Sumarah……
Suka sekali dengan kosakata sumarah. Bahkan saat melekat pada nama seseorang pun menguarkan aura damai teduh nan tenang. Juga akrab dengan lirik kidung pujian dengan petikan sumarah.
Saat melongok di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendapati bahwa sumarah/su-ma-rah, berasal dari bahasa daerah Jawa. Bermakna: menyerah kepada keadaan; pasrah. Eits inu bukan berarti menyerah tanpa daya, pasrah bongkokan nan pasif.
Namun menerima keadaan atau kondisi dengan segala tawakal dan ketabahan hati. Terasa ada penyerahan diri kepada kuasa Sang Penyelenggara Kehidupan.
Telaah lain, mendekati kata sumarah yang berasal dari kata srah (serah) dalam bahasa Jawa yang berarti pasrah/menyerah. Mendapat sisipan um yang mengandung makna melebihkan. Bentukan kata sumarah artinya adalah sangat pasrah atau berserah diri secara total.
Sumarah bukan hasil yang instan, hasil dari proses yang intens. Lalu apakah berkorelasi dengan waktu ataupun usia? Tidak selalu. Ada kalanya usia boleh unggul, rasa sumarah tertinggal di perjalanan. Begitupun dapat dijumpai orang muda dengan rasa sumarah yang meruah.
Hati sumarah lahir saat pribadi melepaskan ego keunggulannya. Menempatkan diri pada kerangka kehendak Sang Penata diri. Sangat pasrah atau berserah diri pada kemurahanNya.
Ooh, lalu pasrah dan setop berupaya begitu kah? Ada kalanya dengan benar-benar berdiam diri. I am still and wait here in the silence…. duduk berdiam diri. Until you come and sit awhile with me…. hingga berdampingan merasakan hadirNya. Yuup, penggalan lirik dari You raise me up lantunan Josh Groban.
Bisa juga dengan aktif sistematik berupaya. Namun menjadi sangat berbeda rasa. Menempatkan segala upaya bukan lagi sebagai unjuk laga kuat daya. Namun meletakkannya di kakiNya. Wujud syukur selaku titah yang berakal budi.
Orang Barat menyebutnya Faith in God. Percaya dan lebih dari itu mempercayakan diri. Trust, penggerak kepasrahan diri. Bangsa Ibrani menggunakan kata Amanya sebagai ungkapan Faith in God juga memiliki arti lain artist of God. Yup lidah Jawa saya memahami amanya sebagai padanan sumarah.
Bersyukur berkesempatan belajar dari pasangan muda yang memiliki karakter laksana surya dan tara. Cerminan Tarasurya. Matahari dan rembulan, memadukan energi dan kelembutan keteduhan. Tara juga bermakna lintang. Menyerap inspirasi alam pengakuan keagungan ciptaan. Menerapkan sumarah dalam laku.
Keberserahan yang meramu dan mendamba dalam doa sifat yang setia, welas asih, dan penyayang. Meleburkan kreatifitas dan bakat dalam pengakuan itu bagian dari rahmat. Ada kosakata cekli dan mentes dalam bahasa Sanskerta yaitu Rachita.
Aneka bahasa untuk mengekspresikan rasa sumarah yang lahir dari welas asih hakiki. Pasrah…sumarah….
Baru tahu artinya saya. Padahal Kakek (bapaknya ibu) penghayat ‘Sumarah’. Dulu di S3 ada komunitasnya (entah sekarang). Rata-rata orangnya tenang, rendah hati, sangat menjaga ucapan, melakukan apa yang diucapkan.. ‘kualitas pribadi’ yang rasanya semakin sulit saya temui dalam keseharian sekarang ini.
Dekat dengan ‘sumeleh’ ya. Barusan cek KBBI, benar ada ternyata. Dua-duanya, malah. Tetapi mungkin ya gitu ya Bu Prih, nilai filosofis sebuah kata sering tak terekam secara leksikal. Harus digali dari kearifan lokal. (Salah satu alasan kenapa saya masih ngeblog, ya karena bisa bertemu dengan orang-orang seperti Bu Prih, dari seluruh dunia) 🍸
Nampaknya masih ada Mas Kuka. Paguyuban penghayat “Sumarah” dengan aneka variasi. Biasanya dicaruk sebagai penganut “Kejawen”. Benar sekali terasa keteduhan beliau2.
Estu Mas Kuka. sumeleh, enak didengar, melakukannya huwaduh masih suka ngeyel, berontak hehe
Idem, bersyukur melalui ngeblog diperjumpakan dengan Mas Kuka dan para dulur lain, menimba pembelajaran hidup.
Salam sehat ya Dhimas, Nuwun
Sumarah …. keren ya …. saya belum pernah mendengar kosa kata ini … apalagi dipakai jadi nama orang. Filosophinya dalam banget ya …
Hanupis Kang, singgah di kebun usai bersapedahan…. Salam sehat
datang ksini di pagi ini, pas bener “sumara” and i have to be sumara setelah smuanya di laksanakan ya bu prih…
dan saya baru tau artinya sumara di sini, matur suwun, dapat kosa kata baru yg punya makna dalam…
stay safe dan jaga kesehatan ibu pri.. 🙂
Peluuk Jeng Wiend. Terima kasih kunjungannya ya peri hutan. Yuup bersama belajar berproses sumarah. Salam hangat
Pertama kali mendengar kata sumarah, saat membaca Sri Sumarah karya Umar Kayam.. Sri, digambarkan memang sumarah banget, jadinya emak paham sumarah itu ya seperti itu.
Di minangkabau, gelar untuk lelaki selain datuk menggunakan kata marah, contoh, Marah Sutan, Marah Roesli.. berarti kata marah punya makna berbeda selain hanya ‘marah’ .
Salam sehat, oma 💚
Terpikat dengan Sri Sumarah karya Umar Khayam. Nah aneka pesan dari “marah”
Salam hangat Bundo
Mbak Prih, waktu kecil saya punya teman bernama depan Sumarah. Tapi kalau dia menuliskan nama suka disingkat saja S. Baru diikuti nama panggilan sehari-hari. Oh ternyata ini ya arti nama tersebut. Indah 👍
Aloo Uni Evi…. Yuup tersirat pesan damai dari sumarah.
Salam hangat