Pesona secangkir sari hamparan
Cuaca mendung di sore hari, sambil melepas penat setelah seharian bekerja, mengiringi canda dengan anggota keluarga, paling nikmat ditemani secangkir minuman hangat. Apakah minuman hangat kesukaan keluarga Anda?
Yuup secangkir teh hangat menyalurkan kesegaran bagi tubuh kita. Berbagai variasi penyajian teh, mulai dari teh nasgithel, panas legi tur kenthel; teh poci yang diseduh dalam poci tembikar dinikmati dengan gula batu hingga teh praktis tinggal seduh dalam kantung (teh celup). Sambil menikmati kesegaran secangkir teh, biarkan angan melayang ke hamparan kebun teh yang luas, celoteh riang para pemetik teh, semilir angin di pegunungan, mensyukuri tangan-tangan yang menyajikan kesegarannya.
Pilihan lain adalah secangkir jahe hangat, kesukaan keluarga kami adalah jahe bakar yang dikeprak kemudian dimasak dengan tambahan gula merah, batang sereh, kayu manis serta sedikit cengkeh, setelah mendidih dibiarkan dalam api kecil tuk mengeluarkan sari minyak atsirinya. Wow segar sekali, meriang tergeser oleh kehangatan secangkir jahe hangat yang berasal dari hamparan kebun jahe di kebun petani.
Nikmatnya secangkir cokelat panas tiada tara, hampir semua kita penggemar cokelat nan legit. Kesempatan kita mendampingi buah hati terkasih menjelaskan bahwa tanah air kita merupakan produsen biji kakao unggul dan menstimulirnya dengan perlunya kepakaran mengolahnya sehingga kita tidak menjadi pengekspor biji kakao saja dan jadi pengimpor produk olahannya. Berharap suatu waktu bertebaran produk cokelat olahan karya anak bangsa.
Keharuman secangkir kopi sungguh nikmat. Kopi berkualitas diolah dari biji kopi sehat yang dihasilkan dari perkebunan kopi yang dikelola secara baik. Menikmati agrowisata di kebun kopi seperti di Kampoeng Kopi Banaran yang berada di Bawen menyuguhkan kegembiraan tersendiri. Melihat dari dekat hamparan kebun kopi, berbagai arena permainan serta mencicipi produknya sungguh mengasyikkan.
Apapun secangkir minuman hangat yang tersaji yang berasal dari sari hamparan perkebunan luas, marilah kita nikmati bersama keluarga terkasih.
kopi sehat herbal said:
saya penikmat kopi, tapi bagaimana mengatur variasi yang unik nuansa tradisional ya ?
___
Saya baru pencicip belum peramu rasa… Terima kasih
Ping-balik: Menginap di Kebun Kopi | RyNaRi
giewahyudi said:
Saya paling suka sama Wedang Jahe.. *ndeso! 🙂
enak dan berkhasiat kan
Abed Saragih said:
Salam kenal 🙂
ditunggu kunjungannya
Salam Persahabatan.
disave.wp.com
tuaffi said:
saya suka Kopinya.. 😀
Trimakasih Tutus, silakan dicoba . . .
Imelda said:
wah aku peminum kopi banget! Beneran pengen coba kopi Banaran nya 😀
Beneran ditunggu di Salatiga lho, postingan Jeng EM tentang kopi Bandung sangat memikat. Salam
Mabruri Sirampog said:
aiihh,, pengen nyicipi kopinya, tapi kan saya ga suka sama kopi yah. Kalau teh ini saya suka, teh tawar hangat apalagi, dinikmati dikala pagi atau senja, ditemani singkong goreng,, hmmm… 😀
Cocok sekali teh tawar hangat menunjang gurihnya singkong goreng, apalagi singkong sirampog ya . ., salam
Evi said:
Sepertinya, untuk minuman penghangat tubuh, kita satu selera deh Mbak. Aku suka teh hijau, kopi, jahe hangat maupun coklat. Yang paling sering aku gunakan teh jahe, soalnya ngebujukin lutut yg suka sakit agar tak terlalu cepat rusaknya. Sementara kalau kopi, teman pas untuk ngilangin bete..Salam kenal ya Mbakyu 🙂
Teh hijau mendampingi mengurangi penimbunan lemak, jahe dengan gula aren pastinya sedaap. Terimakasih Jeng, salam gula aren.
aspadani said:
enak banget nampaknya gan…..
#ngiler
monda said:
kampung kopi Banaran itu yang sering diulas di TV bukan ya mbak?
ada rumah kuno yang dijadikan penginapan?
pengen banget …deh..
itu letaknya nggak jauh dari Ambarawa ya mbak?
Ini yang di Bawen ke arah Salatiga, sedangkan yang ada rumah kuno sekalian juga pabrik kopi Banaran ada di Kec Jambu, setelah Ambarawa arah ke Magelang. Salatiga banyak memiliki bangunan kuno, kami tunggu ya, Salam.