Antara Beong dan Manyung
Salah satu bonus dari perjalanan adalah mencicip masakan lokal suatu daerah. Rehat sejenak di kedai daerah Sosok di perjalanan Pontianak-Sanggau, terbelalak dengan potongan ikan berasal dari ikan berukuran panjang besar bermisai. Berdaging tebal putih terendam di kuah santan gurih, hm kayaknya sedap nih. “Kami menyebutnya ikan beong hasil tangkapan dari anak Kapuas” demikian terang pemilik kedai makan. Memperpanjang daftar ingatan dengan kosa kata ikan beong. [Ralat dari komen Uda Alris sebutan ikan bermisai di daerah beliau dengan sebutan ikan baung, jadi teringat penduduk Kapuas juga menyebutnya baung]
Tak dinyana berjumpa lagi dengan ikan beong di rumah makan Mbak Sri di kawasan seputar candi Mendut. Mangut beong menjadi salah satu menu andalan dan nampaknya menu ini jamak dijumpai di sekitar wilayah Borobudur dan menjadi salah satu ikon kuliner Magelang. Menyantapnya saat hujan usai kunjungan ke Sendangsono, paduan lapar dan dingin menambah kelezatan si mangut beong dari Kali Progo ini. Untuk menyiasati penurunan populasi alami si beong yang bernama Mystus nemurus ini kini dibudidayakan di kolam, nah semakin merambah sektor budidaya ikan darat. [hakekat manusia sebagai penikmat dan penyelamat bumi dijalankan secara seimbang]
Melintas di kota Juwana saat makan malam, kami bertanya apa menu khas? Jangan lewatkan kepala manyung demikian promosi sang empunya. Sepiring ikan manyung asap masak pedas dengan bumbu cabai hijau, jahe, daun jeruk dan sereh terhidang bersama nasi hangat. Wujud nyata si ikan manyung kami temui saat di TPI Banyutowo, Dukuhseti, Pati. Daging diawetkan dan diperdagangkan sebagai ikan asin jambal roti . Manyung mewakili sejumlah species dari famili Ariidae dengan ciri khas bangsa ikan berkumis.
Yuup mencicip beong dan manyung di perjalanan…. Ikan dan masakan ikan seperti apakah kesukaan sahabat.
jadi kangen kampung ku nich bu. di pekanbaru lumayan gampang dapeting ikan Baung ini.
Pekanbaru salah satu yang belum kami kunjungi. menikmati dari postingan Lina dulu ah… Kekayaan alam Pekanbaru luar biasa ya, termasuk biota perairannya.
sayangnya aku kurang suka dengan ikan-ikanan padahal mungkin rasanya enak plus bergizi heheh
Tidak mengapa, setiap kita memiliki kesukaan khas pada jenis makanan, bahkan ada yg nemiliki alergi kpd jenis ikan tertentu.
aku udang-udangan pun juga bikin alergi dan kapok hehehe
Wah kalau macam-macam ikan saya tidak banyak tahu karena alm. mama tak suka ikan. Ingat dulu kalau kali Sari atau Bengawan banjir banyak yang menawarkan ikan dipikul besar-besar panjangnya sampai ada yg 1 m.
Itu gulai ikan dengan kuah kuning kelihatannya uenak dan segar sekali jadi ngiler 🙂
Sebagai anak G. Lawu, masa kecil kita paling banter ketemu ikan air tawar ya. Kenangan suka nyeser ikan saat air surut atau dapat limpahan ikan saat kolam tetangga banjir. hehe mari dinikmati saja gambar kuah kuningnya. Salam
Dah lama gak mampir ke sini…
saya baru denger ikan beong… kayaknya enak nih….
Terima kasih Ryan, silakan dicicip, nyam nyam..