Purworejo bareng begawan alit Jeng, hehe
Yang buat batik juga terunanya mas begawan alit, Jeng Lies
Semangat Sumpah Pemuda Jeng……
Wah keren juga karya Nia.
Selamat hari sumpah pemuda. Katanya pemuda agent of change.
____
Yang muda yang berkarya dan setiap kita selalu muda dalam karya
Dengan menggunakan warna alami, itulah bentuk cinta agar alam lestari. Dengan terus berkarya, itulah bentuk cinta dan berbakti pada negeri.
______
Dengan menyimak komen Pak AMA, itulah bentuk cinta belajar pola sajak ekspresi diri
Motif batiknya bagus-bagus deh. Yg merah rasanya ga asyik, spt motif baju batikku yg sering kupakai 😀 .
____
Terima kasih Jeng Nella, tetap berbatik ria ya di Jerman, visualisasi karya bangsa Indonesia. Kebayang Ben cilik berbatik. Salam
Selamat hari sumpah pemuda
____
Selamat visualisasi karya