Plengkung Gading….
Mendapat sebutan emak penyuka plengkung dengan tingkat kekepoan lumayan, nah kali ini kembali menyoal plengkung Gading Yogyakarta. Plengkung Gading atau plengkung Nirboyo berada di sebelah Selatan Alun-alun Kidul keraton Yogyakarta.
Menjadi prasasti penting karena dari 5 plengkung terkenal di lingkungan keraton, tinggal 2 plengkung dengan kondisi utuh ornamennya. Plengkung Gading dan plengkung Wijilan. Kalau beberapa waktu lalu melewati plengkung Gading yang sedang direnovasi dari arah dalam keraton, kali ini gantian plengkung Wijilan yang mendapat perawatan.
Plengkung Gading menempati arti khusus, karena pada zamannya menjadi pintu keluar saat raja mangkat dan hendak dimakamkan ke Imogiri. Penamaan Nirboyo, berasal dari kata nir alias tanpa dan boyo atau bebaya artinya bahaya. Nirbaya merupakan harapan doa agar kalis ing bebaya atau terhindar dari marabahaya.
Suatu pagi hendak memasuki memasuki plengkung nirbaya atau gading dari arah alun-alun Kidul ke Selatan. Secara impulsif minta pengendara gojek untuk menurunkan dan akan meneruskan langkah ke tujuan semula dengan moda transportasi lain. Termangu di depan plang nama Plengkung Gading dari Dinas Kepurbakalaan.
Mendapat isyarat dari penduduk sekitar untuk menyilakan naik. Sempat ragu karena beberapa waktu ada himbauan perilaku apik karena adanya pengunjung yang memperlakukan kawasan plengkung dengan kurang semestinya. Mantapkan niat, mari mendaki dari tangga sisi Timur. Kawasan yang sangat bersih.
Ooh ini yang berada di bagian atas, di sisi kiri merentang jalan sepanjang pagar atau benteng keraton yang cukup lebar. Mari ke arah kanan terdapat pelataran dengan sudut bangunan cantik. Nah tepat di atas badan jalan yang berseliweran kendaraan di bawah. Nuwun sewu…numpang lewat. Pelataran utama plengkung Gading.
Pandang ke dalam arah Utara adalah kawasan pemukiman kawasan keraton, orang dalam, pyayi njero. Pandang ke Selatan adalah kawasan luar keraton. Puncak bangunan ke arah luar terdapat bidang layaknya gunungan dengan hiasan pola flora yang diapit oleh sepasang sayap peksi atau burung. Belum berhasil merunut pemaknaan pola. Pemaknaan ngasal ala emak kebun adalah kesatuan alam flora fauna penopang kehidupan.
Akhirnya kembali turun melalui tangga sisi Barat. Menatap bagian atas dalam plengkung yang megah. Terima kasih diizinkan sekitar 5 menit melongok bagian atas plengkung yang selalu mengundang tanya. Menyusuri lorong pintu plengkung penanda ketebalan dinding pagar beteng menuju arah luar keraton. Keyungyung alias terpikat plengkung Gading. Moga selalu nirboyo terhindar dari bahaya negeri kami.
adelinatampubolon said:
plengkung itu identik dengan keraton dan istana gitu yach bu. bagi aku pintu gerbang selalu identik dengan gapura.
rynari said:
Betul sekali Lina. Gerbang keraton berupa gapira dengan model atas pintu melengkung. Salam hangat
Allisa Yustica Krones said:
Itu rajin dipelihara tempatnya ya bu, terlihat dari catnya yang nampak bersih dan mulus 😍
rynari said:
Ya Jeng, jadi nadi lalu lintas arah Selatan Yogya. Pemeliharaan rutin, ini foto segera pasca renovasi. Salam
sunarno said:
catnya serba putih ya bu
rynari said:
Inggih Pak. Mohon maaf lahir batin di suasana Syawal ya Pak.
sunarno said:
sama-sama Bu, mohon maaf juga
kalau ke Taman Bunga Celosia Ragil Kuning, sudah belum bu
rynari said:
Belum Pak….yang di Simo nggih. Wah perlu dijadwalkan nih. Terima kasih loh Pak tuk infonya.
Baru inguk Taman Bunga Celosia Bandungan.
sunarno said:
betul Bu yang di Simo, itu deket dengan kampungku. liburan kemaren saya juga ga sempat ke sana
rynari said:
Siip lain kali kami jadwalkan lah cukup dekat dari rumah. Salam
sunarno said:
sama-sama Bu, mohon maaf juga
kalau ke Taman Bunga Celosia Ragil Kuning, sudah belum bu
Lois said:
Cat yang putih ‘memplak’ membuat bangunan terlihat lebih megah.
rynari said:
Iya mbakyu…salam hangat suasana lebaran dari Solo…Yogya…
ysalma said:
bagian atas plengkungnya juga sangat terjaga dan bersih ya, bu Prih.
Jadi bisa ikutan jalan2 melalui foto-fotonya, bu. Terima kasih.
Salam.
rynari said:
Benar sekali Uni, bersih rapi. Masama Uni berkesempatan melintasnya.
Salam hangat
bersapedahan said:
wah keren mba … bisa naik ke bagian atas plengkung Gading.
Tampak atasnya ternyata seperti itu toh …
sepertinya jarang banget orang bisa naik ke atas … atau memang selalu diperbolehkan untuk naik ke atas .. anyway … kesempatan langka bagi wisatawan untuk bisa naik ke atas
salam
rynari said:
Kurang tahu Kang, saya juga hanya melihat dari bawah ke arah tangga atas. Kemudian mendapat isyarat dari warga sekitar. Menggunakan kepercayaan beliau dengan takzim. Sangat sebentar dan berhati-hati mengingat kaidah kepurbakalaan. Salam
L J said:
Nah kaannn.. 😁 terimakasih oma sudah berbagi hasil kepo di plengkung gading yang romantis.
rynari said:
Ibram cerdik…Oma digelitik….plengkung gading langsung diklik…hik..hik..