Desa Wisata Kasongan Tidak Hanya Unggul Kerajinan Grabah Loh
Tetiba ingin melongok data stat blog rynari, lumayan terkejut loh…. Jumat 10 April 2020 pk 12.52. Terlihat 86 views dari 42 visitors. Ooh blog sepi tambahan artikel ini masih mendatangkan pengunjung. Meski tanpa monetasi apapun, rasanya sungkan tetamu datang tanpa suguhan menu baru.
Baiklah ini memajang kunjungan kami ke Yogya sowan Ibu bersama Mas Mbak Tengah Desember 2019 lalu. Terbiasa melewati jalur desa wisata Kasongan, sambil mengenalkan Mbak Tengah yang asli Siantar. Tanpa niatan berhenti karena terbayang kerajinan gerabah bukan minat utama mereka.
Eh tetiba mbak tengah mengajak singgah sejenak. Loh apa to ndhuk yang memikatmu. Kerajinan bambu cemani dan sea grass yang memajang dagangan cantik-cantik. Minat awal tertarik pada cermin bulat dibingkai jalinan rumput laut bersuraikan semacam ijuk halus.
Minat berubah….di bagian dalam gerai terpajang aneka produk mulai dari wadah aneka ukuran, warna maupun variasi bentuk. Rata-rata dijual dalam 1 set 3 ukuran besar, sedang dan kecil. Fungsional sekaligus estetik.
Melihat kursi bulat dari pintalan sea grass, aneka warna dan ukuran, naksirlah.. Dipadu dengan semacam karpet bulat. Tenang, nggak harus dibawa sendirilah. Toko bersedia mengirim ke alamat dengan mengemas aman terhadap goncangan.
Layanan tidak hanya masalah hantar. Pembayaranpun juga tidak harus cash. Pedagang di desa wisata bertransformasi dari pedagang konvensional menjadi ramah perbankan. Bahkan menyediakan layanan penjualan daring.
Tertarik dengan kerajinan bambu cendani walau tidak membeli. Kami diizinkan ke ruang belakang. Ruang penerimaan bahan dasar yang didatangkan dari Jawa Barat. Bambu ini akan dipotong sesuai dengan ukuran diameternya dari lumayan besar, medium hingga yang sangat langsing. Bahkan bagian pucuknya juga dimanfaatkan.
Ukuran yang non standar digunakan untuk kayu bakar. Loh..? Ternyata untuk meningkatkan keawetan, agar bambu tidak mudah dimakan oleh ngengat bubuk, bambu ini dimasak terlebih dahulu. Terlihat drum besar mendatar digunakan sebagai wadah perebusan plus pewarnaan.
Selain pewarnaan, beberapa konsumen memilih warna asli bambu dengan finishing pernis. Dirakit menjadi aneka produk hiasan baik tunggal maupun dipadu bunga plastik.
Nah kan, Desa wisata Kasongan tidak hanya unggul dengan grabah. Baik produk maupun workshop datang berwisata sambil berlatih membuat produk sendiri. Kasongan juga kreatif meracik bahan lain semisal rumput laut, sea grass maupun bambu cendani yang berukuran langsing.
Majulah UMKM Indonesia. Berminat singgah di Kasongan, Bantul, DIY ayook…
Belum pernah ke Kasongan bu. Belakangan karena nga ngetrip lagi semua kota rasanya pernah tau tapi ternyata halu, hehehehe..
Apa khabar Lina. Sementara gak ngetrip dulu, dirumahaja dulu hehe. Yoga selalu ya Lina dan salam sehat
Desa-desa di Bantul DIY sepertinya kian berbenah untuk menggali potensi ekonomi yang mereka punya ya Mba?
Saya dulu pernah ke Desa Dlingo. Di sana hamparan sawahnya dibikin spot wisata yang cukup menarik bagi saya waktu itu.
Dan sekarang, saya baru tau desa Kasongan. Apakah desa ini juga masih dekat sama desa Tembi? Usai pandemi ini, saya berencana mau ke desa Tembi di Bantul.
Salam…
Terima kasih sudah singgah di blog ini. Tidak terlalu jauh dari desa wisata Tembi ke desa wisata Kasongan. Masing menyajikan kekhasannya.
Benar sekali kawasan Bantul makin buka diri tarik pengunjung.
Salam
desa wisata Kasongan sepertinya ada yang membina ya mba prih … pembayarannya bisa cashless dan pemasarannya sudah daring …. jadi yang tertarik beli barang dan tdk punya kesempatan -apalagi seperti saat ini – untuk datang bisa lewat internet saja.
salam sehat
Betul sekali Kang, setiap daerah wisata jadi open access untuk transaksi bisnis. Transformasi dari duit kertas ke duit virtual.
Salam
Oo.. baru tahu saya. Pernah ke Kasongan tahun 2005 waktu cari kendi untuk Ibuk dan cangkir/poci untuk warung. Tapi ya tahunya gerabah tok. Dan masih pakai cash.
Menarik sekali cerminnya Bu Prih—fasilitas jungkatan yang banyak rambutnya. 🙂
Lah generasi mas KuKa masih kenal dengan jungkat? Menjungkat rambut masai jadi rapi kembali.
Inggih, Kasongan bertranaformasi jemput rezki hihi.
Mugi brayat Jakarta, sehat semua nggih. Salam
Kreativitas di Kasongan terus bergerak dan berkembang ya, Mbak.
Mengikuti dinamika zaman nggih Pak AMA. Mtnwn singgahnya
Whaaaa, Kasongan, tiap ke rumah pacar saya pasti lewat sini nih 😀
Mangga sila mampir Kasongan, desa wisata kerajinan grabah dll.
Wahahhaa iyaaaak mbaaa, suda beberapa kali mampir 😀
Kerajinannya cantik- cantik sekali 😍😍
Yup mbak Ai, banyak yang beukuran mungil, ringan dijinjing menggoda pembeli.
Bagus dan cantik kerajinannya.
Btw, mbak Tengah dari Siantar itu siapa Bu?
Aloo Mbak Sondang. Selamat Jumat Agung, yaa. Yup putri ke2 saya asal Siantar, mbak. Salam
Terima kasih Bu.
Salam juga …