Tag

, , , , , ,

Sepotong Senja di Bumi Nyiur Melambai

Senja melingkupi angkasa Manado Tua

Tergeragap saat lepas dari terlena sejenak lalu mendapati aura jingga senja dari jendela si singa terbang yang mengantarkan kami ke bumi nyiur melambai. Mengumpulkan ingatan….aha….cantiknya Manado tua mengapung sendirian perkasa di teluk Manado.

Senja di area Manado Tua

Senja…Manado Tua di kejauhan

Perlahan Manado tua makin tertinggal di belakang, si burung besi bersiap landas di bandara Sam Ratulangi pintu gerbang bumi nyiur melambai. Tak kalah gagahnya, G Klabat terlihat menjulang melatar senja pertama bagi emak kebun di bumi Minahasa ini.

Gunung Klabat melatar senja

Senja di bumi Sam Ratulangi

Senja kedua tak sempat kami nikmati dengan tenang. Bergegas dari tempat mencangkul, mampir sejenak di Grand Merciful Building berburu sejumput oleh-oleh khas Manado sebelum mengikuti jamuan makan malam di gubernuran.

Senja ketiga kami niatkan untuk menatapnya usai melepas kangen ke Bunaken dan mengunjungi makam pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol. Puji Tuhan cuaca cerah setelah hujan deras mengguyur sepanjang siang. Melongok dari jendela hotel di kawasan Jl Pierre Tendean….ayook bergegas turun …

Senja ke tiga di Bumi Sam Ratulangi dari jendela hotel

Cukup berjalan kaki beberapa puluh meter kami mendapati ruang lapang yang nampaknya sedang dibangun untuk tempat terbuka hijau di tepian pantai kawasan B and B (boulevard and business) Pierre Tendean. Patung sepasang tangan sedang berdoa, tebaran panel surya juga semacam anjungan untuk menikmati senja tersedia.

Senja dari tepian Pierre Tendean

Warna-warni senja Manado

Kota Manado terletak di teluk Manado yang tepat menghadap ke Barat. Sungguh tempat yang memanjakan para pemuja senja, tak harus puitis melankolis cukup sejenak menatap senja jingga mentari yang hendak turun ke peraduannya.

Senja dan Manado tua

Mari hampiri tepian pantai dengan tebaran tebing batu-batu besar yang sekaligus jadi tempat duduk. Entah mengapa hati saya terhinoptis oleh pesona Manado tua yang terlihat sendirian di tengah laut. Ooh tak hanya kami penikmat senja loh, terlihat burung terbang hendak pulang ke sarang tak lupa menatap senja berlatar Manado tua ini…

Senja dan Manado tua

Cukup banyak penikmat senja bersama kami di sore itu. Senyampang ruang terbuka masih proses pembangunan sehingga kami bebas masuk pada saatnya tentunya akan ada penataan parkir dan uba rampenya. Tak tahan tidak narsis lah ini numpang foto sepatu penikmat senja..

Senja di Manado

Senja di Bumi nyiur melamba

Melihat mas Ragil asiik mengambil gambar senja di anjungan dengan tripodnya, sayapun ikut naik, tetap dengan modal jepretan hape. Bila pemandangan tepat di hadapan kami adalah gunung Manado tua, bergeser ke kanan sedikit (arah Utara) terlihat ujung Pulau Bunaken yang kondang dengan keindahan alam bawah lautnya. Persis di sebelah kanan kami saat menghadap laut adalah Mantos (Manado Town Square) mall yang gemerlap di kota Manado. Kebayang kalau akhir pekan bakalan semakin macet nih kawasan boulevard ini.

Senja berlatar Manado tua-Bunaken dan Biduk…

Senja berlatar ujung Bunaken di arah kanan

Intensitas warna biru gelap semakin dominan atas warna jingga di angkasa, penanda senja semakin tua, saatnya candik ayu bergeser ke masa candik ala, isyarat saatnya Batara Kala melanglang buana.

Senja menua di Manado

Menggulirkan pandang ke arah kiri atau selatan, masih terlihat lebih terang nampak ujung lekuk teluk tempat pantai Malalayang yang cukup terkenal di Manado.

Senja di bumi nyiur melambai… ke kiri arah Malalayang..

Senja semakin memekat, saatnya undur diri…semoga lain kali bisa menikmati senja yang lain di bumi nyiur melambai, bumi Sam Ratulangi, bumi Minahasa, karena esok subuh kami undur diri. Saatnya menjajal malam sedikit jalan kaki di sekitar di boulevard dan mencicip suguhan lautnya sebelum kembali ke hotel. [saat menulis postingan ini saya teringat sahabat ngeblog mama duo R di kota Musi yang berasal dari Manado]

bye…senja di bumi nyiur melambai