Menularkan Urban Farming
Tularno
Hampir sebulan yang lalu saya menghadiri pertemuan di rumah keluarga Tularno. Keluarga yang ramah berumah nyaman dengan pekarangan yang asri. Ibu Tularno menjelaskan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dicanangkan melalui kader PKK di RT beliau. Tanaman tomat cheri, terong, cabai, kacang panjang, mentimun tumbuh subur dalam pot maupun polybag yang disusun rapi di rak dengan mempergunakan materi setempat. Selain dikonsumsi beliau juga belajar membuat benih sendiri diantaranya nampak terong yang mulai menguning.
Wajah cerianya semakin berbinar saat bercerita keasyikan beliau bercocok tanam. Senyum geli gemas saat bertutur sebagian polybag cabe berbuah lebat tetiba berganti polybag bertanaman kurus karena ada yang menukar. Nenek bercucu pemuda/pemudi diantaranya sudah lulus kuliah itupun merasakan khasiat berkebun sebagai sarana hiburan dan olah raga. Menyandang nama Tularno (perintah menularkan) dengan riang beliau menularkan pengalamannya berkebun, tak lelah bertanya bagaimana meningkatkan kesehatan tanamannya. Selamat menularkan hobi berkebun kepada adiyuswa dan keluarga yang lain ya keluarga Tularno…….
Urban Farming
Beberapa hari yang lalu seorang sahabat, Ibu Nugraheni Widyawati penulis buku Aren kembali membagikan buku terbitan barunya bertajuk Urban Farming. Beliau menularkan ‘virus’ suka menulis berbagi pengetahuan, pengalaman melalui buku karyanya.
Menyadari bahwa alam perkotaan (urban) berbeda dengan wilayah pertanian pedesaan (rural) begitupun perilaku pelakunya, sangat dibutuhkan gaya bertani yang khas mewadahi pola kota ini. Tak ada alasan tiada kebun pagarpun jadi, takut kotor, bertanipun bisa tetap menampilkan tanaman cantik dan modis penuh gizi.
Urban Farming, gaya bertani spesifik kota yang berperan penting untuk mengurangi pengangguran, menyediakan pangan yang segar dan sehat, memperbaiki kualitas udara perkotaan, menyediakan ruang terbuka hijau dengan banyak fungsi, pemanfaatan sumber daya alam perkotaan, pemanfaatan limbah organik perkotaan dan pemanfaatan lahan terbengkalai…..[Buku Urban Farming]
Mengulas urban farming melalui: Konsep dan pentingnya pengembangan urban farming; urban farming dalam design; aplikasi dan komplemen urban farming di beberapa Negara dan Indonesia; daya dukung dan peluang bisnis dalam urban farming; kendala, tantangan dan kebutuhan untuk pengembangan urban farming.
Buku tersebut dikemas dalam bahasa yang renyah enak dibaca, tampilan memikat penuh foto berwarna sehingga memudahkan pembaca mengikuti contoh penanaman sayuran dalam aneka wadah dan tananan, menikmati 246 halaman inspiratif tanpa merasa jemu. Tampil mewah dengan kertas foto glossy besutan Lily publisher, imprint dari Penerbit Andi. Buku ini tersedia di toko buku besar di setiap kota.
Belajar dari Bu Tularno dan Bu Nugraheni mari menikmati demam virus bertanam yang beliau tularkan …..
krismariana said:
Tadinya saya pikir, nama Tularno itu hanya sekadar julukan. Ternyata nama asli, ya. Hehe. Tapi memang urban farming ini perlu ditularkan. 🙂
___
Apa khabar Jeng? nama asli beliau dan gerakan urban farming lumayan menyerap polutan dan menambah kesegaran kota
harumhutan said:
keluarga tularno smoga bisa menular ke smua insan ya bu **lah sayah ini masih belum juga bergerak menanam …:(
___
Sstt kita bagian icip panen yook Jeng….
Mechta said:
Jempol buat Ibu Tularno…. Semoga semakin menular semangat berkebun di pekarangan ini.. 🙂
___
Mtnuwun Jeng, Bu Tularno menyimak pemberdayaan senada dengan yang Jeng Mechta lakukan di Kota Batik.
bundadontworry said:
selalu saja ada rasa iri ketika melihat seseorang ( keluarga Tularno )berhasil menyuburkan pepohonan, entah di pekarangan ataupun di ladang, hiks …. 😦
setiap kali , tanganku selalu membuat sebuah pohon harus mengakhiri hidupnya
banyak teman dan kerabat yang mengatakan tanganku “panas” Ry 😦
Kini, aku cukup puas dan bersyukur masih bisa memandangi hasil karya indah Tuhan yang dirawat oleh insan yang memang dikaruniai keistimewaan… 🙂
Terimakasih Ry , telah membolehkanku puas memandangi hasil karya indah ini disini 🙂
salam
___
Inilah salah satu sisi mengagumkan dari diri Bunda
Penerimaan diri….biar aja Bunda yang menanam sahabat lain
Bunda penanam kebajikan, semangat melalui ladang blog Bunda
Membuat kami para pembelajar tak bosan-bosannya berkunjung mereguk ilmu dari blog dan pribadi Bunda Ly
Salam hangat
Allisa Yustica Krones said:
Di rumahku cuma ada jahe, kunyit, sama kemangi aja bu…pernah nyoba nanam bayam tapi gak berhasil..huhuhu…kayaknya perlu beli buku ini kali ya biar ngerti cara bertani di rumah gimana
___
jahe, kunyit, sama kemangi…sudah sangat lumayan goreng ikan plus lalapan maknyus
Mari dirunut di toko buku…
chris13jkt said:
Setuju Bu, selain bisa ikut sedikit membantu membersihkan udara, bercocok tanam ternyata juga menyenangkan 🙂
___
Nah menyenangkan itu yang jadi obat kegembiraan ya Pak. Salam
Evi ARENGA said:
Rumah yang dikelilingi halam penuh tanaman sayur itu tentunya amat menyenangkan ya Mbak Prih. Sejuk sekaligus menyehatkan keluarga 🙂
___
Sepakat Uni Evi, keringat mengucur, badan sehat, kantong hemat…..
monda said:
aduuhh bu Tularno kok ya ada yg tega nukar pot tomat…, pasti karena tanamannya gemuk sehat berbuah lebat ya….
aku nggak berhasil menggemukkan tomat mbak, buahnya kurus
_____
Itulah mBak, untungnya beliau legawa saja…
Kenapa ya mbak apakah medianya…campuran tanah dan pupuk kandang biar gembur…atau jenisnya buah langsing atau malah mini seperti chery…
Ni Made Sri Andani said:
aduuh..bagusnya.Jadi pengen ikut berkebun sayur di rumah..
___
Wah kebun Jeng Dani, selalu rimbun penuh tanaman hias tinggal disisip sayur