Tag

, , , , , , , ,

Sepotong Pagi di Land Tapos

sepotong jalur di daerah Tapos

Alam Tapos di kawasan Depok menjadi akrab di telinga keluarga burung. Menyambung edisi anak burung belajar terbang, saatnya anak burung belajar nyusuh atau besarang. Ada yang nyusuh dengan membawa pasangannya maupun mempersiapkan diri berteduh dengan rasa nyaman. Bermula dari mbarep yang nyusuh di Sukatani, Tapos, Depok. Kemudian menyusul Tengah yang boyongan dari susuh Gandaria ke susuh Tapos dan mengajak ragil untuk bergabung selama masa belajar glidig. Jadilah induk burung blebar-bleber edisi inguk/tilik anak.

Alam Tapos relatif minggir dari arah pusat kebisingan ibu kota. Memiliki udara yang relatif cukup sejuk dengan sediaan hijau daun dari pekarangan berpohon buah semisal rambutan dan derajat tutupan lahan yang masih memadai. Melongok keriuhan bakalan perumahan-perumahan baru apalagi kalau sempat mengintip data migrasi penduduk terasa aura alam Tapos bakalan memadat dasa warsa mendatang.

Ini selintas sepotong pagi di salah satu spot alam Tapos. Kluster perumahan yang berbatas pagar tipis dan berbagi akses jalan dengan lingkungan setempat, saling menerima antar penghuni. Menikmati jalan pagi melintasi jalan di seputar tempat tinggal, menapak jalan menanjak-menurun, lurus kadang berkelok, jalan simpang hingga percabangan. Setiap pejalan termasuk pejalan kehidupan akrab dengan aneka rupa jalan ini, mari tandai jalan pulang agar tidak nyasar.

jalan menanjak-bercabang-simpang

Menyediakan mata bagi alam sekitar olala…hamparan gulma dengan bunga putih keluarga aster menyuguhkan sarinya, sebentar lagi saat mentari agak meninggi bakalan mengundang lebah hingga kupu-kupu menyesap nektarnya.

Putih tepian jalan

Yang ini bunga dengan ukuran mini, berjajar di tangkai meninggi. Kalau diamati kelopaknya memiliki kemiripan dengan petal bunga anggrek dengan bagian lidah berwarna keunguan. Si bunga mewartakan meski berukuran mungil kami berani tegak menghadapi keseharian, kami akan menyaring udara kotor dan mempersembahkan udara lebih segar bagi para pejalan.

Mungil pemberani

Mari silakan singgah…mau bermain amati sentuh dengan kami? Demikian pinta si ungu-pink cantik Mimosa pudica alias putri malu. Para ayah bunda bisa sambil mengajari buah hatinya tentang respon tumbuhan terhadap sentuhan.

Mimosa pudica si putri malu dan kerabatnya

Aura wangi khas kenanga (Cananga odorata) menyergap hidung berasal dari perdu kananga odorata di tepian jalan. Warna kelopak bunganya sangat lembut tidak mencolok segradasi dengan warna daun yang hijau kekuningan. Masyarakat Jawa pada umumnya menanam kenanga di halaman depan. Kenanga…kena-kena…serasa doa pengharapan sekaligus penangkal bala, kalau ada yang bermaksud kurang baik kena lah di depan sehingga tidak masuk ke rumah, kalau bermaksud baik mari silakan masuk. Aroma khasnya menenangkan eh tergantung imajinasi penghidu bisa suka bisa agak merinding.

Kenanga….

