Cerita Cuntel
Pertengahan April lalu, sahabat kebun mengajak, ke Cuntel yook menengok kegiatan kebaktian padang para teruna kebun. Ayook…
[Cuntel dalam bahasa Jawa dapat diartikan berhenti/stop. Yuup menggambarkan Cuntel daerah teratas di lereng Merbabu dari arah Kopeng, Getasan, Kab. Semarang. Perlu waktu 35 tahun untuk menyambangi kembali daerah ini.
Awal bergabung di kebun, diajak Mister Kebun yang asli dari negara kincir angin bergiat di Cuntel. Beliau melakukan pendampingan petani setempat. Khas daerah lereng gunung yang sejuk dingin dengan andalan tanaman sayuran.
Blusukan di ladang jagung, dengan santai beliau mengupas kelobotnya dan nyam nyam memakannya mentah, manis loh tawar beliau. Wuih belum bisa ngemil jagung mentah, toleransi saya petik tomat di kebun basuh secukupnya atau malah sekedar di lap dengan lengan baju dan gigit. 35 tahun silam saat penggunaan input dari luar masih minimal, tanpa khawatir berlebih tentang residu yang menempel.]
Menanjak dari Kopeng di pinggang Merbabu, menyela hutan pinus, terhampar ladang sayuran petani. Daerah sekitar Cuntel sungguh berdandan, melewati beberapa tempat wisata kekinian. Saya tanya anak-anak definisi wisata kekinian, itu loh ma tempat yang banyak sarana pepotoan dengan latar alam cantik dan unggahable eh instagramable..ooh serasa gagap zaman.
Tujuan kami adalah camping ground pinus Cuntel. Melewati gerbang basecamp pendakian Manggala Merbabu Cuntel, mari belok kiri, jalan beton mendaki. Lokasi yang teduh sejuk di kerimbunan pinus. Memandang ke atas terlihat gagahnya kelerengan Merbabu. Ke arah bawah, olala sepasang gunung Andong dan Telomoyo.
Tersedia ayunan kekinian diantara pepohonan. Tempat kemping datar luas dengan fasilitas kamar mandi, pondok maupun semacam aula terbuka untuk makan dan acara. Beberapa gazebo bambu untuk bersantai. Ngobrol dengan pengelola Pinus Cuntel yang satu grup Pinus Kenteng, apresiasi dengan kiprah beberapa anak muda yang mewadahi minat generasi kini pada kegiatan alam luar. Sigap mengangsurkan brosur aneka kegiatan yang dikelolanya. [sukses menangani kegiatan kami mendampingi taruna kebun berikutnya]
Menelusur sejenak ke daerah pemukiman. Khas perumahan di lereng gunung. Tertata rapi, rumah tidak terlalu tinggi, jarak relatif berdekatan. Seolah menyungkup kehangatan dan secara alam menyediakan ruang lapang untuk berladang.
Sambil pulang, melihat salah satu pojok Cuntel yang banyak ditawarkan. Inilah Cuntel Golden Sunset, tergambarkan jasa apa yang dijual. Karang taruna setempat mengemas sesuai karakter target, harus indah tertangkap jepretan kamera.
Gardu Pandang Kopeng juga Bukit Harapan Cuntel memanggil para penikmat keindahan alam. Melengkapi sisi gembira dengan makin terbukanya wilayah Cuntel yang tak lagi sepi, menitip harap setiap pengunjung juga memelihara ketertiban berlalu lintas di desa. Menjaga kesantunan dan kasih sayang terhadap alam yang menyuguhkan keelokan. Inilah secuil cerita Cuntel.
Baru tahu tembung yang satu ini, nama daerahnya juga. Tapi agak bingung dengan gambar “Cuntel Golden Sunset”. Jadi gunungnya ada di sebelah barat begitukah? Gunung apa ya?
Hehe si Cuntel…
Sepasang gunung Andong dan Telomoyo mas KuKa. Sekarang lereng gunung pada bersolek untuk menarik pengunjung. Nuwun
namanya unik kak “Cuntel” tapi pemandangannya bagus sekali ya kak
yuup Win, memandang dari ketinggian. Salam
Namanya Cuntel ya, hmm… antik dan menarik. Tentunya seger dan dingin. Betapa nikmat dan bahagianya kemari. Jadi, dari Kopeng naik ya, Mbak…
Inggih Pak AMA, naik mendaki lereng Merbabu. Udara segar dengan pemandangan elok. Mangga tindak Cuntel. Salam
Aku juga rasanya seneng kalo udah ada di wilayah dataran tinggi. Ya, apalagi kalo bukan soal udaranya yang sejuk.
Udara sejuk membuat pikiran jadi santai ya Yos. Terima kasih sudah singgah di rynari
Sama-sama Bu Prih, jarang-jarang mampir di blognya Ibu.
Wah ini karang tarunanya kreatif sehingga membuatnya jadi tukuan wisata. Salut banget
Setiap daerah bisa digarap jadi wisata asal digarap dan akses jalan bagus ditopang promosi. Trim sudah mampir.
dekat banget ya bu de darirumah ke Cuntel,
membayangkan aneka sayuran segar organik hasil produksi dari dataran tinggi, kepengen ikutan makan jagung seperto mister kebun
Kurang dari se jam mbak. Lah daerah tanpa hambatan macet hehe
Hiho Mister kebun punya pengagum nyamil jagung.
Salam hangat
daerah tinggi udaranya segar .. hijau hijau .. pemandangannya pasti keren,
kebayang kalau pagi pagi menikmati sunset disini … top
salam
Muhun …. udara segar dg aroma gunung dan matahari. Salam hangat
serasa di puncak lawang nih, oma.. menginap di pemukiman dataran tinggi ditemani gorengan anget pagi siang malam.. 😁
Puncak Lawang…keelokan ranah Minang yg menanti hehe…