Bagaikan Nènèr Warna-warni di Pantai Bandengan
Seusai menikmati Kura-kura Ocean Park di Pantai Kartini kami keluar dari Pusat Kota Jepara mengambil arah Jepara-Bangsri dan berbelok kiri dari Gapura Pantai Bandengan. Sepanjang perjalanan ke arah pantai bertebaran penginapan yang menjual panorama teluk berpasir putih di pantai Utara Jepara ini.
Memasuki kawasan parkir sekitar pk 2.30an pm melesetlah dugaan bahwa hanya sedikit pengunjung yang berani berpanas gosong pada siang terik, kendaraan beroda 4 maupun 2 memadati areal parkir. “Selamat menikmati wisata Pantai Bandengan, kami berharap peserta sudah berkumpul kembali pada pk 5 pm” demikian pengantar pemandu wisata. Kami peserta wisata secara acak langsung terbagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok bersiap berbasah ria, kelompok minat berbelanja aneka produk yang dijajakan di gerai-gerai pantai dan kelompok berjalan saja sambil menikmati yang terlihat.
Semakin ke pasir pantai kepadatan pengunjung semakin meningkat dan tampaklah pemandangan “Bagaikan Nènèr Warna-warni” di teluk Pantai Bandengan. Nènèr merujuk pada sebutan anak ikan yang baru saja menetas, pada budidaya ikan bandeng, benih bandeng yang berukuran lembut disebut nènèr. Aneka ukuran dan warna-warni yang tampak kecil di hamparan teluk Pantai Bandengan yang berpantai pasir putih ini. Pengandaian bagaikan nènèr berangkat dari kesadaran dan penempatan diri bahwa kita dan bandeng berada dan menjadi bagian dari ekosistem alam, pengingat diri agar tidak bertindak gegabah merusak ekosistem bandeng maupun ajakan ikut memelihara pantai Bandengan.
Warna-warni tidak hanya tampak di perairan namun juga di hamparan pasir putih pantai….
Saat berwisata ke Pantai Sawal atau Indrayanti di pesisir Selatan Gunung Kidul, untuk menghindari kebisingan dan menikmati penuhnya teluk pantai, kami dapat mendaki punthuk kecil dan mengamati pantai dari atas, namun di sini kami tidak menemukannya. Sementara dari pengeras suara terpancar ajakan mari berkunjung ke Pulau Panjang ini adalah perahu terakhir ….. Sambil berpandangan kami berenam langsung bersepakat yes… Pk 2.55 pm kamipun merapat ke arah darmaga penyeberangan. (Berharap kenangan Pulau Panjang dapat disajikan dalam postingan terpisah)….Merapat kembali setelah penyeberangan ke Pulau Panjang menjelang pk 4.30an pm pemandangan “Bagaikan Nènèr Warna-warni” di teluk Pantai Bandengan belum berkurang kepadatannya.
Saatnya membilas wajah dari sapuan air laut, syukurlah tempat bilas yang kami tuju cukup bersih dengan harapan begitu pula pada tempat bilas lain yang banyak tersebar. Melangkah pelan melewati aneka kios tanpa hasrat berbelanja, kamipun kembali ke bus 10 menit menjelang kesepakatan berkumpul. Kenangan yang melekat tentang Pantai Bandengan yang kami bawa pulang dari kunjungan kali ini adalah Bagaikan Nènèr Warna-warni di Pantai Bandengan…….
Meriah sekali Pantai Bandengan ini, mbaaaak…betul mbak Prih bilang, bagai nener warna-warni…
Aha, saya termasuk orang yang takut dengan gosongnya pantai, mbak…tapi kalau gosongnya di pegunungan, saya pasti jalani dengan senang hati…hehe
___
Gosong pantai serta kliyengan akibat dehidrasi menyebabkan kami emak2 lebih memilih berteduh, untuk ibu2 muda tetap aja berpanas ria mendampingi buah hati bermain pasir dan air. Sama Jeng Irma, saya juga penikmat dan pemuja gunung. Salam
Ping-balik: Mengintip Eksotisme Pulau Panjang | RyNaRi