Walah dari kenanga disambut kamboja, yang ini jenis kamboja mini dengan tampilan cantik dan tdak seseram kamboja yang biasa tumbuh di tempat pemakaman. Lah siapa coba yang mengkotak-kotakkan tanaman dengan imajinasinya. Bukankah di daerah Bali bunga frangipan memiliki tempat yang mulia sebagai komponen bunga puja? Ini pula yang melatari postingan lama, kamboja (bukan) bunga duka.

semarak wangi

Tujuan perjalanan pagi adalah jembatan kali Sunter. Suka sekali dengan tempat ini, tempat ini menjadi pembatas atau malah pemersatu arah. Dari sini mudah sekali berpencar ke arah tempat tinggal B5, S6, mBarep maupun Tengah. Menatap hulu kali Sunter dengan aliran yang masih kecil tenang, ke arah hilir kali Sunter yang siap menerobos di bawah tol Jagorawi. Berdasarkan peta, mata air kali Sunter berada di kawasan Tapos, Depok. Terlihat posisi mata air di peta, hayooo siapa mau susur mata air kali Sunter? Pagi itu terlihat beberapa pemancing menikmati kegiatan di kali Sunter, pun bapak petani di bantaran Sunter terlihat merawat hamparan jagung dan aneka sayuran.

Jembatan Kali Sunter

Hulu hilir kali Sunter

Jalur jalan pagi yang relatif sepi dari lalu lalang kendaraan beroda empat, kontur sedikit menanjak menurun, keteduhan pohon jati di beberapa spot juga menggoda para pegowes melintasinya.

Pegowes

Melongok sejenak di kompleks perumahan, semalam diantar mas Tengah mengitarinya. Senang sekali dengan pengembang yang mengikuti kaidah sekian persen ruang terbuka hijau. Setidaknya lima pojok taman yang kami lalui dengan tema yang berbeda. Nah ini pojok taman di sebelah kiri tempat tinggal. Asyiiknya beberapa remaja putri terlihat bermain pasaran di gazebo taman, sementara beberapa bersepedaan, mau main perosotan juga oke. Para orang tua akan lebih tenang bila buah hatinya bermain bersama di taman. Ada interaksi, kinestika jasmani yang sedang dikembangkan mengimbangi kegiatan gadget di rumah.

pojok bermain

Eits ….ranumnya jambu air di pojok taman ini. Belum lagi tampilan buah muda kelengkeng dari rumah warga. Gerakan cinta tanaman sangat terasa, salah satu rumah warga mempersembahkan pergola melati Belanda (Quisqualis indica) alias wedani dengan aroma wangi lembut dan warna ceria pink kemerahan berdompolan. Wedani yang juga berkhasiat tanaman obat yang disajikan dalam postingan pesona wangi wedani.

jambu air. kelengkeng dan melati Belanda

Lah menyoal peran warga dalam penghijauan, bagaimana rupa halaman keluarga di Tapos. Dari halaman sempit mbarep kami mempersempahkan pohon salam, hah salam iya mbak mbarep menanam salam melengkapi jeruk nipis dan jeruk purut, sebatang cabai yang sarat buah hijau hingga merah. Serumpun bambu gading, sepohon cemara udang, star yasmin, bambu air,  iris lokal. hiks si bola-bola ungu ratnapakaja si bunga kancing (Gomphrena globosa) dan anggrek dendrodium terancam punah.

Tanaman Salam

Halaman mungil Tengah menyuguhkan lili kucai, Taiwan beauty, star yasmin dan ciplukan. Hah ciplukan…beneran ciplukan, saat menyiangi rumput liar kami menemukan rumpun ciplukan dan tetap dipelihara minimal sampai panenan nanti.

Ciplukan

Menitipkan anak di bumi Tapos, menuntun saya sedikit mengintip sejarah Tapos. Bersyukur menemukan blog yang menyajikannya dengan apik. Land Tapos berada diantara kali Sunter dan kali Cikeas. Menyoal land Tapos mengait pada peran keluarga Wassink dan keberadaan perkebunan hingga penggilingan kopi. Berdasarkan peta Tapos 1901, di dekat landhuis Tapos terdapat pabrik penggilingan kopi (koffiepelmolen). Wah siapa nih tertarik merunut sejarah dan melacak jejak bangunan tersisa?

Weladhalah…sepotong pagi di Land Tapos yang menjadi postingan lumayan panjang.