Cantiknya Cantigi di Kawah Sikidang
Kami dasawisma anggrek kembali berwisata bersama. Menikmati keindahan cagar budaya Taman Sari: eksotisme pasiraman puteri keraton di Yogyakarta (2013), keelokan bentukan alam abrasi dan seruling samudra di pantai Klayar, Pacitan (2014), 2015 ini disepakati wisata alam dan cagar budaya kawasan Dieng. Mengenakan perlengkapan komplit topi lebar, masker, kaca mata gelap para ibu melenggang bersama di kawah Sikidang kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Olala ada tampilan nan cantik dari perdu setinggi sekitar 2 m ini. Tegak tegar di tengah kegersangan, bertahan diantara kepulan asap belerang, berbedak debu, berginci pucuk daun merah merona. Teringat inilah tampilan si cantik cantigi gunung (Vaccinium varingiaefolium) alias manis rejo (Jawa)……
Merespon kerasnya alam sekitar yaitu sengatan matahari dan kerasnya tamparan angin, batang cantigi meliuk liat keras dan berakar kuat berjangkar ke bumi. Tanamannya menjadi penopang dan tempat berpegangan para pendaki, batangnya menjadi bahan arang penduduk sekitar. Tajuknya cukup menjadi pelindung peneduh, saat di kawah Sikidang seorang gadis kecil berbaju pink berteduh di kerimbunan cantigi memerah.
Untuk menyimpan air, daun cantigi agak menebal dengan bentuk melonjong. Gradasi warna dari kemerahan saat muda menjadi oranye hingga menghijau menjadi persinggahan mata di hamparan kawah yang panas gersang. Daun mudanya biasa dilalap penduduk sekitar kawah sehingga aman juga untuk survival pendaki.
Bunganya dududuh cantik berbentuk rangkaian berwarna merah marun dengan bentuk meruncing dan saat menjadi buah membulat dari hijau beralih ke hitam keunguan penanda kandungan pigmen antosianin, menurut penduduk setempat buahnya juga edible aman dimakan. Beberapa kajian yang mencoba mendayagunakan buah cantigi diantaranya pemanfaatan kandungan antosianin yang potensial sebagai antioksidan.
Terima kasih cantigi cantik yang meneladankan kearifan kekuatan bertahan di beratnya medan alam bukan dengan menentang namun memodifikasi diri seraya tetap memberikan diri berguna bagi lingkungan sekitarnya.
Lanjut ke Telagawarna yook…..
Ping-balik: Melacak Jejak Bima di Dieng | RyNaRi
Evi said:
Ah aku mau seperti Cantigi, yang akan bertambah kuat batangnya saat diterjang angin 🙂
____
Ikutan baris bersama Uni Evi ah….
chris13jkt said:
Terimakasih untuk info mengenai cantigi-nya, Bu. Sering lihat tanaman ini di alam, tapi baru sekarang tahu kegunaannya dengan lumayan lengkap
__
Sama2 Pak, lah meramu saja dari informasi kegunaan cantigi cantik tahan banting ini. Salam
indah nuria Savitri said:
cakeeep banget tempatnyaaa…dan bunganya baguuus ya :). Eh, itu perdu ya mba..
____
Meski di NY tetap rindu Kawah Sikidang Dieng ya Jeng Indah. aslinya di alam jauh lebih elok Jeng
Salam hangat dari tanah air
Lidya said:
warna merah cantik diantara hamparan kawah
____
Cukup untuk mengalihkan monoton kawah
Ika Koentjoro said:
Mbak Prih bener2 ahli soal tanaman. Penjelasannya detil banget.
___
Bukan ahli Jeng Ika, hanya terpikat dengan kemampuannya bertahan pada kondisi ekstrim terus mencari dan meramu informasi yang berjibun hehe….
Ping-balik: Eloke Telogowarno-Dieng | Wijikinanthi
lindaleenk said:
Cantik ya
Ini masuk kawasan Dieng ya? Kalau ke Dieng belum pernah wisata ke kawahnya
____
Iya masih di kawasan inti wisata Dieng, Telagawarna dan Pengilon, Dieng theater, kawah Sikidang, Museum Kailasa, kawasan Candi Arjuna. Salam