Tag

, , , , ,

[PTB]

Istana Musim Panas Beijing-Situs Warisan Dunia UNESCO

Istana Musim Panas berlatar depan Danau KunMing

Daya tampung dalam memori kita sangatlah terbatas. Bersamaan dengan terlampauinya peristiwa, sekian banyak hal terlupa. Beruntung ya, lah kalau semua hal menumpuk dalam memori, malah nggak muat dan tidak dapat diisi hal yang lebih baru.

Nah, sempat ditanya apa sih yang istimewa di Istana musim panas Beijing yang mendapat pengakuan Warisan Budaya Dunia versi UNESCO (World Heritage)? Jawaban paling mudah adalah mari di lacak aneka catatan melalui internet.

Teringat untuk sekedar menuliskan dari sejumput ingatan kunjungan luama April 2014. Aha baru seminggu yang lalu eh maksudnya 7 tahun silam. Pantesan sudah lupa.

Istana Musim Panas atau Yihe Yuan alias Summer Palace, berada 15 km dari pusat Kota Beijing, tidak terlalu jauh kan. Dibangun pada zaman zaman Dinasti Jin. Sempat porak poranda karena perang besar dan ditata ulang dengan karya arsitektur kebun klasik Tiongkok.

Penamaanpun sangat dinamis mengikuti arahan penguasa hingga akhirnya bersebutan Yihe Yuan. Menjadi tempat tinggal ibu suri. Elok dan sejuk. Keberadaan danau yang menjaga stabilitas suhu lingkungan.

Pada tahun 1998 mendapat penetapan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO (World Heritage). Paduan kekayaan alam seperti bukit dan perairan dengan karya budaya bangunan buatan manusia seperti paviliun,balai, kuil, istana dan jembatan.

Nah kunjungan saat musim semi, saatnya bunga tanaman Willow menguarkan serbuk halusnya. Karena gebres bersin oleh serbuk halusnya bergegas mengenakan masker. Sediaan di tas untuk mereduksi alergen.

Jarak dari parkiran bus ke gerbang masuk areal lumayan jauh. Rasanya di semua situs warisan dunia ada tatanan jarak dari areal parkir. Menghindari polusi udara, bising juga getaran kendaraan. Bahkan di beberapa situs warisan dunia (Menara miring Pisa, Hoi An) tersedia shuttle dari parkiran umun ke titik tipian area situs.

Meski berjalan kaki lumayan jauh, pengunjung dapat menikmati aneka model penataan taman. Bangunan dengan arsitektura megah khas budaya setempat. Saya harus sedikit tutup mata untuk tengak-tengok flora menarik, agar tidak tertinggal kawanan. Kan berabe kalau lepas dari rombongan, mana tidak bisa bahasa lokal hehe..

Aha harapan melambung jauh, dikira paket wisata kunjungan ini mencakup ke Istana. Ternyata tidak. Hanya mendapat penjelasan dari pemandu lokal, itu Istana yang menjulang di perbukitan. Bukit umur panjang (longevity hill) dengan aneka bangunan berasitektura agung.

Gerbang masuk berada pada posisi Selatan dari Istana atau arah Tenggara dari danau KunMing. Nah pengunjung dapat menuju ke Istana ke arah kanan dari gerbang masuk. Menurut beberapa bacaan lumayan menanjak dengan keuntungan menikmati panorama bentang alam dari ketinggian.

Danau KunMing Beijing

Atau menyusuri tepian danaunya. Wisatawan yang berkunjung menumpang perahu naga menyeberangi danau. Melawan arus masuk dari pintu keluar istana.

Ya wis lah kami pasukan kebun penyuka wisata santai, memilih ke arah kiri dari gerbang masuk kawasan. Menyisir sebagian sisi danau KunMing yang sangat luas. Tepian danau cukup teduh oleh barisan tanaman. Total luas area lebih dari 300 hektar.

Jembatan 17th arch Danau KunMing

Mari ikuti arus pengunjung yang menyeberangi danau melewati Jembatan seventeenth arch bridge. Lengkung jembatan yang apik dengan panjang 150m dan lebar 8m.  Perahu wisata melintas di bawah jembatan melalui terowongan artistik.

Jembatan 17th arch menuju pulau mungil di tengah Danau kunMing

Petugas kebersihan tersebar di sepanjang jembatan segera menyapu sampah yang terjatuh. Ada saja pengunjung yang tega atau terlupa membuang sampah. Padahal tong sampah juga tersebar di banyak titik.

Pulau Nanhu dan mitos penyertanya

Terdapat pulau mungil di tengah Danau KunMing, pulau Nanhu. Konon tempat bermukim dewa naga yang merupakan dewa pelindung bagi masyarakat. Menata tinggi muka air sehingga tidak banjir ataupun penurunan muka air yang berlebihan.

Pengunjung Pulau Nanhu Danau KunMing

Saatnya kembali dari Pulau Nanhu, melintas balik di Jembatan 17. Menyusur kembali tepian danau KunMing. Sesekali menengok ke jajaran kios penjaja aneka penganan. Ada semacam wafel dengan model cantik, aneka tampilan sosis bakar. Jajaran susu fermentasi serta penganan hewani dengan tampilan sedikit membuat bergidik.

Titik kumpul dekat jembatan 17th

Begitupun yang menyukai ngopi cantik di tepian danau. Apalagi kalau memilih kursi di balkon atas. Pemandangan lepas menatap Istana di bukit, menghirup aroma kesegaran danau. [Apalagi sekarang dengan tren ngopi di arena terbuka ya]

Bentang KunMing

Oh ya, danau KunMing ini ternyata danau buatan loh. Terbayang kan pekerjaan raksasa saat pembangunannya, apalagi pada zamannya. Pengaturan resapan air penata kelembaban iklim mikro makro di pinggiran ibukota. Pandangan ekologis yang sangat maju dizamannya dan dieksekusi dengan apik.

Jajanan dan pedolan Danau KunMing Istana Musim Panas

Terdapat peringatan dilarang berenang di danau KunMing. Juga bermain seluncuran di permukaan danau yang membeku di saat musim dingin. Eh belum sempat mengulik pendayagunaan danau sebagai habitat ikan.

Menautkan selintas persinggahan di Istana Musim Panas, tepatnya sih di tepian Danau KunMing. Menatap kemegahan Istana Musim Panas. Kawasan Situs Warisan Dunia UNESCO.